وَلِرَبِّكَ فَاصْبِرْۗ ( المدثر: ٧ )
Wa Lirabbika Fāşbir. (al-Muddathir 74:7)
Artinya:
Dan karena Tuhanmu, bersabarlah. (QS. [74] Al-Muddassir : 7)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Petunjuk terakhir, kelima, larangan memperoleh imbalan dapat menimbulkan kesulitan maka apabila menghadapi kesulitan ayat ini memberi petunjuk, dan hanya karena Tuhanmu, maka bersabarlah, pasti engkau akan berhasil dalam dakwahmu.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Ayat ini memerintahkan supaya Nabi Muhammad bersikap sabar, karena dalam berbuat taat itu pasti banyak rintangan dan cobaan yang dihadapi. Apalagi dalam berjihad untuk menyampaikan risalah Islam. Sabar dalam ayat ini juga berarti tabah menderita karena disiksa atau disakiti karena apa yang disampaikan itu tidak disenangi orang. Bagi seorang dai, ayat ini berarti bahwa ia harus dapat menahan diri dan menekan perasaan ketika misinya tidak diterima orang, dan ketika kebenaran yang diserukannya tidak dipedulikan orang. Janganlah putus asa, sebab tidak ada perjuangan yang berhasil tanpa pengorbanan, sebagaimana perjuangan yang telah dialami para nabi dan rasul.
Ada beberapa bentuk sabar yang ditafsirkan dari ayat di atas, di antaranya: (1) sabar dalam melakukan perbuatan taat, sehingga tidak dihinggapi kebosanan, (2) sabar menjauhkan diri dari perbuatan maksiat dan menghadapi musuh, (3) sabar ketika menghadapi cobaan dan ketetapan (qadar) Allah, dan (4) sabar menghadapi kemewahan hidup di dunia. Dengan sikap sabar dan tabah itulah sesuatu perjuangan dijamin akan berhasil, seperti yang diperlihatkan oleh junjungan kita, Nabi Muhammad saw.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt.:
Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu bersabarlah. (Al-Muddatstsir: 7)
Yaitu gunakanlah kesabaranmu dalam menghadapi gangguan mereka sebagai amalmu karena Allah Swt. Ini menurut Mujahid, Ibrahim An-Nakha'i berpendapat bahwa bersabarlah kamu terhadap nasibmu karena Allah Swt.
Firman Allah Swt.:
Apabila ditiup sangkakala, maka waktu itu adalah waktu (datangnya) hari yang sulit, bagi orang-orang kafir lagi tidak mudah. (Al-Muddatstsir: 8-10)
Ibnu Abbas, Mujahid, Asy-Sya'bi, Zaid ibnu Aslam, Al-Hasan, Qatadah, Ad-Dahhak, Ar-Rabi' ibnu Anas, dan Ibnu Zaid telah mengatakan bahwa yang dimaksud dengan naqiir ialah sangkakala. Mujahid mengatakan bahwa bentuk sangkakala itu sama dengan tanduk.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Sa'id Al-Asyaj, telah menceritakan kepada kami Asbat ibnu Muhammad, dari Mutarrif, dari Atiyyah Al-Aufi, dari Ibnu Abbas, sehubungan dengan makna firman-Nya: Apabila sangkakala ditiup. (Al-Muddatstsir. 8) Rasulullah Saw, bersabda: Bagaimana aku bisa hidup senang sedangkan malaikat Israfil telah mengulum sangkakalanya dan mengernyitkan dahinya menunggu bila diperintahkan untuk meniup? Maka para sahabat Rasulullah Saw. bertanya, "Apakah yang engkau anjurkan kepada kami untuk melakukannya, ya Rasulullah?" Rasulullah Saw. bersabda: Ucapkanlah, 'Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Dia adalah sebaik-baik Pelindung, dan hanya kepada-Nya kami bertawakal.”
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Asbat dengan sanad yang sama. Ibnu Jarir meriwayatkannya dari Abu Kuraib, dari Ibnu Fudail dan Asbat; keduanya dari Mutarrif dengan sanad yang sama. Ibnu Jarir telah meriwayatkannya pula melalui jalur lain dari Al-Aufi, dari Ibnu Abbas dengan sanad yang sama.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Dan kepada Rabbmu bersabarlah) di dalam melaksanakan perintah-perintah dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Hindarilah siksaan itu. Waspadailah selalu hal-hal yang dapat menjerumuskanmu ke dalam siksaan. Janganlah kamu memberi sesuatu kepada orang lain untuk mendapatkan imbalan yang lebih besar dari orang tersebut. Untuk mendapatkan rida Tuhanmu, bersabarlah atas segala perintah dan larangan serta segala sesuatu yang berat dan penuh tantangan.