وَلَيَالٍ عَشْرٍۙ ( الفجر: ٢ )
Wa Layālin `Ashrin. (al-Fajr 89:2)
Artinya:
demi malam yang sepuluh (QS. [89] Al-Fajr : 2)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Demi malam yang sepuluh, yaitu sepuluh hari pertama bulan Zulhijah. Mereka yang beramal saleh pada hari-hari tersebut akan mendapat pahala yang sangat agung.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Berikutnya Allah bersumpah dengan "malam yang sepuluh". Yang dimaksud adalah sepuluh hari pertama bulan Zulhijah, yang merupakan hari-hari yang sangat dimuliakan beramal pada hari-hari tersebut, sebagaimana diinformasikan hadis berikut:
Tidak ada hari apa pun berbuat baik lebih dicintai Allah padanya daripada hari-hari ini. (Riwayat al-Bukhari dari Ibnu 'Abbas)
Akan tetapi, ada yang berpendapat bahwa yang dimaksud adalah sepuluh hari pertama bulan Muharram, atau sepuluh hari pertama bulan Ramadan, atau sepuluh hari pertama setiap bulan.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Al-Fajr merupakan suatu hal yang telah dimaklumi, yaitu subuh, menurut Ali, Ibnu Abbas, Ikrimah, Mujaliid, dan As-Saddi. Diriwayatkan pula dari Masruq dan Muhammad ibnu Ka'b, bahwa makna yang dimaksud dengan fajr ialah fajar Hari Raya Idul Ad-ha, yaitu sepuluh malam terakhir.
Menurut pendapat yang lain, makna yang dimaksud ialah salat yang dikerjakan di saat fajar (salat fajar), sebagaimana yang dikatakan oleh Ikrimah. Dan menurut pendapat lain, makna yang dimaksud ialah seluruh siang hari; ini menurut suatu riwayat yang bersumber dari Ibnu Abbas.
Mengenai sepuluh malam, makna yang dimaksud ialah tanggal sepuluh bulan Zul Hijjah; sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Abbas, Ibnuz Zubair, Mujahid, dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang dari kalangan ulama Salaf dan ulama Khalaf.
Di dalam kitab Sahih Bukhari telah disebutkan dari Ibnu Abbas secara marfu':
Tiada suatu hari pun yang amal saleh lebih disukai oleh Allah padanya selain dari hari-hari ini. Yakni sepuluh hari pertama dari bulan Zul Hijjah. Mereka (para sahabat) bertanya, "Dan juga lebih utama daripada berjihad di jalan Allah?" Rasulullah Saw. menjawab: Dan juga lebih utama daripada berjihad di jalan Allah, terkecuali seseorang yang keluar dengan membawa hartanya untuk berjihad di jalan Allah, kemudian tidak pulang selain dari namanya saja.
Menurut pendapat yang lain, makna yang dimaksud adalah sepuluh hari pertama dari bulan Muharam, menurut apa yang diriwayatkan oleh Abu Ja'far Ibnu Jarir, tetapi tidak menisbatkannya kepada siapa pun sumber yang mengatakannya.
Abu Kadinah telah meriwayatkan dari Qabus ibnu Abu Zabyan, dari ayahnya, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: dan malam yang sepuluh. (Al-Fajr: 2) Bahwa yang dimaksud adalah sepuluh malam yang pertama dari bulan Ramadan; tetapi pendapat yang benar adalah yang pertama tadi.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Zaid ibnul Habbab, telah menceritakan kepada kami Iyasy ibnu Uqbah, telah menceritakan kepadaku Khair ibnu Na'im, dari Abuz Zubair. dari Jabir. dari Nabi Saw. yang telah bersabda: Sesungguhnya malam yang sepuluh itu adalah malam yang sepuluh bulan Zul Hijjah, dan al-watr (ganjil) adalah hari 'Arafah, sedangkan asy-syaf'u (genap) adalah Hari Raya Kurban.
Imam Nasai meriwayatkannya dari Muhammad ibnu Raff dan Abdah ibnu Abdullah, masing-masing dari keduanya dari Zaid ibnul Habbab dengan sanad yang sama. Ibnu Jarir dan Ibnu Abu Hatim meriwayatkannya melalui Zaid ibnul Habbab dengan sanad yang sama. Semua perawi yang disebutkan dalam sanad ini tidak mempunyai cela; tetapi menurut hemat penulis, predikat marfu' dari matan hadis ini tidak dapat diterima begitu saja; Allah sajalah Yang Maha Mengetahui.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Dan malam yang sepuluh) maksudnya tanggal sepuluh bulan Zulhijah.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Demi sepuluh malam yang paling utama di sisi Allah.