وَلَا تُطِعْ كُلَّ حَلَّافٍ مَّهِيْنٍۙ ( القلم: ١٠ )
Wa Lā Tuţi` Kulla Ĥallāfin Mahīnin. (al-Q̈alam 68:10)
Artinya:
Dan janganlah engkau patuhi setiap orang yang suka bersumpah dan suka menghina, (QS. [68] Al-Qalam : 10)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Untuk mengukuhkan larangan tersebut, Allah menyifati me-reka dengan sifat-sifat buruk seperti yang dirinci dalam ayat ini. Dan janganlah engkau patuhi setiap orang yang suka bersumpah baik dalam kebenaran maupun kebatilan, dan berkepribadian buruk karena suka menghina, lagi suka mencela, yang kian ke mari menyebarkan fitnah untuk memecah belah anggota masyarakat,
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Dalam ayat-ayat ini, Allah mengingatkan dan memerintahkan Nabi Muhammad agar:
1.Tidak mengikuti keinginan orang-orang yang mudah mengucapkan sumpah, karena yang suka bersumpah itu hanyalah seorang pendusta. Sedangkan dusta itu pangkal kejahatan dan sumber segala macam perbuatan maksiat. Oleh karena itu pula, agama Islam menyatakan bahwa dusta itu salah satu dari tanda-tanda orang munafik. Nabi Muhammad bersabda, sebagaimana diriwayatkan al-Bukhari:Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga: jika berbicara, ia berdusta, jika dipercaya, ia khianat, dan jika berjanji, ia tidak menepati janjinya. (Riwayat al-Bukhari, Muslim, at-Tirmidhi, dan an-Nasa'i dari Abu Hurairah)
Orang yang suka bersumpah adalah orang yang tidak baik. Orang yang tidak baik pikiran dan maksudnya kepada orang lain menyangka bahwa orang lain demikian pula kepadanya. Oleh karena itu, untuk meyakinkan orang lain akan kebenaran dirinya, ia pun bersumpah.
1.Tidak mengikuti orang yang berpikiran hina dan menyesatkan, seperti ajakan mengikuti agama mereka dalam beberapa hal.
1.Tidak mengikuti orang yang selalu mencela orang lain, dan menyebut-nyebut keburukan orang lain baik secara langsung atau tidak.
2.Tidak mengikuti orang-orang yang suka memfitnah seperti mempengaruhi orang agar tidak senang kepada seseorang yang lain, dan berusaha menimbulkan kekacauan. Allah menyatakan bahwa fitnah dengan pengertian kekacauan itu lebih besar akibatnya dari pembunuhan.
Dan bunuhlah mereka di mana kamu temui mereka, dan usirlah mereka dari mana mereka telah mengusir kamu. Dan fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan. (al-Baqarah/2: 191)
1.Tidak mengikuti orang-orang yang suka melarang perbuatan baik dan menghalangi orang lain berbuat kebaikan atau dia sendiri tidak suka berbuat baik.
2.Tidak mengikuti orang yang biasa mengerjakan perbuatan yang melampaui batas, seperti orang-orang yang suka melanggar perintah Allah dan tidak menghentikan perbuatan-perbuatan yang dilarang-Nya. Allah berfirman:
Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar batas-batas hukum-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka, dia kekal di dalamnya dan dia akan mendapat azab yang menghinakan. (an-Nisa'/4: 14)
1.Tidak mengikuti orang-orang yang biasa mengerjakan perbuatan-perbuatan dosa dan maksiat karena ia adalah orang yang tidak mempunyai harga diri dan akhlak yang baik. Perbuatan dosa itu akan menghilangkan harga diri dan bertentangan dengan akhlak yang mulia. Allah tidak menyukai orang-orang yang suka mengerjakan perbuatan-perbuatan dosa. Dia berfirman:
Dan janganlah kamu berdebat untuk (membela) orang-orang yang mengkhianati dirinya. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang selalu berkhianat dan bergelimang dosa. (an-Nisa'/4: 107)
1.Tidak mengikuti orang-orang yang suka berbuat kejam dan tidak mempunyai sifat belas kasihan. Allah Maha Pemurah lagi Maha Penyayang kepada hamba-hamba-Nya. Oleh karena itu, sifat kejam dan tidak mempunyai rasa belas kasihan berlawanan dengan sifat-sifat Allah. Salah satu sebab agama Islam tersiar dengan cepat di Jazirah Arab ialah karena sikap Nabi Muhammad yang lemah-lembut. Seandainya ia bersikap kasar dan kejam, niscaya orang akan menghindarinya. Allah berfirman:
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. (Ali 'Imran/3: 159)
1.Tidak mengikuti orang-orang yang tidak diketahui asal-usulnya, yaitu:
1.Orang-orang yang tidak diketahui keadaannya, dari mana asalnya, apa pekerjaannya, bagaimana budi pekertinya, dan sebagainya.
2.Orang yang tidak diketahui asal usulnya dan tidak jelas maksud dan tujuannya serta apa motif yang ada di balik ajakannya.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Kemudian Allah Swt. berfirman:
Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina. (Al-Qalam: 10)
Demikian itu karena seorang pendusta, mengingat kelemahan dan kehinaannya, dia hanya melindungi dirinya dengan sumpah-sumpah yang dusta yang justru mengotori asma-asma Allah yang mereka gunakan. Mereka dengan beraninya menggunakannya di setiap waktu dalam sumpah mereka yang bukan pada tempatnya.
Ibnu Abbas mengatakan bahwa makna al-muhin ialah al-kazib alias pendusta.
Menurut Mujahid, artinya lemah hatinya.
Menurut Al-Hasan, makna ayat ialah setiap orang yang banyak mengutapkan sumpah sombong lagi lemah keyakinannya.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah) dengan cara yang batil (lagi hina) yakni rendah.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Jangan tinggalkan sikapmu yang berbeda dengan setiap orang yang banyak bersumpah, hina, banyak mencela, suka menebar isu yang dapat memecah belah masyarakat, banyak menghalangi perbuatan baik, melampaui batas lagi banyak dosa, keras hati dan kasar serta terkenal dengan kejahatannya, melebihi sifat-sifatnya yang tercela itu.