Firman Allah Swt.:
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (Ar-Rahman: 13)
Yakni nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan, hai dua jenis makhluk, jin dan manusia yang kalian dustakan? Demikianlah menurut pendapat Mujahid dan ulama lainnya, yang hal ini ditunjukkan oleh pengertian yang terkandung pada konteks sesudahnya. Dengan kata lain, dapat disebutkan bahwa nikmat-nikmat Tuhanmu tampak jelas pada kalian dan kalian diliputi olehnya hingga kalian tidak dapat mengingkarinya atau tidak mengakuinya. Dan kami hanya dapat mengatakan seperti apa yang dikatakan oleh jin yang beriman kepada-Nya, "Ya Allah, tiada sesuatu pun dari nikmat-nikmat-Mu yang kami ingkari, maka bagi-Mulah segala puji."
Disebutkan bahwa Ibnu Abbas selalu menjawabnya dengan ucapan berikut, "Tidak, lalu yang manakah, wahai Tuhanku?" Dengan kata lain. dapat disebutkan bahwa kami tidak mendustakan sesuatu pun darinya.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Ishaq, telah menceritakan kepada kami Ibnu Lahi'ah, dari Abul Aswad, dari Urwah, dari Asma binti Abu Bakar yang telah menceritakan bahwa Rasulullah Saw. pernah ia dengar dalam salatnya membaca satu rukun Al-Qur'an sebelum diperintahkan untuk menyerukan dakwahnya secara terang-terangan, sedangkan orang-orang musyrik mendengarkannya, yaitu firman Allah Swt.: Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (Ar-Rahman: 13)