بَلْ نَحْنُ مَحْرُوْمُوْنَ ( القلم: ٢٧ )
Bal Naĥnu Maĥrūmūna. (al-Q̈alam 68:27)
Artinya:
bahkan kita tidak memperoleh apa pun,” (QS. [68] Al-Qalam : 27)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
bahkan kita tidak memperoleh apa pun.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Akhirnya mereka sadar dan yakin bahwa yang terbakar itu memang kebun mereka, dan berkata, "Kita tidak tersesat ke kebun yang lain, ini memang kepunyaan kita. Karena kita telah berdosa dengan tidak mengikuti apa yang telah digariskan oleh bapak kita pada setiap memetik hasil kebun, maka Allah memusnahkan kebun ini."
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt.:
Tatkala mereka melihat kebun itu, mereka berkata, "Sesungguhnya kita benar-benar orang-orang yang sesat (jalan). (Al-Qalam: 26)
Ketika mereka sampai di kebun mereka dan telah menyaksikannya dengan mata kepala mereka sendiri dalam keadaan seperti -apa yang telah digambarkan oleh Allah Swt. sebelumnya. Yaitu kebun yang tadinya tampak hijau, subur, lagi banyak buah-buahannya, kini telah menjadi hitam legam seperti malam yang gelap gulita, tiada sesuatu pun yang dapat diambil manfaatnya dari kebun itu. Maka mereka berkeyakinan bahwa jalan yang mereka tempuh itu sesat, dan bukan jalan menuju kebun mereka. Karena itulah maka disebutkan oleh firman-Nya:
Sesungguhnya kita benar-benar orang-orang yang sesat (jalan) (Al-Qalam: 26)
Yakni kita telah menempuh jalan yang keliru, bukan menempuh jalan yang menuju ke arah kebun kita. Demikianlah menurut Ibnu Abbas dan lain-lainnya. Kemudian mereka menyadari akan kekeliruan dugaan mereka dan mereka merasa yakin bahwa itu adalah kebun mereka sendiri. Karena itulah mereka mengatakan:
bahkan kita dihalangi (dari memperoleh hasilnya).(Al-Qalam: 27)
bahkan memang inilah kebun kita, tetapi kita tidak beruntung dan tidak mendapatkan hasil apa pun darinya.
Berkatalah seorang yang paling baik pikirannya di antara mereka. (Al-Qalam: 28)
Ibnu Abbas, Mujahid, Sa'id ibnu Jubair, Ikrimah, Muhammad ibnu Ka'b, Ar-Rabi' ibnu Anas, Ad-Dahhak, dan Qatadah mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah seorang yang paling bijaksana dan paling baik dari mereka.
Bukankah aku telah mengatakan kepadamu, mengapa kamu tidak bertasbih (kepada Tuhanmu)? (Al-Qalam: 28)
Mujahid, As-Saddi, dan Ibnu Juraij mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: mengapa kamu tidak bertasbih (kepada Tuhanmu)? (Al-Qalam: 28) Yakni mengapa kalian tidak mengucapkan insya Allah sebelumnya?
As-Saddi mengatakan bahwa istisna mereka di masa itu berupa tasbih.
Ibnu Jarir mengatakan bahwa yang dimaksud ialah ucapan seseorang insya Allah.
Menurut pendapat yang lain, makna yang dimaksud ialah seseorang yang paling bijaksana dari mereka mengatakan, "Mengapa kalian tidak bertasbih kepada Allah dan bersyukur kepada-Nya atas nikmat yang telah Dia limpahkan dan Dia berikan kepada kalian?"
4 Tafsir Al-Jalalain
(Bahkan kita dihalangi) dari memperoleh buahnya disebabkan kita telah menghalang-halangi orang-orang miskin dari memperoleh bagiannya.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Tatkala mereka melihat kebun-kebun itu hitam terbakar, dengan goncang mereka berkata, "Kita sungguh telah tersesat! Ini bukan kebun kita! Atau ini memang kebun kita, tetapi kita telah terhalangi untuk melihatnya."