وَفَاكِهَةً وَّاَبًّا ( عبس: ٣١ )
Wa Fākihatan Wa 'Abbāan. (ʿAbasa 80:31)
Artinya:
dan buah-buahan serta rerumputan. (QS. [80] 'Abasa : 31)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Dan dengan air hujan itu pula Kami tumbuhkan pohon penghasil buah-buahan yang beraneka warna serta rerumputan.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Dalam ayat ini dan selanjutnya Allah menyebutkan beberapa macam tumbuh-tumbuhan: pertama, Allah menumbuhkan di bumi biji-bijian seperti gandum, padi, dan lain-lainnya yang menjadi makanan pokok.
Kedua dan ketiga, Allah menumbuhkan pula buah anggur dan bermacam sayuran yang dapat dimakan secara langsung.
Keempat dan kelima, buah zaitun dan pohon kurma.
Keenam, kebun-kebun yang besar, tinggi, dan lebat buahnya. Tidak hanya buahnya yang dapat dimanfaatkan, tetapi pohonnya pun dapat dijadikan bahan bangunan dan alat-alat perumahan.
Ketujuh, bermacam-macam buah-buahan yang lain, seperti buah pir, apel, mangga, dan sebagainya.
Kedelapan, berbagai macam rumput-rumputan.
Air yang turun dari langit dan perannya dalam "menghidupkan tanah yang mati" secara jelas diuraikan pada Surah al-Furqan/25: 48-49. Apa kandungan dari air hujan sehingga dapat digunakan untuk tumbuhnya tumbuhan ada pada Surah Qaf/50: 9.
Sedangkan uraian bagaimana bumi "terbelah", di samping ayat di atas, juga terdapat pada Surah Fussilat/41: 39, sebagaimana pada penggalannya: "Dan di antara ayat-ayat-Nya adalah engkau melihat bumi kering tandus maka apabila telah Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak dan mengembang."
Ayat tersebut menerangkan apa yang akan terjadi pada tanah yang kering apabila butiran hujan jatuh di atasnya. Ayat tersebut juga menjelaskan adanya tiga tahap bagaimana perkembangan tumbuhan sampai dengan menghasilkan buah.
Tingkat-tingkat perkembangan tumbuhan yang dijelaskan oleh ayat di atas adalah demikian:
Pertama: Bergeraknya tanah. Apa yang dimaksud dengan bergeraknya tanah adalah gerakan partikel tanah. Partikel ini terdiri dari lapisan-lapisan yang terdiri atas bahan silika dan alumina. Ketika air masuk ke lapisan-lapisan partikel, maka akan terjadi pembengkakan dari partikel-partikel pembentuk lumpur. Hal ini dapat dijelaskan demikian:
1.Muatan listrik elektrostatis yang ada di permukaan partikel (yang terjadi setelah kehadiran air) akan mengakibatkan terganggunya stabilitas. Partikel ini akan bergerak terus, sebelum ada stabilisator yang berupa partikel yang bermuatan listrik yang berlawanan. Di sini kita seharusnya bersyukur, tentang bagaimana Allah telah menciptakan semuanya dalam pasangan-pasangan, sehingga mendatangkan suasana yang stabil dan sentosa. Termasuk dalam hal ini adalah muatan listrik
2.Pergerakan partikel tanah juga disebabkan karena adanya tabrakan dengan partikel air. Pergerakan partikel air yang tidak teratur menyebabkan partikel tanah bergerak ke semua arah. Gerakan yang demikian ini ditemukan oleh seorang ahli tumbuhan bernama Robert Brown pada tahun 1828. Pergerakannya sangat tergantung pada kecepatan dan jumlah partikel air. Dengan demikian, pergerakan yang terjadi adalah interaksi langsung antara partikel tanah dan partikel air.
