Firman Allah Swt.:
Dia tidak beristri dan tidak (pula) beranak. (Al-Jin: 3)
Artinya, Mahatinggi Allah dari beristri dan beranak. Jin mengatakan bahwa Mahasuci Tuhan Yang Mahabesar lagi Mahamulia dari hal tersebut, yaitu dari mempunyai istri dan anak. Hal ini dikatakan oleh jin ketika mereka masuk Islam dan beriman kepada Al-Qur'an. Kemudian mereka (jin) mengatakan sebagaimana yang disitir oleh firman-Nya:
Dan bahwasanya orang yang kurang akal daripada kami dahulu selalu mengatakan (perkataan) yang melampaui batas terhadap Allah. (Al-Jin: 4)
Mujahid, Ikrimah, Qatadah, dan As-Saddi mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Orang yang kurang akal daripada kami. (Al-Jin: 4) Mereka bermaksud iblis.
yang melampaui batas. (Al-Jin: 4)
Menurut As-Saddi, dari Abu Malik, artinya perkataan yang melampaui batas. Menurut Ibnu Zaid, artinya zalim yang besar. Dapat pula ditakwilkan arti firman-Nya, "Safihuna," sebagai isim jenis yang pengertiannya mencakup semua orang yang beranggapan bahwa Allah beristri dan beranak. Karena itu, disebutkan oleh firman-Nya:
Dan bahwasanya orang yang kurang akal daripada kami dahulu selalu mengatakan. (Al-Jin: 4)
Yakni sebelum dia masuk Islam.
(perkataan) yang melampaui batas terhadap Allah. (Al-Jin: 4)
Maksudnya, kata-kata yang batil dan palsu alias tidak benar. Karena itulah maka dalam firman berikutnya disebutkan:
dan sesungguhnya kami mengira bahwa manusia dan jin sekali-kali tidak akan mengatakan perkataan yang dusta terhadap Allah. (Al-Jin: 5)
Yaitu sebelum ini kami tidak mengira bahwa manusia dan jin bersepakat membuat kedustaan terhadap Allah Swt. karena mereka menisbatkan kepada-Nya punya anak dan punya istri. Dan setelah kami mendengar Al-Qur'an ini dan kami beriman kepadanya, barulah kami mengetahui bahwa mereka dusta terhadap Allah dalam pengakuan mereka itu.