Azab tersebut termasuk jenis dari apa yang dimintakan oleh mereka, yaitu ditimpakannya gumpalan dari langit kepada mereka. Karena Allah Swt. menjadikan azab yang menimpa mereka berupa panas yang tinggi selama tujuh hari, tiada sesuatu pun yang terlindungi dari panas tersebut. Kemudian datanglah gumpalan awan yang besar menaungi mereka, lalu mereka pergi menuju arah awan itu dengan maksud menaungi diri mereka dengan naungannya dari sengatan panas yang sangat tinggi. Setelah mereka semua kumpul di bawah awan besar itu, maka Allah menurunkan kepada mereka percikan api dari neraka dan luapan api yang sangat besar. Bumi berguncang menggoyahkan mereka, dan mereka ditimpa oleh pekikan yang keras sehingga arwah mereka melayang, lalu binasalah mereka semuanya. Karena itu Allah Swt. berfirman:
Sesungguhnya azab itu adalah azab hari yang besar. (Asy-Syu'ara': 189)
Allah Swt. menyebutkan gambaran kebinasaan mereka dalam tiga tempat tinggal. Setiap tempat tinggal sesuai dengan teksnya. Di dalam surat Al-A'raf disebutkan bahwa mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat tinggal mereka. Demikian itu karena mereka telah mengatakan:
Sesungguhnya kami akan mengusir kamu, hai Syu’aib, dan orang-orang yang beriman bersamamu dari kota kami, atau kamu kembali kepada agama kami. (Al-A'raf: 88)
Mereka menakut-nakuti Nabi Allah Syu'aib dan orang-orang yang mengikutinya, maka mereka ditimpa azab gempa bumi. Dan di dalam surat Hud disebutkan:
dan orang-orang yang zalim dibinasakan oleh satu suara yang mengguntur. (Hud: 94)
Demikian itu karena mereka mengejek Nabi Syu'aib melalui perkataan mereka yang disitir oleh firman-Nya:
apakah agamamu yang menyuruh kamu agar kami meninggalkan apa yang disembah oleh bapak-bapak kami atau melarang kami memperbuat apa yang kami kehendaki tentang harta kami. Sesungguhnya kamu adalah orang yang sangat penyantun lagi berakal. (Hud: 87)
Mereka mengatakan demikian dengan nada yang sinis dan mengejek serta sebagai penghinaan, maka sesuailah bila mereka ditimpa oleh pekikan yang mengguntur untuk membungkam mereka. Karena itu, disebutkan oleh firmari-Nya:
dan orang-orang yang zalim dibinasakan oleh satu suara yang mengguntur. (Hud : 94), hingga akhir ayat.
Sedangkan dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya:
Maka jatuhkanlah atas kami gumpalan dari langit. (Asy-Syu'ara': 187), hingga akhir ayat.
Yakni dengan nada ingkar dan tidak percaya akan terjadinya hal tersebut. Maka sesuailah bila apa yang dianggap oleh mereka mustahil terjadi dikabulkan.
lalu mereka ditimpa azab pada hari mereka dinaungi awan. Sesungguhnya azab itu adalah azab hari yang besar. (Asy-Syu'ara': 189)
Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam mengatakan bahwa sesungguhnya Allah mengirimkan awan kepada mereka; hingga manakala mereka semua telah berkumpul, maka Allah membuyarkan awan itu dari mereka dan memanggang mereka dengan sinar matahari sehingga terbakarlah mereka sebagaimana udang terbakar di atas penggorengan.
Muhammad ibnu Ka'b Al-Qurazi mengatakan bahwa sesungguhnya penduduk Madyan diazab dengan tiga macam azab, yaitu gempa yang menimpa rumah tempat tinggal mereka sehingga mereka keluar darinya. Setelah keluar dari rumahnya masing-masing, mereka tertimpa huru-hara yang sangat keras, lalu mereka lari bercerai-berai dan masuk kembali ke dalam rumah-rumah mereka, dan rumah-rumah mereka runtuh menimpa mereka. Kemudian Allah mengirim awan kepada mereka. Maka masuklah seseorang dari mereka ke bawah naungannya, lalu berkata, "Aku belum pernah merasakan naungan yang segar lagi sejuk seperti hari ini. Maka kemarilah semua, hai orang-orang!" Kemudian mereka semuanya masuk ke bawah naungan awan itu, lalu terjadilah teriakan yang mengguntur sekali teriakan dan mereka semuanya mati karenanya. Lalu Muhammad ibnu Ka'b membaca firman-Nya: lalu mereka ditimpa azab pada hari mereka dinaungi awan. Sesungguhnya azab itu adalah azab hari yang besar. (Asy-Syu'ara': 189)
Muhammad ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Al-Haris, telah menceritakan kepadaku Al-Hasan, telah menceritakan kepadaku Sa'id ibnu Zaid (saudara Hammad ibnu Zaid), telah menceritakan kepada kami Hatim ibnu Abu Sagir, telah menceritakan kepadaku Yazid Al-Bahili, bahwa ia pernah bertanya kepada Ibnu Abbas tentang makna firman-Nya: lalu mereka ditimpa azab pada hari mereka dinaungi awan. (Asy-Syu'ara': 189), hingga akhir ayat. Ibnu Abbas menjawab, "Allah menimpakan kepada mereka gempa dan panas yang membakar sehingga membuat napas mereka terasa sesak, lalu mereka keluar dari rumahnya masing-masing melarikan diri menuju padang pasir. Maka Allah mengirimkan kepada mereka awan dan menaungi mereka dari sengatan sinar matahari yang membakar. Mereka merasakan kesejukan dan kesegaran di bawah naungan awan itu. Lalu sebagian dari mereka memanggil sebagian yang lain untuk bergabung di bawah naungan awan tersebut. Manakala mereka semua telah berkumpul di bawah naungan awan itu, lalu Allah menimpakan api kepada mereka." Ibnu Abbas melanjutkan kisahnya, "Itulah azab di hari mereka dinaungi oleh awan, sesungguhnya azab itu adalah azab hari yang besar."