'A'idhā Kunnā `Ižāmāan Nakhiratan.
Apakah (akan dibangkitkan juga) apabila kita telah menjadi tulang belulang yang hancur?”
Qālū Tilka 'Idhāan Karratun Khāsiratun.
Mereka berkata, “Kalau demikian, itu adalah suatu pengembalian yang merugikan.”
Fa'innamā Hiya Zajratun Wāĥidatun.
Maka pengembalian itu hanyalah dengan sekali tiupan saja.
Fa'idhā Hum Bis-Sāhirati.
Maka seketika itu mereka hidup kembali di bumi (yang baru).
Hal 'Tāka Ĥadīthu Mūsaá.
Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) kisah Musa?
'Idh Nādāhu Rabbuhu Bil-Wādi Al-Muqaddasi Ţuwan.
Ketika Tuhan memanggilnya (Musa) di lembah suci yaitu Lembah Tuwa;
Adh/hab 'Ilaá Fir`awna 'Innahu Ţaghaá.
pergilah engkau kepada Fir‘aun! Sesungguhnya dia telah melampaui batas,
Faqul Hal Laka 'Ilaá 'An Tazakkaá.
Maka katakanlah (kepada Fir‘aun), “Adakah keinginanmu untuk membersihkan diri (dari kesesatan),
Wa 'Ahdiyaka 'Ilaá Rabbika Fatakhshaá.
dan engkau akan kupimpin ke jalan Tuhanmu agar engkau takut kepada-Nya?”
Fa'arāhu Al-'Āyata Al-Kubraá.
Lalu (Musa) memperlihatkan kepadanya mukjizat yang besar.