Kemudian Allah Swt. berfirman:
Katakanlah, "Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikan kamu.” (As Sajdah:11)
Makna lahiriah ayat menunjukkan bahwa malaikat maut tersebut adalah malaikat yang tertentu di antara malaikat-malaikat lainnya, sebagaimana yang tersimpulkan dari makna hadis Al-Barra yang telah disebutkan di dalam tafsir surat Ibrahim. Sebagian asar menyebutnya malaikat Izra'il, pendapat inilah yang terkenal, dikatakan oleh Qatadah dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang. Malaikat maut mempunyai banyak pembantu yang terdiri dari malaikat lainnya. Dan memang demikianlah disebutkan di dalam sebuah hadis yang menyebutkan bahwa para pembantu malaikat maut mencabut roh dari semua bagian tubuh. Dan manakala roh telah sampai di tenggorokan orang yang bersangkutan, barulah malaikat maut yang mencabutnya.
Mujahid mengatakan bahwa dilipatkan baginya bumi ini dan dijadikan seperti piala, dia dapat mengambil sebagian darinya manakala dia menginginkannya. Zuhair ibnu Muhammad telah meriwayatkan hal yang semisal dari Nabi Saw. secara mursal. Hal yang sama dikatakan pula oleh Ibnu Abbas.
Ibnu Abu Hatim meriwayatkan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Abu Yahya Al-Muqri, telah menceritakan kepada kami Umar ibnu Samurah, dari Ja'far ibnu Muhammad yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar ayahnya menceritakan hadis berikut, bahwa Rasulullah Saw. melihat malaikat maut berada di kepala seorang lelaki dari kalangan Ansar. Maka Nabi Saw. bersabda kepadanya: Hai malaikat maut, lemah lembutlah terhadap sahabatku ini, karena sesungguhnya dia adalah orang mukmin. Malaikat maut menjawab, "Hai Muhammad, tenangkanlah dirimu dan senangkanlah hatimu, karena sesungguhnya aku selalu berlaku lemah lembut kepada semua orang mukmin. Dan perlu engkau ketahui bahwa tiada suatu penghuni rumah pun di bumi ini, baik di kota maupun di kampung, dan baik di daratan maupun di laut, melainkan aku jabat tangan (roh) mereka setiap harinya sebanyak lima kali, sehingga aku lebih mengetahui siapa yang kecil dan siapa yang besar dari mereka daripada diri mereka sendiri. Demi Allah, hai Muhammad, seandainya aku hendak mencabut nyawa seekor nyamuk, aku tidak mampu melakukannya melainkan setelah mendapat perintah dari Allah yang memerintahkan aku untuk mencabutnya."
Ja'far mengatakan, telah sampai kepadanya suatu riwayat yang menyebutkan bahwa sesungguhnya malaikat maut menyalami mereka hanyalah di saat tiap-tiap waktu salat masuk. Dan apabila malaikat maut datang kepada mereka di waktu ajalnya, maka bila yang bersangkutan termasuk orang-orang yang memelihara salatnya, malaikat maut mendekat kepadanya dan mengusir setan, lalu mengajarinya mengucapkan kalimah "Tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah" di saat-saat yang sangat berat itu.
Abdur Razzaq mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Muslim, dari Ibrahim ibnu Maisarah yang menceritakan bahwa ia pernah mendengar Mujahid mengatakan, "Tiada suatu rumah pun yang ada di muka bumi ini, baik di kota maupun di kampung, melainkan para penghuninya didatangi oleh malaikat maut sebanyak dua kali setiap harinya."
Ka'bul Ahbar mengatakan, "Demi Allah, tidak ada suatu rumah pun yang di dalamnya ada seseorang yang menghuninya melainkan malaikat maut berdiri di depan pintu rumahnya setiap hari sebanyak tujuh kali. Dia melihat apakah di dalam rumah terdapat seseorang yang dia diperintahkan untuk mencabut nyawanya." Demikianlah menurut apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim.
Firman Allah Swt.:
kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan. (As Sajdah:11)
Yakni di hari kalian dibangkitkan dari kubur agar kalian menerima balasan dari amal perbuatan kalian.