فَاَنْجَيْنٰهُ وَمَنْ مَّعَهٗ فِى الْفُلْكِ الْمَشْحُوْنِ ( الشعراء: ١١٩ )
Fa'anjaynāhu Wa Man Ma`ahu Fī Al-Fulki Al-Mashĥūni. (aš-Šuʿarāʾ 26:119)
Artinya:
Kemudian Kami menyelamatkannya Nuh dan orang-orang yang bersamanya di dalam kapal yang penuh muatan. (QS. [26] Asy-Syu'ara' : 119)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Allah pun mengabulkan doa Nabi Nuh. Kemudian Kami menyelamatkannya yakni Nuh dan orang-orang yang bersamanya di dalam kapal yang penuh muatan yaitu berupa kebutuhan pokok mereka.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Allah mengabulkan doa Nabi Nuh dan memerintahkan agar ia bersama orang-orang yang beriman membuat sebuah kapal besar yang dapat mengangkut mereka semua, beserta barang-barang keperluan dan alat-alat perlengkapan mereka.
Nabi Nuh bersama para pengikutnya mulai membuat kapal. Kaumnya heran dan tercengang melihat apa yang dilakukannya. Mereka tidak mengetahui apa yang sedang dibuat Nabi Nuh itu. Kaumnya menganggap Nabi Nuh dan orang-orang yang beriman, terutama yang ikut membantunya membuat kapal itu, telah gila. Setiap orang yang lewat di dekat Nabi Nuh membuat kapal itu mengejek dan mencemooh perbuatannya.
Perintah Allah agar Nabi Nuh membuat kapal dan sikap kaum Nabi Nuh itu dijelaskan dalam firman-Nya:
"Dan buatlah kapal itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan janganlah engkau bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim. Sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan." Dan mulailah dia (Nuh) membuat kapal. Setiap kali pemimpin kaumnya berjalan melewatinya, mereka mengejeknya. Dia (Nuh) berkata, "Jika kamu mengejek kami, maka kami (pun) akan mengejekmu sebagaimana kamu mengejek (kami). Maka kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa azab yang menghinakan dan (siapa) yang akan ditimpa azab yang kekal." (Hud/11: 37-39).
Ejekan itu dijawab Nabi Nuh dengan mengingatkan mereka akan azab Allah yang akan ditimpakan kepada orang-orang kafir yang tidak mengindahkan seruan rasul-Nya. Jika mereka selalu bersikap demikian, maka azab itu akan segera datang. Pada saat menerima azab dan malapetaka itu, mereka akan menyesal untuk selama-lamanya. Namun demikian, penyesalan itu tak ada gunanya lagi karena semua pintu tobat telah tertutup bagi mereka. Allah mengingatkan Nabi Nuh agar tidak lagi melayani orang-orang yang zalim itu, karena keimanan mereka tidak bisa diharapkan lagi, dan telah menjadi ketetapan Allah untuk membinasakan mereka.
Nabi Nuh dan orang-orang yang beriman bersamanya telah berusaha dengan sungguh-sungguh melaksanakan perintah Allah membuat kapal itu. Setelah selesai, tibalah saat-saat yang dijanjikan Allah, yaitu membinasakan orang-orang kafir dan menyelamatkan orang-orang yang beriman. Pada saat itu, bumi memancarkan air dari segala penjuru dan meluap, seperti luapan air yang sedang mendidih di dalam kuali tempat memasak. Dalam waktu yang singkat, air itu telah menenggelamkan permukaan bumi.
Pada saat itu, Allah memerintahkan agar Nabi Nuh menyuruh orang-orang yang beriman naik ke atas kapal dengan membawa perlengkapan yang diperlukan. Allah juga memerintahkan untuk membawa binatang-binatang piaraan mereka, masing-masing seekor jantan dan betina, agar dapat berkembang biak nanti setelah topan dan banjir berhenti.
Menurut sebagian mufasir, keluarga Nabi Nuh yang ikut masuk ke dalam kapal itu hanyalah seorang istri yang beriman dan tiga orang putranya, yaitu Sam, Ham, dan Yafits. Demikianlah Nabi Nuh mulai berlayar dengan menyebut nama Allah, mengarungi banjir seperti laut itu, menempuh ombak yang menjulang seperti gunung.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Setelah Nuh a.s. tinggal lama di kalangan mereka seraya menyeru mereka untuk menyembah Allah siang dan malam, baik secara sembunyi-sembunyi maupun secara terang-terangan, dan setiap kali Nuh a.s. menyeru mereka untuk menyembah Allah, maka semakin nekad pula sikap mereka dalam kekafirannya dan makin sengit pula penolakan mereka terhadap seruannya. Pa'da akhirnya mereka mengatakan:
Sungguh jika kamu tidak (mau) berhenti, hai Nuh, niscaya benar-benar kamu akan termasuk orang-orang yang dirajam. (Asy-Syu'ara': 116)
Yakni sungguh jika kamu tidak mau berhenti dari seruanmu itu yang mengajak agar memeluk agamamu.
niscaya benar-benar kamu akan termasuk orang-orang yang dirajam. (Asy-Syu'ara': 116)
Artinya, sungguh kami akan merajammu. Maka pada saat itulah Nabi Nuh a.s. berdoa kepada Allah untuk kebinasaan mereka, yaitu dengan suatu doa yang diperkenankan oleh Allah Swt.
Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah mendustakan aku; maka itu adakanlah suatu keputusan antaraku dan antara mereka. (Asy-Syu'ara': 117-118), hingga akhir ayat.
Semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Maka dia mengadu kepada Tuhannya, "Bahwasanya aku ini adalah orang yang dikalahkan. Oleh sebab itu, tolonglah (aku).”(Al-Qamar: 10), hingga akhir ayat.
Dan dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya:
Maka Kami selamatkan Nuh dan orang-orang yang besertanya di dalam kapal yang penuh muatan. Kemudian sesudah itu Kami tenggelamkan orang-orang yang tinggal. (Asy-Syu'ara': 119-120)
Al-masyhun artinya penuh dengan muatan barang dan berbagai macam binatang yang dimuat di dalamnya, masing-masing jenis satu jodoh. Yakni Kami selamatkan Nuh beserta semua pengikutnya dan Kami tenggelamkan semua orang yang kafir kepadanya dan menentang perintahnya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman. Dan sesungguhnya Tuhanmu Dialah Yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang. (Asy-Syu'ara': 121-122)
4 Tafsir Al-Jalalain
Allah berfirman, ("Maka Kami selamatkan Nuh dan orang-orang yang besertanya di dalam kapal yang penuh muatan) yang penuh dengan manusia, hewan dan burung-burung.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Maka--untuk mengabulkan doa Nûh--Kami menyelamatkannya dan orang-orang Mukmin yang menyertainya dalam sebuah bahtera yang mereka naiki dan muati dengan apa yang mereka butuhkan.