'Allā Ta`lū `Alayya Wa 'Tūnī Muslimīna.
janganlah engkau berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri.”
Qālat Yā 'Ayyuhā Al-Mala'u 'Aftūnī Fī 'Amrī Mā Kuntu Qāţi`atan 'Amrāan Ĥattaá Tash/hadūni.
Dia (Balqis) berkata, “Wahai para pembesar! Berilah aku pertimbangan dalam perkaraku (ini). Aku tidak pernah memutuskan suatu perkara sebelum kamu hadir dalam majelis(ku).”
Qālū Naĥnu 'Ūlū Qūwatin Wa 'Ūlū Ba'sin Shadīdin Wa Al-'Amru 'Ilayki Fānžurī Mādhā Ta'murīna.
Mereka menjawab, “Kita memiliki kekuatan dan keberanian yang luar biasa (untuk berperang), tetapi keputusan berada di tanganmu; maka pertimbangkanlah apa yang akan engkau perintahkan.”
Qālat 'Inna Al-Mulūka 'Idhā Dakhalū Qaryatan 'Afsadūhā Wa Ja`alū 'A`izzata 'Ahlihā 'Adhillatan Wa Kadhalika Yaf`alūna.
Dia (Balqis) berkata, “Sesungguhnya raja-raja apabila menaklukkan suatu negeri, mereka tentu membinasakannya, dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina; dan demikian yang akan mereka perbuat.
Wa 'Innī Mursilatun 'Ilayhim Bihadīyatin Fanāžiratun Bima Yarji`u Al-Mursalūna.
Dan sungguh, aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan (membawa) hadiah, dan (aku) akan menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh para utusan itu.”
Falammā Jā'a Sulaymāna Qāla 'Atumiddūnani Bimālin Famā 'Ātāniya Allāhu Khayrun Mimmā 'Ātākum Bal 'Antum Bihadīyatikum Tafraĥūna.
Maka ketika para (utusan itu) sampai kepada Sulaiman, dia (Sulaiman) berkata, “Apakah kamu akan memberi harta kepadaku? Apa yang Allah berikan kepadaku lebih baik daripada apa yang Allah berikan kepadamu; tetapi kamu merasa bangga dengan hadiahmu.
Arji` 'Ilayhim Falana'tiyannahum Bijunūdin Lā Qibala Lahum Bihā Wa Lanukhrijannahum Minhā 'Adhillatan Wa Hum Şāghirūna.
Kembalilah kepada mereka! Sungguh, Kami pasti akan mendatangi mereka dengan bala tentara yang mereka tidak mampu melawannya, dan akan kami usir mereka dari negeri itu (Saba') secara terhina dan mereka akan menjadi (tawanan) yang hina dina.”
Qāla Yā 'Ayyuhā Al-Mala'u 'Ayyukum Ya'tīnī Bi`arshihā Qabla 'An Ya'tūnī Muslimīna.
Dia (Sulaiman) berkata, “Wahai para pembesar! Siapakah di antara kamu yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku menyerahkan diri?”
Qāla `Ifrytun Mina Al-Jinni 'Anā 'Ātīka Bihi Qabla 'An Taqūma Min Maqāmika Wa 'Innī `Alayhi Laqawīyun 'Amīnun.
‘Ifrit dari golongan jin berkata, “Akulah yang akan membawanya kepadamu sebelum engkau berdiri dari tempat dudukmu; dan sungguh, aku kuat melakukannya dan dapat dipercaya.”
Qāla Al-Ladhī `Indahu `Ilmun Mina Al-Kitābi 'Anā 'Ātīka Bihi Qabla 'An Yartadda 'Ilayka Ţarfuka Falammā Ra'āhu Mustaqirrāan `Indahu Qāla Hādhā Min Fađli Rabbī Liyabluwanī 'A'ashkuru 'Am 'Akfuru Wa Man Shakara Fa'innamā Yashkuru Linafsihi Wa Man Kafara Fa'inna Rabbī Ghanīyun Karīmun.
Seorang yang mempunyai ilmu dari Kitab berkata, “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip.” Maka ketika dia (Sulaiman) melihat singgasana itu terletak di hadapannya, dia pun berkata, “Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mengujiku, apakah aku bersyukur atau mengingkari (nikmat-Nya). Barangsiapa bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri, dan barangsiapa ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Mahakaya, Mahamulia.”