Wa Mā Kāna Libasharin 'An Yukallimahu Allāhu 'Illā Waĥyāan 'Aw Min Warā'i Ĥijābin 'Aw Yursila Rasūlāan Fayūĥiya Bi'idhnihi Mā Yashā'u 'Innahu `Alīyun Ĥakīmun.
Dan tidaklah patut bagi seorang manusia bahwa Allah akan berbicara kepadanya kecuali dengan perantaraan wahyu atau dari belakang tabir atau dengan mengutus utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan izin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Dia Mahatinggi, Mahabijaksana.
Wa Kadhalika 'Awĥaynā 'Ilayka Rūĥāan Min 'Amrinā Mā Kunta Tadrī Mā Al-Kitābu Wa Lā Al-'Īmānu Wa Lakin Ja`alnāhu Nūrāan Nahdī Bihi Man Nashā'u Min `Ibādinā Wa 'Innaka Latahdī 'Ilaá Şirāţin Mustaqīmin.
Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) ruh (Al-Qur'an) dengan perintah Kami. Sebelumnya engkau tidaklah mengetahui apakah Kitab (Al-Qur'an) dan apakah iman itu, tetapi Kami jadikan Al-Qur'an itu cahaya, dengan itu Kami memberi petunjuk siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sungguh, engkau benar-benar membimbing (manusia) kepada jalan yang lurus,
Şirāţi Allāhi Al-Ladhī Lahu Mā Fī As-Samāwāti Wa Mā Fī Al-'Arđi 'Alā 'Ilaá Allāhi Taşīru Al-'Umūru
(Yaitu) jalan Allah yang milik-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Ingatlah, segala urusan kembali kepada Allah.