Kedua: Mengembangnya tanah. Apa yang dimaksud dengan mengembangnya tanah adalah mengembangnya partikel tanah. Partikel tanah akan bertambah tebal. Dengan demikian, tanah akan mengembang, sejalan dengan mengembangnya partikel tanah. Telah dikemukakan sebelumnya bahwa partikel tanah terdiri atas lapisan-lapisan yang berhubungan satu sama lain. Antara lapisan satu dan lainnya terdapat pori-pori. Ke dalam pori-pori inilah air dan ion-ion yang terlarut akan masuk. Dengan bentuk pori-pori yang sangat sempit dan adanya medan elektrostatis di permukaan lapisan, maka air seperti di taruh dalam botol, dan tidak mengalir ke luar. Dengan kata lain, air akan disimpan di pori-pori di setiap lapisan.
Ketiga: Tahap Perkecambahan. Tahap perkecambahan biji terjadi saat air sudah tersedia. Saat air sudah pada tahap cukup, maka embrio yang ada di dalam biji akan menjadi aktif dan menyerap matrial nutrisi yang sederhana (material nutrisi kompleks dipecah menjadi sederhana dengan bantuan enzim). Pada tahap ini, bakal akar tumbuh ke bawah, bergerak di antara partikel tanah untuk mencari kawasan yang memenuhi syarat dan memperoleh nutrisi yang diperlukannya. Kemudian bakal daun akan berkembang ke atas, menembus permukaan tanah, dan mengarahkan pada sumber sinar matahari.
Jadi, secara singkat, tahapan-tahapan di atas dapat dijelaskan demikian. Kata "bergerak" jelas mengindikasikan efek dari air terhadap partikel tanah. Efek ini dapat terjadi sebagai akibat adanya muatan listrik elektrostatis atau benturan langsung antara partikel-partikel air dan tanah. Sedangkan kata "membengkak" mengacu pada menebalnya partikel tanah karena terperangkapnya air di antara lapisan-lapisan pembentuk partikel tanah. Dengan demikian, partikel tanah berfungsi sebagai reservoar air, tempat menyimpan air. Ini sesuai dengan ayat berikut:
Dan Kami turunkan air dari langit dengan suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan pasti Kami berkuasa melenyapkannya. (al-Mu'minun/23: 18)
Kemudian bakal akar, dan disusul bakal daun, mulai tumbuh. Anak pohon akan muncul, terus tumbuh dan memberikan hasil untuk keperluan manusia. Apakah manusia masih tidak bersyukur?
Maka perhatikanlah bekas-bekas rahmat Allah, bagaimana Allah menghidupkan bumi setelah mati (kering). Sungguh, itu berarti Dia pasti (berkuasa) menghidupkan yang telah mati. Dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. (ar-Rum/30: 50)
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt:
dan buah-buahan dan rumput-rumputan. ('Abasa: 31)
Yang dimaksud dengan fakihah ialah semua jenis buah-buahan yang dimakan untuk bersenang-senang.
Ibnu Abbas mengatakan bahwa fakihah adalah buah yang dimakan dalam keadaan segar, sedangkan al-abb artinya tetumbuhan yang hanya dimakan oleh binatang ternak dan tidak dimakan oleh manusia. Menurut riwayat lain yang bersumber darinya, disebutkan rerumputan untuk hewan temak.
Mujahid dan Sa'id ibnu Jubair serta Abu Malik mengatakan bahwa al-abb artinya rumput-rumputan.
Diriwayatkan dari Mujahid, Al-Hasan, Qatadah dan ibnu Zaid, bahwa al-abb bagi hewan sama dengan buah-buahan bagi manusia.
Dan diriwayatkan dari Ata, bahwa segala sesuatu yang tumbuh di permukaan tanah disebut al-abb (semua tumbuh-tumbuhan).
Ad-Dahhak mengatakan bahwa segala sesuatu yang ditumbuhkan oleh bumi selain dari buah-buahan disebut al-abb.
Ibnu Idris telah meriwayatkan dari' Asim ibnu Kulaib dari ayahnya dari Ibnu Abbas, bahwa al-abb adalah tumbuh-tumbuhan yang dimakan oleh hewan dan tidak dimakan oleh manusia.
