Attakhadhū 'Aĥbārahum Wa Ruhbānahum 'Arbābāan Min Dūni Allāhi Wa Al-Masīĥa Abna Maryama Wa Mā 'Umirū 'Illā Liya`budū 'Ilahāan Wāĥidāan Lā 'Ilāha 'Illā Huwa Subĥānahu `Ammā Yushrikūna.
Mereka menjadikan orang-orang alim (Yahudi), dan rahib-rahibnya (Nasrani) sebagai tuhan selain Allah, dan (juga) Al-Masih putra Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada tuhan selain Dia. Mahasuci Dia dari apa yang mereka persekutukan.
Yurīdūna 'An Yuţfi'ū Nūra Allāhi Bi'afwāhihim Wa Ya'baá Allāhu 'Illā 'An Yutimma Nūrahu Wa Law Kariha Al-Kāfirūna.
Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, tetapi Allah menolaknya, malah berkehendak menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir itu tidak menyukai.
Huwa Al-Ladhī 'Arsala Rasūlahu Bil-Hudaá Wa Dīni Al-Ĥaqqi Liyužhirahu `Alaá Ad-Dīni Kullihi Wa Law Kariha Al-Mushrikūna.
Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk (Al-Qur'an) dan agama yang benar untuk diunggulkan atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai.
Yā 'Ayyuhā Al-Ladhīna 'Āmanū 'Inna Kathīrāan Mina Al-'Aĥbāri Wa Ar-Ruhbāni Laya'kulūna 'Amwāla An-Nāsi Bil-Bāţili Wa Yaşuddūna `An Sabīli Allāhi Wa Al-Ladhīna Yaknizūna Adh-Dhahaba Wa Al-Fiđđata Wa Lā Yunfiqūnahā Fī Sabīli Allāhi Fabashshirhum Bi`adhābin 'Alīmin.
Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya banyak dari orang-orang alim dan rahib-rahib mereka benar-benar memakan harta orang dengan jalan yang batil, dan (mereka) menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menginfakkannya di jalan Allah, maka berikanlah kabar gembira kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) azab yang pedih.
Yawma Yuĥmaá `Alayhā Fī Nāri Jahannama Fatukwaá Bihā Jibāhuhum Wa Junūbuhum Wa Žuhūruhum Hādhā Mā Kanaztum Li'nfusikum Fadhūqū Mā Kuntum Taknizūna.
(Ingatlah) pada hari ketika emas dan perak dipanaskan dalam neraka Jahanam, lalu dengan itu disetrika dahi, lambung dan punggung mereka (seraya dikatakan) kepada mereka, “Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah (akibat dari) apa yang kamu simpan itu.”
'Inna `Iddata Ash-Shuhūri `Inda Allāhi Athnā `Ashara Shahrāan Fī Kitābi Allāhi Yawma Khalaqa As-Samāwāti Wa Al-'Arđa Minhā 'Arba`atun Ĥurumun Dhālika Ad-Dīnu Al-Qayyimu Falā Tažlimū Fīhinna 'Anfusakum Wa Qātilū Al-Mushrikīna Kāffatan Kamā Yuqātilūnakum Kāffatan Wa A`lamū 'Anna Allāha Ma`a Al-Muttaqīna.
Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu, dan perangilah kaum musyrikin semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang takwa.
'Innamā An-Nasī'u Ziyādatun Fī Al-Kufri Yuđallu Bihi Al-Ladhīna Kafarū Yuĥillūnahu `Āmāan Wa Yuĥarrimūnahu `Āmāan Liyuwāţi'ū `Iddata Mā Ĥarrama Allāhu Fayuĥillū Mā Ĥarrama Allāhu Zuyyina Lahum Sū'u 'A`mālihim Wa Allāhu Lā Yahdī Al-Qawma Al-Kāfirīna.
Sesungguhnya pengunduran (bulan haram) itu hanya menambah kekafiran. Orang-orang kafir disesatkan dengan (pengunduran) itu, mereka menghalalkannya suatu tahun dan mengharamkannya pada suatu tahun yang lain, agar mereka dapat menyesuaikan dengan bilangan yang diharamkan Allah, sekaligus mereka menghalalkan apa yang diharamkan Allah. (Setan) dijadikan terasa indah bagi mereka perbuatan-perbuatan buruk mereka. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.
Yā 'Ayyuhā Al-Ladhīna 'Āmanū Mā Lakum 'Idhā Qīla Lakum Anfirū Fī Sabīli Allāhi Aththāqaltum 'Ilaá Al-'Arđi 'Arađītum Bil-Ĥayāati Ad-Dunyā Mina Al-'Ākhirati Famā Matā`u Al-Ĥayāati Ad-Dunyā Fī Al-'Ākhirati 'Illā Qalīlun.
Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa apabila dikatakan kepada kamu, “Berangkatlah (untuk berperang) di jalan Allah,” kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kamu lebih menyenangi kehidupan di dunia daripada kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit.
'Illā Tanfirū Yu`adhdhibkum `Adhābāan 'Alīmāan Wa Yastabdil Qawmāan Ghayrakum Wa Lā Tađurrūhu Shay'āan Wa Allāhu `Alaá Kulli Shay'in Qadīrun.
Jika kamu tidak berangkat (untuk berperang), niscaya Allah akan menghukum kamu dengan azab yang pedih dan menggantikan kamu dengan kaum yang lain, dan kamu tidak akan merugikan-Nya sedikit pun. Dan Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.
'Illā Tanşurūhu Faqad Naşarahu Allāhu 'Idh 'Akhrajahu Al-Ladhīna Kafarū Thāniya Athnayni 'Idh Humā Fī Al-Ghāri 'Idh Yaqūlu Lişāĥibihi Lā Taĥzan 'Inna Allāha Ma`anā Fa'anzala Allāhu Sakīnatahu `Alayhi Wa 'Ayyadahu Bijunūdin Lam Tarawhā Wa Ja`ala Kalimata Al-Ladhīna Kafarū As-Suflaá Wa Kalimatu Allāhi Hiya Al-`Ulyā Wa Allāhu `Azīzun Ĥakīmun.
Jika kamu tidak menolongnya (Muhammad), sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir mengusirnya (dari Mekah); sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, ketika itu dia berkata kepada sahabatnya, “Jangan engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.” Maka Allah menurunkan ketenangan kepadanya (Muhammad) dan membantu dengan bala tentara (malaikat-malaikat) yang tidak terlihat olehmu, dan Dia menjadikan seruan orang-orang kafir itu rendah. Dan firman Allah itulah yang tinggi. Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.