Qālū Rabbanā Man Qaddama Lanā Hādhā Fazid/hu `Adhābāan Đi`fāan Fī An-Nāri.
Mereka berkata (lagi), “Ya Tuhan kami, barangsiapa menjerumuskan kami ke dalam (azab) ini, maka tambahkanlah azab kepadanya dua kali lipat di dalam neraka.”
Wa Qālū Mā Lanā Lā Naraá Rijālāan Kunnā Na`udduhum Mina Al-'Ashrār.
Dan (orang-orang durhaka) berkata, “Mengapa kami tidak melihat orang-orang yang dahulu (di dunia) kami anggap sebagai orang-orang yang jahat (hina).
'Āttakhadhnāhum Sikhrīyāan 'Am Zāghat `Anhum Al-'Abşāru.
Dahulu kami menjadikan mereka olok-olokan, ataukah karena penglihatan kami yang tidak melihat mereka?”
'Inna Dhālika Laĥaqqun Takhāşumu 'Ahli An-Nāri.
Sungguh, yang demikian benar-benar terjadi, (yaitu) pertengkaran di antara penghuni neraka.
Qul 'Innamā 'Anā Mundhirun Wa Mā Min 'Ilahin 'Illā Allāhu Al-Wāĥidu Al-Qahhāru.
Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya aku hanya seorang pemberi peringatan, tidak ada tuhan selain Allah Yang Maha Esa, Mahaperkasa,
Rabbu As-Samāwāti Wa Al-'Arđi Wa Mā Baynahumā Al-`Azīzu Al-Ghaffāru.
(yaitu) Tuhan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya, Yang Mahaperkasa, Maha Pengampun.”
Qul Huwa Naba'un `Ažīmun.
Katakanlah, “Itu (Al-Qur'an) adalah berita besar,
'Antum `Anhu Mu`riđūna.
yang kamu berpaling darinya.
Mā Kāna Liya Min `Ilmin Bil-Mala'i Al-'A`laá 'Idh Yakhtaşimūna.
Aku tidak mempunyai pengetahuan sedikit pun tentang al-mala’ul a’la (malaikat) itu ketika mereka berbantah-bantahan.
'In Yūĥaá 'Ilayya 'Illā 'Annamā 'Anā Nadhīrun Mubīnun.
Yang diwahyukan kepadaku, bahwa aku hanyalah seorang pemberi peringatan yang nyata.”