Firman Allah Swt.:
Kemudian mereka sembelih unta betina itu.
Perbuatan membunuh unta itu disandarkan kepada keseluruhan kabilah, maka hal ini menunjukkan bahwa mereka semuanya setuju dengan perbuatannya.
Imam Abu Ja'far ibnu Jarir dan lain-lainnya dari kalangan ulama tafsir mengatakan bahwa penyebab terbunuhnya unta betina itu ialah karena ulah seorang wanita dari kalangan mereka yang dikenal dengan nama Unaizah binti Ganam ibnu Mijlaz yang dijuluki dengan sebutan Ummu Usman. Dia adalah seorang nenek-nenek yang kafir, juga seorang yang sangat sengit dalam memusuhi Nabi Saleh a.s. Dia seorang wanita yang berharta dan mempunyai banyak anak perempuan yang semuanya cantik. Suaminya bernama Zuab ibnu Amr, salah seorang pemuka kaum Samud.
Juga karena ulah seorang wanita lainnya yang dikenal dengan nama Sadaqah binti Al-Muhayya ibnu Zuhair ibnul Mukhtar, seorang wanita yang mempunyai kedudukan tinggi, berharta, lagi cantik. Pada asalnya ia menjadi istri seorang lelaki muslim dari kaum Samud, tetapi suaminya telah menceraikannya.
Kedua wanita itulah biang keladi yang menyebabkan terbunuhnya unta betina tersebut, dan keduanya menyediakan hadiah buat orang yang mau membunuhnya.
Sadaqah memanggil seorang lelaki yang dikenal dengan nama Al-Hubab, lalu Sadaqah menawarkan dirinya kepada Al-Hubab jika Al-Hubab berhasil menyembelih unta betina itu. Tetapi Al-Hubab menolaknya. Kemudian Sadaqah memanggil sepupunya yang dikenal dengan nama Musadda' ibnu Muharrij ibnul Muhayya, dan ternyata saudara sepupunya ini mau menerima tawarannya.
Sedangkan Unaizah binti Ganam memanggil Qaddar ibnu Salif ibnu Jadza', seorang lelaki berkulit merah, bermata biru, dan bertubuh pendek. Mereka menduga bahwa Qaddar adalah anak zina, bukan anak orang yang ia dinisbatkan kepadanya, yaitu Salif. Sesungguhnya dia adalah hasil hubungan gelap antara ibunya dengan seorang laki-laki bernama Sahyad, tetapi ia dilahirkan di dalam ikatan perkawinan Salif. Unaizah berkata kepadanya, "Aku akan memberikan anak perempuanku yang kamu sukai jika kamu berhasil membunuh unta betina itu."
Maka pada saat itu berangkatlah Qaddar ibnu Salif bersama Musadda' ibnu Muharrjj, lalu mereka membujuk orang-orang yang sesat dari kalangan kaum Samud. Akhirnya mereka berdua dapat membawa tujuh orang lagi untuk mengikuti mereka, sehingga mereka semuanya berjumlah sembilan orang. Mereka disebutkan oleh Allah Swt. melalui firman-Nya:
Dan adalah di kota itu sembilan orang laki-laki yang membuat kerusakan di muka bumi, dan mereka tidak berbuat kebaikan, (An Naml:48)
Mereka yang sembilan orang itu merupakan pemimpin-pemimpin pada kaumnya masing-masing. Akhirnya mereka beroleh dukungan dari semua kabilah Samud yang kafir dan setuju dilakukannya perbuatan tersebut. Mereka berangkat dan mengintai unta itu di saat unta itu keluar dari tempat air. Qaddar memasang perangkap yang dipancangkan pada sebuah batu besar di jalan yang biasa dilaluinya, sedangkan Musadda' memasang perangkap pula pada bagian lainnya.
