Adapun firman Allah Swt:
dan menutupkan bajunya (ke mukanya). (Nuh: 7)
Ibnu Jarir telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa mereka menyembunyikan jati dirinya agar Nuh tidak mengenal mereka. Sa'id ibnu Jubair dan As-Saddi mengatakan bahwa mereka menutupi kepalanya agar tidak dapat mendengar apa yang dikatakan oleh Nuh.
dan mereka tetap (mengingkari). (Nuh: 7)
Yakni mereka terus-menerus dalam kemusyrikan dan kekafirannya yang berat lagi sangat parah.
dan menyombongkan diri dengan sangat. (Nuh: 7)
Mereka menolak, tidak mau mengikuti perkara yang hak dan tidak mau tunduk kepadanya.
Kemudian sesungguhnya aku telah menyeru mereka (kepada iman) dengan cara terang-terangan. (Nuh: 8)
Maksudnya, dengan terang-terangan di kalangan mereka tanpa tedeng aling-aling.
kemudian sesungguhnya aku (menyeru) mereka (lagi) secara terbuka. (Nuh: 9)
Yaitu dengan pembicaraan yang jelas dan suara yang keras.
dan dengan diam-diam, (Nuh: 9)
antara aku dan mereka saja. Nuh dalam seruannya memakai cara yang beragam dengan maksud agar seruannya lebih berkesan pada mereka.
maka aku berkata (kepada mereka), "Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun.” (Nuh: 10)
Yakni kembalilah kamu ke jalan-Nya dan tinggalkanlah apa yang kamu biasa lakukan itu dan bertobatlah kamu kepadanya dari dekat. Karena sesungguhnya barang siapa yang bertobat kepada-Nya, niscaya Dia menerima tobatnya, sekalipun dosa-dosanya besar dalam kekafiran dan kemusyrikannya. Karena itulah maka disebutkan oleh firman-Nya:
maka aku berkata (kepada mereka),' Mohonlah ampunan kepada Tuhan-mu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu.” (Nuh: 10-11)
Maksudnya, terus-menerus; karena itulah maka disunatkan membaca surat ini dalam salat istisqa (memohon hujan) mengingat maknanya sangat relevan dengannya.
Hal yang sama telah dilakukan oleh Amirul Mu’minin Umar ibnul Khattab r.a., bahwa dia menaiki mimbar untuk memanjatkan doa istisqa, maka tiada yang dibacanya selain dari istigfar dan membaca beberapa ayat dalam istigfarnya yang antara lain adalah ayat ini: maka aku berkata (kepada mereka),' 'Mohonlah ampunan kepada Tuhan-mu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu." (Nuh: 10-11)
Kemudian Umar berkata, "Sesungguhnya aku telah menunggu-nunggu datangnya hujan melalui bintang-bintang yang merupakan pertanda akan datangnya hujan." Ibnu Abbas dan lain-lainnya mengatakan bahwa datanglah awan secara beriringan, sebagian darinya berurutan dengan sebagian yang lainnya.