Allah Swt. berfirman, menceritakan perihal orang-orang musyrik yang membangkang dan permintaan mereka yang menuntut adanya mukjizat-mukjizat untuk membuktikan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, sebagaimana yang telah diberikan kepada Nabi Saleh dengan untanya. Maka Allah Swt. berfirman:
Katakanlah (hai Muhammad), "Sesungguhnya mukjizat-mukjizat itu terserah kepada Allah.” (Al-'Ankabut: 50)
Yakni sesungguhnya urusan itu terserah kepada Allah, karena sesungguhnya menurut pengetahuan Allah seandainya kalian mendapat hidayah dengan adanya mukjizat-mukjizat itu tentulah Dia akan memperkenankan permintaan kalian itu, sebab untuk mengabulkan permintaan kalian itu amatlah mudah dan gampang sekali bagi-Nya. Tetapi Dia mengetahui bahwa kalian tidak akan beriman, dan sesungguhnya kalian memintanya hanya mencari-cari alasan untuk menolak dan ingin menguji. Karena itu, Allah tidak mengabulkan permintaan kalian, sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Dan sekali-kali tidak ada yang menghalangi Kami untuk mengirimkan (kepadamu) tanda-tanda (kekuasaan Kami), melainkan karena tanda-tanda itu telah didustakan oleh orang-orang dahulu. Dan telah Kami berikan kepada Samud unta betina itu (sebagai mukjizat) yang dapat dilihat, tetapi mereka menganiaya unta betina itu. (Al Israa':59)
Firman Allah Swt.:
"Sesungguhnya aku hanya seorang pemberi peringatan yang nyata." (Al-'Ankabut: 50)
Yakni sesungguhnya aku diutus kepada kalian hanya sebagai pemberi peringatan kepada kalian dengan jelas, maka sudah merupakan keharusan bagiku menyampaikan risalah dari Allah kepada kalian.
Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk, dan barang siapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tak akan mendapatkan seorang pemimpin pun yang dapat memberi petunjuk. (Al Kahfi:17)
Dan firman Allah Swt.:
Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufik) siapa yang dikehendaki-Nya. (Al Baqarah:272)
Kemudian Allah Swt. menyebutkan tentang kebodohan mereka yang parah dan rendahnya taraf berpikir mereka, sebab mereka meminta agar didatangkan mukjizat-mukjizat yang menunjukkan kebenaran Muhammad' Saw. Padahal Muhammad Saw. telah mendatangkan kepada mereka Al-Qur’anul Karim yang tidak datang kepadanya kebatilan, baik dari depan maupun dari belakangnya, Al-Qur'an adalah mukjizat yang paling besar di antara semua mukjizat. Karena semua ahli bahasa dan ahli sastrawan tidak mampu menyainginya, bahkan untuk menyaingi sepuluh surat yang semisal dengan surat-surat Al-Qur'an pun mereka tidak mampu. Bahkan untuk menyaingi satu surat dari Al-Qur'an pun mereka tidak mampu pula. Untuk itulah maka Allah Swt. menegaskan melalui firman-Nya:
Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwa Kami telah menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur'an), sedangkan dia dibacakan kepada mereka? (Al-'Ankabut: 51)
Maksudnya, apakah tidak cukup bahwa Kami telah menurunkan kepadamu Al-Qur'an yang mulia, di dalamnya terdapat berita orang-orang sebelum mereka dan berita apa yang akan terjadi sesudah mereka serta hukum yang memutuskan di antara mereka, sedangkan engkau adalah seorang lelaki yang ummi, tidak bisa baca dan tulis, dan engkau belum pernah bergaul dengan seorang pun dari kalangan Ahli Kitab. Padahal engkau dapat mendatangkan berita-berita yang terdapat di dalam kitab-kitab terdahulu dengan pemberitaan yang jelas dan benar, sedangkan mereka sendiri berselisih tentangnya. Engkau juga dapat mendatangkan perkara yang hak, jelas, dan gamblang, sebagaimana yang disebutkan di dalam firman-Nya:
Dan apakah tidak cukup menjadi bukti bagi mereka bahwa para ulama Bani Israil mengetahuinya? (Asy Syu'ara:197)
Dan mereka berkata, "Mengapa ia tidak membawa bukti kepada kami dari Tuhannya?" Dan apakah belum datang kepada mereka bukti yang nyata dari apa yang tersebut di dalam kitab-kitab yang dahulu? (Taha: 133)
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hajjaj, telah menceritakan kepada kami Lais, telah menceritakan kepadaku Sa'id ibnu Abu Sa'id, dari ayahnya, dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Tiada seorang nabi pun dari kalangan para nabi melainkan dianugerahi mukjizat yang mirip dengan apa yang dipercayai oleh manusia (di masanya). Dan sesungguhnya mukjizat yang diberikan kepadaku adalah berupa wahyu yang diturunkan Allah kepadaku, maka aku berharap semoga akulah yang paling banyak pengikutnya di antara mereka kelak pada hari kiamat.
Imam Bukhari dan Imam Muslim mengetengahkan hadis ini melalui jalur Al-Lais.