Ketika unta betina itu melewati perangkap Musadda', ia membidikkan anak panahnya dan mengenai bagian betisnya. Lalu anak perempuan Ganam yang bernama Unaizah memerintahkan kepada anak perempuannya yang memiliki paras paling cantik untuk membukakan penutup wajahnya di hadapan Qaddar dan teman-temannya. Dengan serta merta Qaddar menebaskan pedangnya ke bagian belakang teracaknya, maka unta betina itu terjungkal ke tanah, mengeluarkan rintihan sekali rintih, memperingatkan kepada anaknya agar melarikan diri. Kemudian Qaddar menusuk bagian tenggorokannya dan langsung menyembelihnya.
Sedangkan anak unta betina itu lari menuju sebuah bukit yang kokoh dan menaiki sebuah batu besar yang ada padanya.
Abdur Razzaq meriwayatkan dari Ma'mar, dari orang yang pernah mendengar dari Al-Hasan Al-Basri, yang telah menceritakan bahwa anak unta betina itu berkata, "Hai Tuhanku, di manakah ibuku?" Menurut suatu pendapat, anak unta itu merintih sebanyak tiga kali, lalu ia masuk ke dalam batu besar itu dan lenyap dari pandangan mata. Menurut pendapat yang lain, mereka dapat mengejarnya dan menyembelihnya seperti nasib yang dialami induknya.
Setelah mereka melakukan hal tersebut dan penyembelihan unta betina itu telah selesai mereka kerjakan, beritanya terdengar oleh Nabi Saleh a.s. Maka Nabi Saleh mendatangi mereka di saat mereka sedang berkumpul. Ketika Nabi Saleh melihat bahwa unta betina itu telah disembelih, ia menangis dan berkata, seperti yang dikisahkan oleh firman-Nya:
Bersuku rialah kalian di rumah kalian selama tiga hari. (Huud:65), hingga akhir ayat.
Pembunuhan unta tersebut terjadi pada hari Rabu. Pada petang harinya kesembilan orang lelaki itu bertekad akan membunuh Nabi Saleh. Mereka mengatakan, "Jika dia benar, maka berarti kita mendahuluinya mati sebelum kita mati (karena azab). Jika dia dusta,~maka kita timpakan kepadanya nasib yang sama seperti yang dialami untanya itu."
Mereka berkata, "Bersumpahlah kalian dengan nama Allah, bahwa kita sungguh-sungguh akan menyerangnya dengan tiba-tiba beserta keluarganya di malam hari, kemudian kita katakan kepada warisnya (bahwa) kita tidak menyaksikan kematian keluarganya itu, dan sesungguhnya kita adalah orang-orang yang benar.” Dan mereka pun merencanakan makar dengan sungguh-sungguh, dan Kami merencanakan makar (pula), sedangkan mereka tidak menyadari. Maka perhatikanlah betapa sesungguhnya akibat makar mereka itu. (An Naml:49-51), hingga akhir ayat.
Ketika mereka bertekad melaksanakan niatnya dan telah sepakat, maka mereka datang di malam hari untuk membunuh Nabi Saleh secara mengejutkan. Tetapi Allah mengirimkan batu-batuan yang membendung mereka sampai kepada Nabi Saleh.
Pada pagi hari Kamis (yaitu hari pertama penangguhan tersebut) wajah mereka berubah warnanya menjadi kuning, persis seperti apa yang dijanjikan oleh Nabi Saleh kepada mereka. Selanjutnya pada hari keduanya dari hari-hari tersebut (yakni hari Jumat) wajah mereka berubah menjadi merah. Pada hari ketiganya (yaitu hari Sabtu) wajah mereka berubah menjadi hitam. Dan pada pagi hari Ahadnya mereka dalam keadaan kaku dan duduk seraya memandang kepada azab Allah dan siksa-Nya yang menimpa mereka, semoga Allah melindungi kita dari hal seperti itu. Mereka tidak mengetahui apakah yang harus mereka lakukan dan tidak mengerti pula bagaimanakah azab itu dapat datang menimpa mereka.
Matahari terbit dengan cerahnya, dan datanglah kepada mereka suatu teriakan dari langit dan gempa yang dahsyat dari bagian bawah mereka. Maka semua roh mereka sekaligus tercabut dalam masa yang sama saat itu juga.