Wa Laqad Ra'āhu Bil-'Ufuqi Al-Mubīni. (at-Takwīr 81:23)
Artinya:
Dan sungguh, dia (Muhammad) telah melihatnya (Jibril) di ufuk yang terang. (QS. [81] At-Takwir : 23)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Ayat ini menegaskan pertemuan antara Jibril dalam wujudnya yang asli dengan Nabi Muhammad sesaat setelah Nabi menerima wahyu pertama di Gua Hira. Kaum musyrik mendustakan hal tersebut. Dan sungguh, dia telah melihatnya, yakni melihat Jibril, di ufuk yang terang, sehingga tidak dapat diragukan bahwa sosok yang datang itu adalah Jibril.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Nabi Muhammad pernah melihat Jibril dalam bentuk yang asli dua kali dalam hidupnya. Pertama, ketika beliau berada di Gua Hira sebelum turunnya Surah al-Muddatstsir, dan kedua, ketika beliau mi'raj ke langit ketujuh. Firman Allah
Dan sungguh, dia (Muhammad) telah melihatnya (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratul Muntaha. (an-Najm/53: 13-14)
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt.:
{وَلَقَدْ رَآهُ بِالأفُقِ الْمُبِينِ}
Dan sesungguhnya Muhammad itu melihat Jibril di ufuk yang terang. (At-Takwir: 23)
Yakni sesungguhnya Nabi Muhammad Saw. benar-benar telah melihat Jibril yang datang kepadanya membawa wahyu dari Allah Swt. dalam rupa aslinya lengkap dengan enam ratus sayapnya.
{بِالأفُقِ الْمُبِينِ}
di ufuk yang terang. (At-Takwir: 23)
Yaitu dengan jelas dan terang. Ini merupakan penglihatan Nabi Saw. kepadanya yang pertama, yaitu saat beliau berada di Lembah Batha. yang hal ini disebutkan oleh firman-Nya:
yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat, Yang mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli, sedangkan dia berada di ufuk yang tinggi. Kemudian dia mendekat, lalu bertambah dekat lagi, maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi). Lalu dia menyampaikan kepada hamba-Nya (Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan. (An-Najm: 5-10)
Sebagaimana yang telah disebutkan keterangannya dalam tafsir surat An-Najm berikut dalil yang menunjukkan bahwa yang dimaksud dengan dia adalah Malaikat Jibril.
Menurut makna lahiriah ayat, surat ini diturunkan sebelum malam Isra, karena di dalamnya tidak disebutkan kecuali hanya penglihatan ini, yaitu penglihatannya yang pertama. Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui. Adapun penglihatan beliau kepada Jibril a.s. pada yang kedua kalinya adalah yang disebutkan di dalam firman-Nya:
Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lalu, (yaitu) di Sidratul Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal, (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratul Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. (An-Najm: 13-16)
Maka hal ini hanya disebutkan di dalam surat An-Najm, dan surat An-Najm telah diturunkan sesudah surat Al-Isra.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Dan sesungguhnya dia telah melihatnya) yakni, Nabi Muhammad saw. telah melihat malaikat Jibril dalam bentuk aslinya (di ufuk yang terang) yang jelas yaitu, di ketinggian ufuk sebelah timur.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Aku bersumpah, bahwa Muhammad telah melihat sendiri Jibril di sebuah ufuk yang menampakkan segala yang mungkin terlihat.