اَتَبْنُوْنَ بِكُلِّ رِيْعٍ اٰيَةً تَعْبَثُوْنَ ۙ ( الشعراء: ١٢٨ )
'Atabnūna Bikulli Rī`in 'Āyatan Ta`bathūna. (aš-Šuʿarāʾ 26:128)
Artinya:
Apakah kamu mendirikan istana-istana pada setiap tanah yang tinggi untuk kemegahan tanpa ditempati, (QS. [26] Asy-Syu'ara' : 128)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Nabi Hud mengecam perilaku buruk kaumnya dan berkata, Apakah kamu mendirikan istana-istana pada setiap tanah yang tinggi hanya untuk kemegahan dan kepongahan tanpa ditempati? Sungguh hal ini keterlaluan.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Hud mempertanyakan kebiasaan kaumnya mendirikan bangunan di puncak-puncak bukit atau di tiap jalan semata-mata untuk memperlihatkan kehebatan, kemegahan, dan kekayaan. Kenapa mereka tidak membangunnya berdasarkan kemanfaatan dan tujuan positif lainnya.
Kaum 'ad memang telah memiliki peradaban yang tinggi menurut ukuran zamannya. Mereka telah sanggup mendirikan negara yang kuat, daerah-daerah dan kota-kota yang teratur, beserta bangunan-bangunannya yang megah. Pembangunan itu bukanlah untuk tujuan yang baik, tetapi semata-mata untuk memperlihatkan kekayaan mereka.
Belum ada ahli sejarah yang dapat memastikan masa kejayaan kerajaan kaum 'ad itu. Ada yang memperkirakan kerajaan kaum 'ad semasa dengan kerajaan Babilonia, yaitu kira-kira 2000 tahun sebelum Masehi. Akan tetapi, hal ini tidak sesuai dengan kenyataan karena Nabi Hud diutus kepada kaum ad sebelum Nabi Ibrahim diutus ke Babilonia, yaitu pada zaman Nebukadnezar.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Apakah kalian mendirikan pada tiap-tiap tanah tinggi bangunan untuk bermain-main. (Asy-Syu'ara': 128)
Para ulama tafsir berbeda pendapat tentang makna الرِّيعِ (ar-ri)', yang kesimpulan pendapat mereka mengatakan bahwa ia adalah daerah yang tinggi di pinggir jalan-jalan yang terkenal (yang banyak dilalui manusia). Mereka membangun di tempat tersebut bangunan yang kokoh, besar, lagi megah. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya: Apakah kamu mendirikan pada tiap-tiap tanah tinggi bangunan. (Asy-Syu'ara': 128) Yakni bangunan yang menjadi tanda lagi terkenal.
untuk bermain-main. (Asy-Syu'ara': 128)
Yaitu sesungguhnya mereka membuat bangunan tersebut hanyalah untuk bermain-main, bukan untuk tujuan yang diperlukan, melainkan hanya sekadar bermain-main, bersenang-senang, dan unjuk kekuatan. Karena itulah maka nabi mereka mengingkari perbuatan mereka yang demikian itu, mengingat perbuatan mereka itu sama dengan menyia-nyiakan waktu, memayahkan diri tanpa ada faedahnya, serta menyibukkan diri dengan hal-hal yang tidak bermanfaat baik di dunia maupun di akhirat. Karena itu, disebutkan oleh firman-Nya:
dan kalian membuat benteng-benteng dengan maksud supaya kalian kekal (di dunia). (Asy-Syu'ara': 129)
Mujahid mengatakan bahwa masani' artinya tower-tower yang dibangun dengan kokoh dan benteng-benteng yang kuat lagi mantap. Menurut riwayat lain bersumber dari Mujahid, disebutkan tower-tower air. Qatadah mengatakan tempat pengambilan air (gudang air). Qatadah mengatakan bahwa sebagian ulama kufah ada yang membaca ayat ini dengan bacaan berikut:
dan kalian membuat benteng-benteng seakan-akan kalian hidup kekal.
Menurut qiraat yang terkenal disebutkan seperti berikut:
dan kalian membangun benteng-benteng dengan maksud supaya kalian kekal.
Yakni agar kalian tinggal di dalamnya untuk selama-lamanya. Demikian itu tidak akan terjadi bagi kalian, bahkan bangunan-bangunan itu pasti lenyap dari kalian sebagaimana telah lenyap dari orang-orang dahulu sebelum kalian.
Ibnu Abu Hatim rahimahullah telah meriwayatkan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Al-Hakam ibnu Musa, telah menceritakan kepada kami Al-Walid, telah menceritakan kepada kami Ibnu Ajian, telah menceritakan kepadaku Aun ibnu Abdullah ibnu Atabah, bahwa Abu Darda r.a. ketika menyaksikan pembaharuan yang dilakukan oleh kaum muslim di Al-Gautah terhadap bangunan-bangunan mereka dan penanaman pepohonan. Maka ia berdiri di masjid mereka, lalu berseru, "Hai penduduk kota Dimasyq." Maka mereka berkumpul kepadanya, dan ia memuji serta menyanjung Allah Swt., sesudah itu ia mengatakan, "Tidakkah kalian malu, tidakkah kalian malu, kalian mengumpulkan apa yang tidak kalian makan, dan kalian membangun apa yang tidak kalian huni, dan kalian mengangan-angankan hal yang tidak dapat kalian raih. Sesungguhnya telah terjadi di masa sebelum kalian banyak generasi yang menghimpunkan (keduniawian) sebanyak-banyaknya, mereka membangun bangunan-bangunan yang kokoh, dan mereka berangan-angan yang menyebabkan mereka tenggelam di dalamnya, pada akhirnya mereka teperdaya oleh angan-angan mereka, apa yang telah mereka kumpulkan semuanya musnah, dan rumah-rumah mereka menjadi kuburan-kuburan (mereka). Ingatlah, sesungguhnya kaum Ad memiliki kuda dan hewan kendaraan yang memenuhi antara kawasan Ad dan Yaman. Maka siapakah yang mau membeli harta peninggalan kaum Ad dengan harga dua dirham (yakni tiada artinya lagi)?"
4 Tafsir Al-Jalalain
(Apakah kalian mendirikan pada tiap-tiap tanah yang tinggi) tempat yang tinggi (bangunan) yang berfungsi sebagai pertanda bagi orang-orang yang lewat (untuk bermain-main) di tempat-tempat tersebut kalian memperolok-olok orang-orang yang melewatinya. Kalimat ini berkedudukan menjadi Hal atau kata keterangan keadaan bagi dhamir yang terkandung di dalam lafal Tabnuuna.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Adakah kalian mendirikan bangunan yang kokoh di semua dataran tinggi untuk berbangga-bangga dan menjadikannya tempat berkumpul untuk berfoya-foya dan membuat kerusakan? (Dalam ayat ini, Allah hendak mengingatkan mereka hal-hal yang bermanfaat dan mencela ketidakberimanan dan perbuatan buruk mereka).