Yā Qawmi Adkhulū Al-'Arđa Al-Muqaddasata Allatī Kataba Allāhu Lakum Wa Lā Tartaddū `Alaá 'Adbārikum Fatanqalibū Khāsirīna.
Wahai kaumku! Masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu berbalik ke belakang (karena takut kepada musuh), nanti kamu menjadi orang yang rugi.
Qālū Yā Mūsaá 'Inna Fīhā Qawmāan Jabbārīna Wa 'Innā Lan Nadkhulahā Ĥattaá Yakhrujū Minhā Fa'in Yakhrujū Minhā Fa'innā Dākhilūna.
Mereka berkata, “Wahai Musa! Sesungguhnya di dalam negeri itu ada orang-orang yang sangat kuat dan kejam, kami tidak akan memasukinya sebelum mereka keluar darinya. Jika mereka keluar dari sana, niscaya kami akan masuk.”
Qāla Rajulāni Mina Al-Ladhīna Yakhāfūna 'An`ama Allāhu `Alayhimā Adkhulū `Alayhim Al-Bāba Fa'idhā Dakhaltumūhu Fa'innakum Ghālibūna Wa `Alaá Allāhi Fatawakkalū 'In Kuntum Mu'uminīna.
Berkatalah dua orang laki-laki di antara mereka yang bertakwa, yang telah diberi nikmat oleh Allah, “Serbulah mereka melalui pintu gerbang (negeri) itu. Jika kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. Dan bertawakallah kamu hanya kepada Allah, jika kamu orang-orang beriman.”
Qālū Yā Mūsaá 'Innā Lan Nadkhulahā 'Abadāan Mā Dāmū Fīhā Fādh/hab 'Anta Wa Rabbuka Faqātilā 'Innā Hāhunā Qā`idūna.
Mereka berkata, “Wahai Musa! Sampai kapan pun kami tidak akan memasukinya selama mereka masih ada di dalamnya, karena itu pergilah engkau bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua. Biarlah kami tetap (menanti) di sini saja.”
Qāla Rabbi 'Innī Lā 'Amliku 'Illā Nafsī Wa 'Akhī Fāfruq Baynanā Wa Bayna Al-Qawmi Al-Fāsiqīna.
Dia (Musa) berkata, “Ya Tuhanku, aku hanya menguasai diriku sendiri dan saudaraku. Sebab itu pisahkanlah antara kami dengan orang-orang yang fasik itu.”
Qāla Fa'innahā Muĥarramatun `Alayhim 'Arba`īna Sanatan Yatīhūna Fī Al-'Arđi Falā Ta'sa `Alaá Al-Qawmi Al-Fāsiqīna.
(Allah) berfirman, “(Jika demikian), maka (negeri) itu terlarang buat mereka selama empat puluh tahun, (selama itu) mereka akan mengembara kebingungan di bumi. Maka janganlah eng-kau (Musa) bersedih hati (memikirkan nasib) orang-orang yang fasik itu.”
Wa Atlu `Alayhim Naba'a Abnay 'Ādama Bil-Ĥaqqi 'Idh Qarrabā Qurbānāan Fatuqubbila Min 'Aĥadihimā Wa Lam Yutaqabbal Mina Al-'Ākhari Qāla La'aqtulannaka Qāla 'Innamā Yataqabbalu Allāhu Mina Al-Muttaqīna.
Dan ceritakanlah (Muhammad) yang sebenarnya kepada mereka tentang kisah kedua putra Adam, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka (kurban) salah seorang dari mereka berdua (Habil) diterima dan dari yang lain (Qabil) tidak diterima. Dia (Qabil) berkata, “Sungguh, aku pasti membunuhmu!” Dia (Habil) berkata, “Sesungguhnya Allah hanya menerima (amal) dari orang yang bertakwa.”
La'in Basaţta 'Ilayya Yadaka Litaqtulanī Mā 'Anā Bibāsiţin Yadī 'Ilayka Li'qtulaka 'Innī 'Akhāfu Allāha Rabba Al-`Ālamīna.
”Sungguh, jika engkau (Qabil) menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Aku takut kepada Allah, Tuhan seluruh alam.”
'Innī 'Urīdu 'An Tabū'a Bi'ithmī Wa 'Ithmika Fatakūna Min 'Aşĥābi An-Nāri Wa Dhalika Jazā'u Až-Žālimīna.
”Sesungguhnya aku ingin agar engkau kembali dengan (membawa) dosa (membunuh)ku dan dosamu sendiri, maka engkau akan menjadi penghuni neraka; dan itulah balasan bagi orang yang zalim.”
Faţawwa`at Lahu Nafsuhu Qatla 'Akhīhi Faqatalahu Fa'aşbaĥa Mina Al-Khāsirīna.
Maka nafsu (Qabil) mendorongnya untuk membunuh saudaranya, kemudian dia pun (benar-benar) membunuhnya, maka jadilah dia termasuk orang yang rugi.