Allah Swt. menceritakan bahwa Dialah Yang memiliki bumi dan langit dan Yang menguasai keduanya di dunia dan akhirat. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:
Dan pada hari terjadinya kebangkitan. (Al-Jatsiyah: 27)
Yakni hari kiamat.
akan rugilah pada hari itu orang-orang yang mengerjakan kebatilan. (Al-Jatsiyah: 27)
Mereka adalah orang-orang yang kafir kepada Allah, dan ingkar kepada Al-Kitab yang diturunkan kepada rasul-rasuI-Nya, yang mengandung ayat-ayat yang menerangkan dan bukti-bukti yang jelas.
Ibnu Abu Hatim mengatakan bahwa Sufyan As-Sauri datang ke Madinah, lalu ia mendengar Al-Mu'afiri berbicara yang mengundang tertawa banyak orang. Maka Sufyan As-Sauri berkata kepadanya, "Hai orang tua, tidakkah engkau mengetahui bahwa Allah Swt. mempunyai suatu hari yang di hari itu akan rugilah orang-orang yang mengerjakan kebatilan?" Akan tetapi, Al-Mu'afiri tetap mengerjakan hal itu hingga meninggal dunia. Demikianlah menurut apa yang diketengahkan oleh Ibnu Abu Hatim.
Kemudian Allah Swt. befirman:
Dan (pada hari itu) kamu lihat tiap-tiap umat berlutut. (Al-Jatsiyah: 26)
Mereka terduduk di atas lututnya karena sangat takut dan ngeri. Menurut suatu pendapat, sesungguhnya hal ini terjadi manakala neraka Jahanam didatangkan, lalu Jahanam mengeluarkan suara gelegarnya yang hebat, maka tiada seorang pun melainkan terduduk berlutut, sehingga Nabi Ibrahim kekasih Allah Swt. sendiri mengatakan, "Ya Allah, selamatkanlah diriku, selamatkanlah diriku, selamatkanlah diriku; aku tidak meminta kepada Engkau pada hari ini kecuali keselamatan diriku." Sehingga Isa putra Maryam a.s. sendiri mengatakan, "Aku tidak meminta kepada Engkau hari ini kecuali selamatkanlah diriku. Dan aku tidak meminta kepada Engkau selamatkanlah Maryam yang telah melahirkan diriku."
Mujahid dan Ka'bul Ahbar serta Al-Hasan Al-Basri mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: tiap-tiap umat berlutut. (Al-Jatsiyah: 28) Yakni terduduk di atas lututnya.
Ikrimah mengatakan bahwa yang dimaksud dengan jatsiyah ialah terpisah-pisah di tempatnya sendiri-sendiri, bukan berlutut. Tetapi pendapat pertamalah yang lebih diutamakan.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abdullah ibnu Yazid Al-Muqri, telah menceritakan kepada kami Sufyan ibnu Uyaynah, dari Amr, dari Abdullah ibnu Babah, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Seakan-akan aku melihat kalian (dalam mimpiku) dalam keadaan terpisah di atas sebuah bukit jauh dari neraka Jahanam.
Ismail ibnu Abu Rafi' Al-Madani telah meriwayatkan dari Muhammad ibnu Ka'b, dari Abu Hurairah r.a. secara marfu' dalam hadis mengenai sangkakala, bahwa lalu manusia terpisah-pisah, dan-umat-umat berlutut. Hal inilah yang disebutkan oleh firman-Nya:
Dan (pada hari itu) kamu lihat tiap-tiap umat belutut. Tiap-tiap umat dipanggil untuk (melihat) buku catatan amalnya. (Al-Jatsiyah: 28)
Pendapat ini menghimpunkan di antara kedua pendapat yang telah disebutkan di atas, dan hal ini tidaklah bertentangan dengan pendapat yang sebelumnya; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.