Ibnu Jarir telah meriwayatkan hal ini melalui tiga jalur dari Ibnu Idris. Kemudian ia mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib dan Abus Sa’ib, keduanya mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Tbnu Idris, telah menceritakan kepada kami Abdul Malik, dari Sa'id ibnu Jubair, bahwa Ibnu Abbas mengatakan al-abb artinya tetumbuhan yang dimakan oleh ternak. Ini menurut lafaz Abu Kuraib, dan Abus Sa’ib dalam riwayatnya mengatakan bahwa al-abb artinya tetumbuhan yang dimakan oleh manusia dan juga oleh ternak.
Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa al-abb ialah rumput dan ilalang. Hal yang sama dikatakan oleh Mujahid, Al-Hasan, Qatadah, dan Ibnu Zaid serta selain mereka yang bukan hanya seorang.
Abu Ubaid Al-Qasim ibnu Salam mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Zaid, telah menceritakan kepada kami Al-Awwam ibnu Hausyab, dari Ibrahim At-Taimi yang menceritakan bahwa sahabat Abu Bakar pernah ditanya mengenai makna firman-Nya: dan buah-buahan serta rumput-rumputan. ('Abasa: 31) Maka Abu Bakar As-Siddiq menjawab, "Langit siapakah yang menaungiku, dan bumi siapakah yang menjadi tempat berpijakku bila aku mengatakan terhadap Kitabullah hal yang tidak aku ketahui?" Tetapi asar ini munqati' antara Ibrahim At-Taimi dan Abu Bakar As-Siddiq r.a., yakni ada mata rantai perawi yang terputus di antara keduanya.
Menurut'riwayat Ibnu Jarir, telah menceritakan kepada kami Ibnu Basysyar, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Addi, telah menceritakan kepada kami Humaid, dari Anas yang mengatakan bahwa Umar r.a. membaca firman-Nya: Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling. ('Abasa: 1) Ketika bacaannya sampai pada firman-Nya: dan buah-buahan dan rumput-rumputan. ('Abasa: 31) Lalu ia berkata, "Kami telah mengetahui apa yang dimaksud dengan fakihah (buah-buahan), tetapi apakah yang dimaksud dengan al-abb?" Ia berkata kepada dirinya sendiri, lalu ia melanjutkan, "Demi usiamu, hai Ibnul Khattab, sesungguhnya ini benar-benar merupakan takalluf (memaksakan diri, bila kamu tidak mengetahuinya)." Sanad asar ini sahih, bukan hanya seorang ulama telah meriwayatkannya dari Anas dengan sanad yang sama.
Hal ini mengandung takwil bahwa Ibnul Khattab r.a. bermaksud untuk mengetahui bentuk, jenis dan barangnya; karena sesungguhnya dia dan semua orang yang membaca ayat ini mengetahui bahwa al-abb adalah sejenis tumbuh-tumbuhan, sebab dalam konteksnya disebutkan oleh firman-Nya: lalu Kami tumbuhkan biji-bijian dl bumi itu, anggur, dan sayur-sayuran, zaitun dan pohon kurma, kebun-kebun (yang) lebat dan buah-buahan serta rumput-rumputan. ('Abasa: 27-31)
Adapun Firman Allah Swt.:
untuk kesenangan kalian dan untuk binatang-binatang ternak kalian. ('Abasa: 32)
Yakni untuk makanan pokok kalian dan binatang ternak kalian dalam kehidupan dunia ini sampai hari kiamat nanti.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Dan buah-buahan serta rumput-rumputan) yaitu tumbuh-tumbuhan yang menjadi makanan binatang ternak; tetapi menurut suatu pendapat "Abban" artinya makanan ternak yang berasal dari tangkai atau bulir gandum atau padi dan lain sebagainya yang sejenis.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Buah-buahan yang dimakan oleh manusia dan rerumputan yang menjadi santapan binatang ternak.