Firman Allah Swt.:
...kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka. , hingga akhir ayat.
Ali ibnu Abu Talhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya:
...kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka mereka.
Artinya, saya akan meragukan mereka terhadap urusan akhirat mereka.
...dan dari belakang mereka.
Yaitu saya akan membuat mereka menyukai duniawi mereka.
...dan dari kanan mereka.
Maksudnya, saya akan mengaburkan mereka terhadap urusan agama mereka.
...dan dari kiri mereka.
Yakni saya akan membuat mereka tergiur kepada kemaksiatan.
Ibnu Abu Talhah —dalam riwayat Al-Aufi, yang kedua-duanya dari Ibnu Abbas— menyebutkan bahwa dari muka mereka artinya dari arah dunia mereka. Dari belakang mereka artinya urusan akhirat mereka, dari kanan mereka artinya dari arah kebaikan-kebaikan mereka, dan dari kiri mereka artinya dari arah kejahatan-kejahatan mereka.
Sa'id ibnu Abu Arubah meriwayatkan dari Qatadah, bahwa setan datang dari arah depan mereka, lalu memberitahukan kepada mereka bahwa tidak ada hari berbangkit, tidak ada surga, dan tidak ada neraka. Setan datang dari arah belakang mereka, yakni dari urusan duniawi mereka, lalu setan menghiasinya dengan hiasan yang indah dan menganjurkan mereka untuk memakainya. Setan datang dari kanan mereka, yakni dari arah kebaikan-kebaikan mereka, lalu setan menghalang-halangi mereka dari kebaikan-kebaikan itu. Setan datang dari arah kiri mereka, lalu ia menghiasi kejahatan dan kemaksiatan hingga menjadi tampak indah, kemudian menyeru mereka untuk mengerjakannya dan memerintahkan mereka untuk melakukannya. Hai anak Adam, setan mendatangimu dari semua penjuru, hanya saja setan tidak dapat mendatangimu dari arah atasmu, dia tidak mampu menghalang-halangi antara kamu dan rahmat Allah Swt.
Hal yang sama dikatakan oleh Ibrahim An-Nakha'i, Al-Hakam ibnu Uyaynah, As-Saddi, dan Ibnu Juraij dalam riwayat yang bersumberkan dari mereka. Hanya saja mereka mengatakan, "Dan dari arah depan berupa perkara duniawi, dari arah belakang berupa perkara akhirat.'
Mujahid mengatakan, "Dari depan dan dari kanan mereka tanpa kelihatan oleh mereka, serta dari arah belakang dan dari arah kiri mereka tanpa kelihatan oleh mereka."
Ibnu Jarir memilih pendapat yang mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah semua jalan kebaikan dan jalan kejahatan. Dengan kata lain, jika jalan kebaikan, maka setan selalu menghalang-halangi mereka untuk sampai kepadanya, jika jalan kejahatan, maka setan selalu menghiaskannya di mata mereka.
Al-Hakam ibnu Aban telah meriwayatkan dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. (Al A'raf:17) Iblis tidak berani mengatakan dari atas mereka, karena rahmat Allah diturunkan kepada mereka dari atas mereka.
Ali ibnu Abu Talhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya:
Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur.
Yang dimaksud dengan syakirin ialah orang-orang yang mengesakan Allah. Ucapan iblis ini hanya semata-mata berlandaskan dugaan dan ilusinya sendiri. Tetapi apa yang diduga oleh iblis itu memang sesuai dengan kenyataannya, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:
Dan sesungguhnya iblis telah dapat membuktikan kebenaran sangkaannya terhadap mereka, lalu mereka mengikutinya, kecuali sebagian orang-orang yang beriman. Dan tidak adalah kekuasaan iblis terhadap mereka, melainkan hanyalah agar Kami dapat membedakan siapa yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat dari siapa yang ragu tentang itu. Dan Tuhanmu Maha Memelihara segala sesuatu. (Saba': 20-21)
Karena itulah di dalam hadis disebutkan tentang memohon perlindungan kepada Allah dari pengaruh setan yang mendatangi manusia dari segala penjurunya. Antara lain seperti apa yang diriwayatkan oleh Al-Hafiz Abu Bakar Al-Bazzar di dalam kitab musnadnya:
Disebutkan bahwa telah menceritakan kepada kami Nasr ibnu Ali, telah menceritakan kepada kami Amr ibnu Majma", dari Yunus ibnu Khabbab, dari Ibnu Jubair ibnu Mut'im (yakni Nafi' ibnu Jubair), dari Ibnu Abbas. Telah menceritakan kepada kami Umar ibnul Khattab As-Sijistani, telah menceritakan kepada kami Ubaidillah ibnu Ja'far, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Amr, dari Zaid ibnu Abu Anisah, dari Yunus ibnu Khabbab, dari Ibnu Jubair ibnu Mut'im, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. acapkali membaca doa berikut, yaitu: Ya Allah, saya memohon pemaafan dan keselamatan dalam urusan agama, dunia, keluarga, dan harta benda saya. Ya Allah, tutupilah aurat saya dan amankanlah rasa takut saya, dan peliharalah saya dari arah muka, belakang, kanan, kiri, dan dari arah atas saya. Dan saya berlindung kepada Engkau, wahai Allah, janganlah saya diculik (diazab) dari arah bawah saya.
Hadis diriwayatkan secara munfarid oleh Imam Bazzar, dan ia menilainya sebagai hadis hasan.
Imam Ahmad mengatakan, tetah menceritakan kepada kami Waki', telah menceritakan kepada kami Ubadah ibnu Muslim At-Fazzari, telah menceritakan kepadaku Jarir ibnu Abu Sulaiman ibnu Jubair ibnu Mufim, ia pernah mendengar Abdullah ibnu Umar berkata bahwa tiada doa yang selalu dibaca oleh Rasulullah Saw. di waktu pagi dan petangnya, melainkan doa berikut: Ya Allah, sesungguhnya saya memohon kepada Engkau keselamatan di dunia dan di akhirat. Ya Allah, sesungguhnya saya memohon kepada Engkau pemaafan dan keselamatan dalam agama, dunia, keluarga, dan harta benda saya. Ya Allah, tutupilah aurat-aurat saya dan amankanlah rasa takut saya. Ya Allah, peliharalah saya dari arah depan, dari arah belakang, dari arah kanan, dari arah kiri, dan dari arah atas saya. Dan saya berlindung kepada Kebesaran-Mu, agar saya tidak diculik dari arah bawah saya.
Waki' mengatakan bahwa min tahti (dari arah bawahku) maksudnya ialah ditelan oleh bumi.
Imam Abu Daud, Imam Nasai, Imam Ibnu Majah, Imam Ibnu Hibban, dan Imam Hakim meriwayatkannya melalui hadis Ubadah ibnu Muslim dengan lafaz yang sama. Imam Hakim mengatakan bahwa sanad hadis ini sahih.