Yakni setelah Musa sampai ke tempat api itu, ia melihat pemandangan yang sangat menakjubkan lagi sangat hebat. Api itu menyala di sebuah pohon yang hijau, semakin besar api itu menyala, maka semakin hijau pula pohon tersebut. Kemudian Musa mengangkat pandangannya ke atas, dan ternyata ia melihat bahwa cahaya api itu menembus langit.
Ibnu Abbas dan lain-lainnya mengatakan bahwa cahaya itu bukanlah nyala api, melainkan cahaya yang berkilauan. Menurut riwayat lain dari Ibnu Abbas, itu adalah nur (cahaya) Tuhan semesta alam. Maka Musa terpana melihat pemandangan yang disaksikannya itu.
diserulah dia, "Bahwa telah diberkati orang-orang yang berada di dekat api itu.” (An Naml:8)
Menurut Ibnu Abbas, makna yang dimaksud ialah disucikan, sedangkan yang dimaksud dengan {وَمَنْ حَوْلَهَا} 'dan orang-orang yang berada di sekitarnya' ialah para malaikat. Demikianlah menurut apa yang dikatakan oleh Ibnu Abbas, Ikrimah, Sa'id ibnu Jubair, Al-Hasan, dan Qatadah.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yunus ibnu Habib, telah menceritakan kepada kami Daud At-Tayalisi, telah menceritakan kepada kami Syu'bah dan Al-Mas'udi, dari Amr ibnu Murrah, bahwa ia pernah mendengar Abu Ubaidah menceritakan hadis berikut dari Abu Musa yang telah mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Sesungguhnya Allah tidak tidur, dan tidaklah pantas bagi-Nya tidur, Dia merendahkan dan meninggikan neraca, dilaporkan kepada-Nya amal malam hari sebelum siang hari, dan amal siang hari sebelum malam hari. Menurut riwayat Al-Mas'udi ditambahkan seperti berikut: Hijab Allah adalah nur atau api. Seandainya Dia membukanya, niscaya kesucian Zat-Nya akan membakar segala sesuatu yang dicapai oleh penglihatan-Nya. Kemudian Abu Ubaidah membacakan firman-Nya: Bahwa telah diberkati orang-orang yang berada di dekat api itu, dan orang-orang yang berada di sekitarnya. (An Naml:8)
Asal hadis ini diketengahkan di dalam kitab Sahih Muslim melalui riwayat Amr ibnu Murrah.
Firman Allah Swt.:
Dan Mahasuci Allah, Tuhan semesta alam. (An Naml:8)
Yakni Yang memperbuat segala sesuatu yang dikehendaki-Nya, tiada sesuatu pun dari makhluk-Nya yang menyerupai-Nya, dan tiada yang dapat meliputi-Nya sesuatu pun dari makhluk-Nya. Dia Mahatinggi, Mahabesar, lagi Maha Membeda dari semua makhluk. Bumi dan langit tidak dapat memuat-Nya, bahkan Dialah Yang Maha Esa, bergantung kepada-Nya segala sesuatu lagi Mahasuci dari kemiripan dengan makhluk-makhluk-Nya.