Firman Allah Swt.:
(Yaitu) orang-orang (yang menaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan, "Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kalian. Karena itu, takutlah kalian kepada mereka." Maka perkataan itu menambah keimanan mereka., hingga akhir ayat.
Yakni mereka yang diperingatkan oleh orang-orang bahwa ada pasukan besar yang akan menyerang mereka, dan ditakut-takuti akan kedatangan musuh yang banyak jumlah pasukannya. Akan tetapi, mereka tidak menghiraukan berita tersebut, bahkan mereka bertawakal kepada Allah serta meminta pertolongan kepada-Nya.
...dan mereka menjawab, "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami, dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung."
Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Yunus, yang menurut Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Bakar, dari Abu Husain, dari Abud Duha, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan firman-Nya:
Cukuplah Allah menjadi Penolong kami, dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung.
Doa inilah yang dibaca oleh Nabi Ibrahim a.s. ketika dilemparkan ke dalam api. Nabi Muhammad Saw. mengucapkannya pula ketika orang-orang berkata kepadanya, "Kaum musyrik telah menghimpun pasukannya untuk menyerang kalian. Karena itu, takutlah kalian kepada mereka." Tetapi keimanan Nabi Saw. dan para sahabatnya bertambah kuat dan mengatakan: Cukuplah Allah menjadi Penolong kami, dan Allah sebaik-baik Pelindung.
Imam Nasai meriwayatkannya dari Muhammad ibnu Ismail ibnu Ibrahim dan Harun ibnu Abdul'ah yang keduanya menerima hadis ini dari Yahya ibnu Abu Bakar, dari Abu Bakar (yakni Ibnu Iyasy) dengan lafaz yang sama.
Tetapi hal yang mengherankan ialah Imam Hakim Abu Abdullah telah meriwayatkannya melalui hadis Ahmad ibnu Yunus dengan lafaz yang sama. Kemudian ia mengatakan bahwa hadis ini sahih sanadnya dengan syarat Syaikhain, tetapi keduanya tidak mengetengahkannya.
Kemudian Imam Bukhari meriwayatkannya melalui Abu Gassan Malik ibnu Ismail, dari Israil, dari Abu Husain, dari Abud Duha, dari Ibnu Abbas yang menceritakan bahwa ucapan terakhir Nabi Ibrahim a.s. ketika dilemparkan ke dalam api ialah: Cukuplah Allah menjadi Penolong kami, dan Allah sebaik-baik Pelindung.
Abdur Razzaq mengatakan bahwa Ibnu Uyaynah mengatakan, telah menceritakan kepadaku Zakaria, dari Asy-Sya'bi, dari Abdullah ibnu Amr yang mengatakan bahwa ayat ini merupakan doa yang diucapkan oleh Nabi Ibrahim a.s. ketika dilemparkan ke dalam api. Hal ini diriwayatkan pula oleh Ibnu Jarir.
Abu Bakar ibnu Murdawaih mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ma'mar, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Musa As-Sauri, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahim ibnu Muhammad ibnu Ziyad As-Sukari, telah menceritakan kepada kami Abu Bakar ibnu Iyasy, dari Humaid At-Tawil, dari Anas ibnu Malik, dari Nabi Saw. Pernah dikatakan kepadanya seusai Perang Uhud, "Pasukan kaum musyrik telah menghimpun kekuatannya untuk menyerang kalian lagi, maka takutlah kalian kepada mereka." Lalu Allah Swt. menurunkan ayat ini.
Ibnu Murdawaih meriwayatkan pula berikut sanadnya melalui Muhammad ibnu Abdullah Ar-Rafi'i, dari ayahnya, dari kakeknya (yaitu Abu Rafi'), bahwa Nabi Saw. mengirimkan sahabat Ali bersama sejumlah pasukan untuk mengejar Abu Sufyan. Lalu di tengah jalan mereka bersua dengan seorang Badui dari Khuza'ah, dan lelaki Badui itu berkata, "Sesungguhnya kaum musyrik telah menghimpun kekuatannya untuk menyerang kalian." Maka sahabat Ali dan teman-temannya mengatakan: Cukuplah Allah menjadi Penolong kami, dan Allah adalah se-baik-baik Pelindung. lalu turunlah ayat ini, sehubungan dengan mereka.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Haiwah ibnu Syuraih dan Ibrahim ibnu Abul Abbas. Keduanya mengatakan, telah menceritakan kepada kami Baqiyyah. telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Sa'id, dari Khalid ibnu Ma’dan. dari Saif, dari Auf ibnu Malik yang menceritakan kepada mereka bahwa Nabi Saw. pernah memutuskan peradilan di antara dua orang lelaki. Lalu lelaki yang kalah urusannya ketika pergi mengucapkan, "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami, dan Allah adalah sebaik-baik Penolong." Maka Nabi Saw. bersabda, "Panggillah kembali lelaki itu untuk menghadap kepadaku." Lalu beliau bersabda, "Apa tadi yang baru kamu katakan?" Lelaki itu menjawab, "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami, dan Allah adalah sebaik-baik Penolong." Maka Nabi Saw. bersabda: Sesungguhnya Allah mencela (tidak menyukai) sikap lemah, tetapi kamu harus bersikap cerdik. Untuk itu apabila terkalahkan oleh suatu urusan, maka ucapkanlah, "Cukuplah Allah menjadi Penolongku, dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung.”
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Asbat, telah menceritakan kepada kami Mutarrif, dari Atiyyah, dari ibnu Abbas yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: "Mana mungkin aku merasa enak, sedangkan malaikat pemegang sangkakala telah bersiap-siap meniup sangkakalanya dan mengerutkan dahinya menunggu perintah (dari Allah), lalu ia akan meniup(nya)." Maka sahabat-sahabat Rasulullah Saw. bertanya, "Lalu apakah yang harus kami ucapkan?" Nabi Saw. bersabda.” Ucapkanlah oleh kalian, 'Cukuplah Allah menjadi Penolong kami, dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung, hanya kepada Allah-lah kami bertawakal'."
Hadis ini diriwayatkan pula melalui berbagai jalur. Hadis ini berpredikat jayyid.
Telah diriwayatkan kepada kami melalui Ummul Mukminin Zainab dan Siti Aisyah r.a., bahwa keduanya saling membanggakan dirinya. Siti Zainab berkata, "Allah telah menikahkan diriku, sedangkan kalian dinikahkan oleh orang-orang tua kalian." Siti Aisyah berkata, "Pembebasanku diturunkan dari langit di dalam Al-Qur'an." Pada akhirnya Siti Zainab menyerah kepada Siti Aisyah, kemudian ia bertanya, "Apakah yang engkau ucapkan ketika engkau mengendarai unta Safwan ibnul Mu'attal?" Siti Aisyah menjawab, "Aku mengucapkan, 'Cukuplah Allah menjadi Penolong kami, dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung'." Siti Zainab berkata, "Engkau telah mengucapkan kalimah yang biasa diucapkan oleh orang-orang mukmin."
Karena itulah maka dalam firman selanjutnya disebutkan:
Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa. (Ali Imran:174)