maka datanglah azab kepada mereka dengan mendadak. (Asy-Syu'ara': 202)
Artinya, azab Allah menimpa mereka dengan sekonyong-konyong.
sedang mereka tidak menyadarinya, lalu mereka berkata, "Apakah kami dapat diberi tangguh?" (Asy-Syu'ara': 202-203)
Yakni ketika mereka menyaksikan datangnya azab, mereka berharap seandainya saja mereka diberi masa tangguh barang sedikit waktu agar dapat mengerjakan ketaatan kepada Allah menurut dugaan mereka. Seperti pengertian yang terdapat di dalam ayat yang lain:
Dan berikanlah peringatan kepada manusia terhadap hari (yang pada waktu itu) datang azab kepada mereka. (Ibrahim: 44)
sampai dengan firman-Nya:
bahwa sekali-kali kalian tidak akan binasa. (Ibrahim: 44)
Semua orang zalim, orang durhaka, dan orang kafir bila menyaksikan hukuman yang menimpanya merasakan penyesalan yang berat. Seperti yang disebutkan dalam kisah Fir'aun ketika Nabi Musa a.s. berdoa untuk kebinasaannya, yang disitir oleh firman-Nya:
Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau telah memberi kepada Fir’aun dan pemuka-pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia. (Yunus: 88)
sampai dengan firman-Nya:
Sesungguhnya telah diperkenankan permohonan kamu berdua. (Yunus: 89)
Doa tersebut berpengaruh terhadap diri Fir'aun. Akhirnya ia tidak beriman hingga melihat azab yang pedih, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:
hingga bila Fir’aun itu telah hampir tenggelam, berkatalah, dia, "Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil.” (Yunus: 90)
sampai dengan firman-Nya:
dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. (Yunus: 91)
Dan firman Allah Swt.:
Maka tatkala mereka melihat azab Kami, mereka berkata, "Kami beriman hanya kepada Allah saja.” (Al-Mu-min: 84), hingga akhir surat.