Allah mengancam setiap anak yang bersikap seperti yang diterangkan ayat di atas kepada orang tuanya. Mereka pasti akan ditimpa azab di akhirat nanti, mendapat murka dan kemarahan Allah, dan dimasukkan ke dalam neraka yang apinya menyala-nyala, bersama umat-umat dahulu yang mendurhakai Allah, mendustakan para rasul, dan melecehkan kedua orang tuanya, baik mereka dari golongan jin maupun manusia. Dengan demikian, neraka itu akan dipenuhi dengan mereka semua seperti yang dijanjikan oleh Allah.
Dari ayat ini dapat dipahami bahwa jin itu adalah makhluk Allah yang sama kewajibannya dengan manusia. Di antara mereka, ada yang menganut agama Islam seperti kaum Muslimin, dan ada pula yang kafir. Mereka hidup berketurunan dan mati seperti manusia.
Abu hayyan berkata, "Al-hasan al-Basri berkata dalam suatu halaqah (majlis) pelajaran, "Jin itu tidak mati." Maka Qatadah membantahnya dengan mengemukakan ayat ini. Lalu al-hasan al-Basri terdiam.
Pada akhir ayat ini diterangkan sebab Allah mengazab mereka, jin dan manusia, adalah karena mereka adalah golongan yang merugi. Mereka merugi karena telah menyia-nyiakan fitrah yang telah diberikan Allah kepada mereka. Sejak dalam kandungan, manusia telah diberi Tuhan suatu naluri, yaitu potensi untuk menjadi orang yang beriman. Akan tetapi, potensi yang ada pada dirinya itu disia-siakannya, dengan menuruti hawa nafsu dan godaan setan, serta terpengaruh oleh kehidupan dunia dan lingkungan sehingga mereka menjadi orang-orang merugi di dunia apalagi di akhirat.
Berbahagialah orang-orang yang dapat memanfaatkan fitrah yang telah ditanamkan Allah pada dirinya sehingga ia beriman kepada Allah dan rasul-Nya, dan senantiasa mendapat bimbingan, hidayah, dan taufik dalam kehidupannya. Firman Allah swt:
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (ar-Rum/30: 30)