Al-Baghawi mengatakan contohnya adalah Nabi Ibrahim a.s, karena dia tidak mempunyai anak perempuan.
atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa yang dikehendaki-Nya). (Asy-Syura: 50)
Dia memberikan anak lelaki dan anak perempuan kepada siapa yang dikehendaki-Nya, hingga anak-anaknya ada yang lelaki dan ada yang perempuan.
Al-Baghawi mengatakan contohnya adalah Nabi Muhammad Saw.
dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. (Asy-Syura: 50)
Yakni tidak mempunyai anak sama sekali.
Al-Baghawi mengatakan contohnya adalah Nabi Yahya dan Nabi Isa. a.s. Maka manusia itu ada empat macam, di antara mereka ada yang diberi anak-anak perempuan, ada yang hanya diberi anak-anak lelaki, ada yang diberi anak dari kedua jenis (ada laki-laki dan ada yang perempuan), dan yang terakhir ialah orang yang tidak diberi anak sama sekali, baik anak lelaki maupun anak perempuan, karena dia dijadikan dalam keadaan mandul tidak dapat beranak.
Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui. (Asy-Syura: 50)
siapa yang berhak mendapat pemberian anak dari kedua jenis itu.
lagi Mahakuasa. (Asy-Syura: 50)
Terhadap siapa yang Dia kehendaki dengan adanya perbedaan di kalangan manusia dalam hal tersebut. Pengertian ini mirip dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya yang menceritakan perihal Nabi Isa a.s, yaitu:
dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia. (Maryam: 21)
Yang menunjukkan akan kekuasaan Allah Swt. Yang Mahasuci. Karena Dia telah menciptakan makhluk terdiri dari empat macam. Adam a.s. Dia ciptakan dari tanah liat, bukan dari laki-laki, bukan pula dari perempuan (yakni tanpa ayah dan ibu). Hawa Dia ciptakan dari laki-laki, yaitu (dari tulang rusuk Nabi Adam a!s.) tanpa perempuan (tanpa ibu). Manusia lainnya Dia ciptakan dari laki-laki dan perempuan (yakni melalui ibu dan bapak) selain Isa. Adapun Nabi Isa a.s. diciptakan hanya dari ibu, tanpa ayah. Dengan terciptanya Isa a.s, berarti sempurnalah hal yang menunjukkan kepada kekuasaan Allah Swt. Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya: dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia. (Maryam: 21)
Dan apa yang disebutkan dalam ayat ini berkaitan dengan masalah pokok, sedangkan topik yang disebutkan dalam surat Asy-Syura ini berkaitan dengan anak. Masing-masing dari kedua belah pihak (orang tua dan anak) terdiri dari empat macam, Mahasuci Allah Yang Maha Mengetahui lagi Mahakuasa.