وَجَعَلْنَا ذُرِّيَّتَهٗ هُمُ الْبٰقِيْنَ ( الصافات: ٧٧ )
Wa Ja`alnā Dhurrīyatahu Humu Al-Bāqīna. (aṣ-Ṣāffāt 37:77)
Artinya:
Dan Kami jadikan anak cucunya orang-orang yang melanjutkan keturunan. (QS. [37] As-Saffat : 77)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Dan Kami muliakan Nabi Nuh dengan men-jadikan anak cucunya orang-orang yang melanjutkan keturunan setelah peristiwa banjir itu surut.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Kemudian dijelaskan jenis doa Nabi Nuh yang dikabulkan itu, antara lain: Pertama, Allah telah menyelamatkan Nuh beserta orang-orang yang beriman, termasuk beberapa orang putranya, dari bencana yang besar yakni angin topan yang dahsyat dibarengi banjir besar. Seorang putranya ikut tenggelam. Mereka yang selamat dari banjir besar itu ialah mereka yang berada dalam kapal. Firman Allah:
Kemudian Kami menyelamatkannya Nuh dan orang-orang yang bersamanya di dalam kapal yang penuh muatan. Kemudian setelah itu Kami tenggelamkan orang-orang yang tinggal. (asy-Syu'ara'/26: 119-120)
Kedua, Allah menjadikan anak cucu Nabi Nuh orang yang akan melanjutkan keturunannya, dan mereka yang membangkang dan menentang seruannya dibinasakan, seperti yang dimohon Nabi Nuh dalam doanya.
Ketiga, Allah mengabadikan pujian dan nama yang harum bagi Nuh di kalangan para nabi yang datang kemudian dan umat manusia sampai akhir zaman. Beliau masyhur di kalangan kaum muslimin, termasuk salah seorang dari lima rasul yang disebut ulul 'azmi yang artinya orang-orang yang mempunyai keteguhan hati. Empat rasul lainnya ialah Ibrahim, Musa, Isa, dan Muhammad saw.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas r a yang mengatakan bahwa tiada seorang manusia pun yang ada, melainkan dari keturunan Nabi Nuh a.s.
Sa'id ibnu Abu Arubah telah meriwayatkan dan Qatadah sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan Kami jadikan anak cucunya orang-orang yang melanjutkan keturunan. (Ash Shaaffat:77) Bahwa manusia semuanya berasal dari keturunan Nabi Nuh a.s.
Imam Turmuzi, Ibnu Jarir, dan Ibnu Abu Hatim telah meriwayatkan melalui hadis Sa’id ibnu Basyir:
dari Qatadah, dari Al-Hasan, dari Samurah r a dari Nabi Saw. Sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan Kami jadikan anak cucunya orang-orang yang melanjutkan keturunan. (Ash Shaaffat:77) Beliau Saw. bersabda: Sam, Ham, dan Yafis.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdul Wahhab, dari Sa'id, dari Qatadah, dari Al-Hasan, dari Samurah r.a. yang telah mengatakan bahwa Nabi Saw. pernah bersabda: Sam menurunkan bangsa Arab, Ham menurunkan bangsa Habsyah, dan Yafis menurunkan bangsa Romawi.
Imam Turmuzi meriwayatkannya melalui Bisyr ibnu Mu'az Al-Aqdi, dari Yazid ibnu Zurai, dari Sa'id ibnu Abu Arubah, dari Qatadah sanad yang sama.
Al-Hafiz Abu Umar ibnu Abdul Barr mengatakan bahwa telah diriwayatkan hal yang semisal dari Imran ibnu Husain r.a., dari Nabi Saw.
Yang dimaksud dengan Romawi dalam hadis ini ialah bangsa Romawi terdahulu, yaitu bangsa Yunani yang nasabnya sampai pada Rumi ibnu Liti ibnu Yunan ibnu Yafis ibnu Nuh a.s. Kemudian telah diriwayatkan melalui hadis Ismail ibnu Iyasy, dari Yahya ibnu Sa'id, dari Sa'id ibnul Musayyab yang mengatakan bahwa anak Nabi Nuh a.s. itu ada tiga orang, yaitu Sam, Ham, dan Yafis. Dan masing-masing dari mereka beranak tiga orang Sam menurunkan tiga bangsa, yaitu bangsa Arab, bangsa Persia, dan bangsa Romawi. Yafis menurunkan tiga bangsa, yaitu bangsa Turki, bangsa Saqalibah (Sicilia), serta Ya'juj dan Ma'juj. Ham menurunkan bangsa Egypt, bangsa yang berkulit hitam, dan bangsa Barbar. Telah diriwayatkan pula hal yang semisal dari Wahb ibnu Munabbih. Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Dan Kami jadikan anak cucunya orang-orang yang melanjutkan keturunan) dengan demikian maka manusia semuanya adalah anak cucu dari Nabi Nuh a.s. Nabi Nuh mempunyai tiga orang anak, yaitu Sam adalah bapak moyang bangsa Arab, bangsa Persia dan bangsa Romawi; Ham adalah bapak moyang bangsa yang berkulit hitam; Yafits adalah bapak moyang bangsa Turki, bangsa Khazr, Ya'juj dan Ma'juj dan lain-lainnya.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Keturunan Nûh Kami jadikan sebagai orang-orang yang tersisa di muka bumi setelah kaumnya binasa.