Setelah menyebutkan perihal apa yang diperoleh orang-orang yang bertakwa di sisi Tuhan mereka, yaitu surga-surga yang penuh dengan kenikmatan, lalu Allah Swt. menyebutkan saat kejadian itu. Untuk itu Allah Swt. berfirman:
Pada hari betis disingkapkan dan mereka dipanggil untuk bersujud; maka mereka tidak kuasa. (Al-Qalam: 42)
Yakni di hari kiamat nanti berikut segala sesuatu yang terjadi di dalamnya berupa huru-hara, keguncangan, malapetaka, ujian, dan peristiwa-peristiwa yang besar lagi dahsyat.
Imam Bukhari sehubungan dengan hal ini mengatakan:
telah menceritakan kepada kami Adam, telah menceritakan kepada kami Al-Lais, dari Khalid ibnu Yazid, dari Sa'id ibnu Abu Hilal, dari Zaid ibnu Aslam, dari Ata ibnu Yasar, dari Abu Sa'id Al-Khudri yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Nabi Saw. bersabda: Kelak (di hari kiamat) Tuhan menyingkapkan betis (sebagian kekuasaan)Nya, maka bersujudlah kepada-Nya semua orang mukmin laki-laki dan perempuan, dan tertinggallah orang yang dahulunya ketika di dunia sujud karena ria dan pamer, maka ia berupaya untuk melakukan sujud, tetapi punggungnya kembali berbalik menjadi tegak (tidak dapat sujud).
Hadis ini diketengahkan di dalam kitab Sahihain dan kitab-kitab hadis lainnya melalui berbagai jalur dan dengan lafaz yang beraneka ragam. Hadisnya cukup panjang lagi terkenal.
Abdullah ibnul Mubarak mengatakan dari Usamah ibnu Zaid, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: Pada hari betis disingkapkan. (Al-Qalam: 42) Bahwa hari itu adalah hari kiamat, yaitu hari kesusahan dan hari yang keras.
Demikianlah menurut Ibnu Jarir dalam riwayatnya, dan ia mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Ibnu Humaid, telah menceritakan kepada kami Mahran, dari Sufyan, dari Al-Mugirah, dari Ibrahim, dari Ibnu Mas'ud atau dari Ibnu Abbas —Ibnu Jarir ragu— sehubungan dengan makna firman-Nya: Pada hari betis disingkapkan. (Al-Qalam: 42) karena terjadinya peristiwa yang sangat besar (dahsyat), semakna dengan ucapan seorang penyair, "Perang itu kian memuncak hingga menyingkapkan betis orang-orang yang terlibat di dalamnya."
Ibnu Abu Najih telah meriwayatkan dari Mujahid sehubungan dengan makna firman-Nya: Pada hari betis disingkapkan. (Al-Qalam: 42) Yaitu karena terjadinya peristiwa yang sangat menyusahkan. Ibnu Abbas mengatakan bahwa peristiwa merupakan saat yang paling menyusahkan di hari kiamat.
Ibnu Jarir telah meriwayatkan dari Mujahid sehubungan dengan makna firman-Nya: Pada hari betis disingkapkan. (Al-Qalam: 42) Yakni karena peristiwa yang sangat menyusahkan di hari itu.
Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: Pada hari betiss disingkapkan. (Al-Qalam: 42) Ini merupakan ungkapan kinayah yang menggambarkan terjadinya peristiwa yang sangat mengerikan lagi sangat menakutkan di hari kiamat.
Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: Pada hari betis disingkapkan. (Al-Qalam: 42) Maksudnya, di hari ditampakkan semua urusan dan semua amal perbuatan dipamerkan. Makna kasyf adalah memasuki negeri akhirat dan dibukakannya semua peristiwa yang terjadi di hari itu. Hal yang semisal telah dikatakan oleh Ad-Dahhak dan lain-lainnya, dari Ibnu Abbas, yang semuanya dikemukakan oleh Ibnu Jarir.
Kemudian Ibnu Jarir mengatakan:
telah menceritakan kepadaku Abu Zaid alias Umar ibnu Syaibah, telah menceritakan kepada kami Harun ibnu Umar Al-Makhzumi, telah menceritakan kepada kami Al-Walid ibnu Muslim, telah menceritakan kepada kami Abu Sa' id alias Rauh ibnu Janah, dari seorang mania milik Umar ibnu Abdul Aziz, dari Abu Burdah ibnu Abu Musa, dari ayahnya, dari Nabi Swt. yang telah bersabda: Pada hari betis disingkapkan, yakni cahaya Yang Mahabesar yang semua makhluk terjungkal bersujud kepada-Nya.
Abu Ya'la telah meriwayatkannya dari Al-Qasim ibnu Yahya, dari Al-Walid ibnu Muslim dengan sanad yang sama; tetapi di dalam sanadnya terdapat seorang perawi yang misteri (tidak diketahui namanya). Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.