Firman Allah Swt.
Maka tatkala istri Imran melahirkan anaknya, dia pun berkata, "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan, dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu."
Lafaz wada'at ada yang membacanya wada'tu karena dianggap sebagai ta mutakallim (anak yang aku lahirkan), dan menjadikannya sebagai kelanjutan dari perkataan (doa) istri Imran.
Ada pula yang membacanya wada'at dengan huruf ta yang di-sukun-kan dan menjadikannya sebagai firman Allah Swt.
...dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan.
Yakni dalam hal kekuatan dan kesabaran dalam beribadah dan berkhidmat mengurus Masjidil Aqsa.
Sesungguhnya aku telah menamainya Maryam.
Di dalam ayat ini terkandung makna boleh menamai anak di hari kelahirannya secara langsung, seperti yang tersirat dari makna lahiriah ayat. Mengingat hal ini merupakan syariat orang-orang sebelum kami, lalu menurut suatu riwayat diakui oleh syariat kita. Hal yang sama disebut pula di dalam sunnah Rasulullah Saw. yang telah bersabda:
Telah dilahirkan untukku malam ini seorang anak laki-laki yang aku beri nama dengan nama Abi Ibrahim. (Hadis diketengahkan oleh Bukhari Muslim)
Hal yang sama disebutkan pula di dalam kitab Sahihain, bahwa sahabat Anas ibnu Malik berangkat membawa saudaranya yang baru dilahirkan oleh ibunya kepada Rasulullah Saw., lalu beliau Saw. men-tahnik-nya dan memberinya nama Abdullah.
Di dalam hadis sahih Bukhari disebutkan:
Bahwa seorang lelaki bertanya, "Wahai Rasulullah, telah dilahirkan seorang anak laki-laki bagiku malam ini, maka nama apakah yang harus kuberikan kepadanya?" Nabi Saw. menjawab, "Namailah anak laki-lakimu itu Abdur Rahman."
Disebutkan pula di dalam hadis sahih bahwa ketika datang Abu Usaid seraya membawa anaknya kepada Nabi Saw. untuk di-tahnik, tetapi Nabi Saw. sedang sibuk, lalu Abu Usaid memerintahkan agar dikembalikan ke rumahnya. Ketika Rasulullah Saw. tidak sibuk lagi dan ingat di majelis yang sama, maka beliau Saw. menamainya Al-Munzir.
Adapun hadis yang diriwayatkan dari Qatadah, dari Al-Hasan Al-Basri, dari Samurah ibnu Jundub yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda:
Setiap anak digadaikan oleh aqiqahnya yang disembelih (untuk) menebusnya pada hari yang ketujuh (dari kelahirannya), lalu diberi nama dan dicukur rambutnya.
Maka hadis ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan ahlus sunan, lalu dinilai sahih oleh Imam Turmuzi. Menurut riwayat yang lain disebutkan Yudma, hal ini lebih kuat dan lebih banyak dihafal.
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Az-Zubair ibnu Bakkar di dalam Kitabun Nasab, yang bunyinya mengatakan bahwa Rasulullah Saw. melakukan aqiqah untuk anak lelakinya (yaitu Ibrahim), lalu beliau menamainya Ibrahim (dalam hari aqiqah-nya).
Tetapi sanad hadis ini kurang kuat karena bertentangan dengan apa yang terdapat di dalam hadis sahih. Sekiranya hadis ini sahih, niscaya diartikan bahwa Nabi Saw. baru mengumumkan nama Ibrahim pada hari aqiqah-nya itu (dan bukan pada pagi hari setelah malam hari kelahirannya).
Firman Allah Swt. menceritakan doa ibu Maryam, yaitu:
Dan sesungguhnya aku melindungkannya serta anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau dari setan yang terkutuk.
Yakni aku menyerahkannya kepada lindungan Allah Swt. dari setan yang terkutuk, dan aku menyerahkan pula anaknya (yaitu Isa a.s.) kepada lindungan-Nya. Maka Allah memperkenankan doanya itu, seperti yang diriwayatkan oleh Abdur Razzaq:
telah menceritakan kepada kami Ma'mar, dari Az-Zuhri, dari Ibnul Musayyab, dari Abu Hurairah yang bercerita bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Tiada seorang anak pun yang baru dilahirkan melainkan setan menyentuhnya ketika dilahirkan, lalu ia menjerit menangis karena setan telah menyentuhnya, kecuali Maryam dan anak laki-lakinya. Kemudian Abu Hurairah r.a. mengatakan, "Bacalah oleh kalian jika kalian suka firman berikut," yaitu:
Dan sesungguhnya aku melindungkannya serta anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau dari setan yang terkutuk.
Imam Bukhari dan Imam Muslim mengetengahkan pula hadis ini melalui jalur Abdur Razzaq, juga Ibnu Jarir, dari Ahmad ibnul Faraj, dari Baqiyyah, dari Az-Zubaidi, dari Az-Zuhri, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah, dari Nabi Saw. dengan lafaz yang semisal.
Ibnu Jarir meriwayatkannya melalui hadis Qais, dari Al-A'masy, dari Abu Saleh, dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
Tiada seorang bayi pun melainkan setan telah mencubitnya sekali atau dua kali, kecuali Isa ibnu Maryam dan Maryam sendiri. Kemudian Rasulullah Saw. membacakan firman-Nya:
Dan sesungguhnya aku melindungkannya serta anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau dari setan yang terkutuk.
Juga dari hadis Al-Ala, dari ayahnya, dari Abu Hurairah.
Iman Muslim meriwayatkannya dari Abut Tahir, dari Ibnu Wahb, dari Amr ibnul Haris, dari Abu Yunus, dari Abu Hurairah. Ibnu Wahb meriwayatkannya pula dari Ibnu Abu Zi-b, dari Ajlan maula Al-Musyma'il, dari Abu Hurairah.
Muhammad ibnu Ishaq meriwayatkannya dari Yazid ibnu Abdullah ibnu Qasit, dari Abu Hurairah, dari Nabi Saw. dengan pokok hadisnya.
Hal yang sama diriwayatkan oleh Al-Lais ibnu Sa'd, dari Ja'far ibnu Rabi'ah, dari Abdur Rahman ibnu Hurmuz Al-A'raj yang mengatakan, Abu Hurairah pernah mengatakan bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda:
Semua anak Adam pernah ditusuk oleh setan pada lambungnya ketika dilahirkan oleh ibunya, kecuali Isa ibnu Maryam, setan pergi untuk menusuknya, tetapi yang ditusuknya hanyalah hijab (penghalang).