Ayat-ayat ini merupakan sikap ingkar Allah terhadap orang-orang musyrik yang menyembah Allah dan menyembah selain-Nya, yaitu tandingan-tandingan Allah, berhala-berhala dan patung-patung, padahal semuanya itu adalah makhluk Allah, membutuhkan perawatan, dan dibuat oleh manusia, ia sama sekali tidak memiliki sesuatu pun dari urusan itu, tidak dapat membahayakan, tidak dapat memberi manfaat, tidak dapat melihat, dan tidak dapat membela para pengabdinya. Bahkan berhala-berhala itu sendiri adalah benda mati, tidak dapat bergerak, tidak dapat mendengar dan tidak dapat melihat. Sesungguhnya para penyembahnya sendiri jauh lebih sempurna ketimbang berhala-berhalanya, karena mereka mempunyai pendengaran, penglihatan, dan kekuatan memukul. Karena itulah disebutkan oleh firman Allah Swt.:
Apakah mereka mempersekutukan (Allah dengan) berhala-berhala yang tak dapat menciptakan sesuatu pun? Sedangkan berhala-berhala itu sendiri buatan orang.
Artinya, apakah kalian mempersekutukan Allah dengan sembahan-sembahan yang tidak dapat menciptakan sesuatu pun, dan selamanya sembahan-sembahan itu tidak akan mampu melakukan hal tersebut. Perihalnya sama dengan pengertian yang terdapat di dalam firman Allah Swt. lainnya, yaitu:
Hai manusia telah dibuatkan perumpamaan, maka dengarkanlah oleh kalian perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kalian seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah Mereka tidak mengenal Allah dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Mahakuat lagi Mahaperkasa. (Al Hajj:73-74)
Melalui ayat-ayat ini Allah Swt. memberitakan bahwa sembahan-sembahan mereka, seandainya dikumpulkan semuanya, niscaya tidak akan dapat menciptakan seekor lalat pun. Bahkan seandainya lalat itu merebut sesuatu dari mereka —yaitu berupa makanan yang tidak berarti, lalu terbang— niscaya mereka tidak mampu mengambil kembali makanan itu darinya. Maka barang siapa yang memiliki sifat dan keadaan seperti itu, mana mungkin dapat dijadikan sebagai sembahan untuk dimintai rezeki dan pertolongannya? Karena itulah Allah Swt. berfirman:
tidak dapat membuat sesuatu apa pun, sedangkan berhala itu sendiri dibuat orang (An Nahl:20, Al Furqan: 3)
Yakni bahkan berhala-berhala itu dibuat dijadikan oleh orang, seperti yang disebutkan oleh Allah Swt dalam ayat berikut:
Apakah kalian menyembah patung-patung yang kalian pahat itu? (Ash Shaaffat:95)