وَاِذْ قَالَتْ اُمَّةٌ مِّنْهُمْ لِمَ تَعِظُوْنَ قَوْمًاۙ ۨاللّٰهُ مُهْلِكُهُمْ اَوْ مُعَذِّبُهُمْ عَذَابًا شَدِيْدًاۗ قَالُوْا مَعْذِرَةً اِلٰى رَبِّكُمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَّقُوْنَ ( الأعراف: ١٦٤ )
Wa 'Idh Qālat 'Ummatun Minhum Lima Ta`ižūna Qawmāan Allāhu Muhlikuhum 'Aw Mu`adhdhibuhum `Adhābāan Shadīdāan Qālū Ma`dhiratan 'Ilaá Rabbikum Wa La`allahum Yattaqūna. (al-ʾAʿrāf 7:164)
Artinya:
Dan (ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata, “Mengapa kamu menasihati kaum yang akan dibinasakan atau diazab Allah dengan azab yang sangat keras?” Mereka menjawab, “Agar kami mempunyai alasan (lepas tanggung jawab) kepada Tuhanmu, dan agar mereka bertakwa.” (QS. [7] Al-A'raf : 164)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Setelah menjelaskan keadaan para pendurhaka itu, ayat ini menguraikan sikap orang-orang yang sebelum ini pada ayat 159 telah disinggung, yaitu umat Nabi Musa yang memberi petunjuk kepada kebenaran. Ayat ini menyatakan, "Dan ingatlah ketika suatu umat di antara mereka, yaitu tatkala sekelompok orang-orang saleh dari leluhur Bani Israil yang tidak berbuat jahat seperti yang lainnya bertanya kepada mereka yang menasihati orang-orang yang berbuat jahat dengan berkata, "Mengapa kamu bersusah payah menasihati kaum yang akan dibinasakan sehingga punah sama sekali karena dosa yang mereka lakukan, atau diazab oleh Allah di akhirat nanti dengan azab yang sangat keras?" Mereka menjawab, "Kami melakukan itu agar kami mempunyai alasan dan pelepas tanggung jawab kepada Tuhanmu, dan sebenarnya kami berharap agar mereka bertakwa." Alasan mereka itu ialah mereka telah melaksanakan perintah Allah untuk memberi peringatan.