وَيَوْمَ تَشَقَّقُ السَّمَاۤءُ بِالْغَمَامِ وَنُزِّلَ الْمَلٰۤىِٕكَةُ تَنْزِيْلًا ( الفرقان: ٢٥ )
Wa Yawma Tashaqqaqu As-Samā'u Bil-Ghamāmi Wa Nuzzila Al-Malā'ikatu Tanzīlāan. (al-Furq̈ān 25:25)
Artinya:
Dan (ingatlah) pada hari (ketika) langit pecah mengeluarkan kabut putih dan para malaikat diturunkan (secara) bergelombang. (QS. [25] Al-Furqan : 25)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Dan ingatlah wahai Nabi Muhammad pada saat datangnya hari Kiamat, yaitu ketika langit pecah dan benda-benda langit pun saling bertabrakan dengan sangat dahsyatnya, sehingga mengeluarkan kabut putih semuanya menjadi debu yang beterbangan dan akhirnya menghilang. Dan ketika itu para malaikat pun diturunkan secara bergelombang dalam jumlah yang sangat banyak. Mereka membawa catatan amal setiap manusia. Merekalah yang menjadi saksi atas semua tindakan manusia di dunia.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Pada ayat ini, Allah memerintahkan kepada Muhammad untuk menjelaskan kepada kaumnya kedahsyatan hari Kiamat. Ketika itu, langit akan pecah, dan semua benda angkasa yang berada di dalamnya akan hancur bagaikan kabut yang beterbangan, akibat benturan planet-planet dan bintang-bintang yang tidak lagi mengorbit menurut ketentuannya masing-masing, sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah:
Dan langit pun dibukalah, maka terdapatlah beberapa pintu, dan gunung-gunung pun dijalankan sehingga menjadi fatamorgana. (an-Naba'/78: 19-20)
Apabila langit terbelah; dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan; dan apabila lautan dijadikan meluap; dan apabila kuburan-kuburan dibongkar; (maka) setiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakan dan yang dilalaikan(nya). (al-Infithar/82: 1-5)
Pada hari yang dahsyat itu, malaikat diturunkan secara bergelombang sambil membawa kitab-kitab yang berisi catatan semua amal hamba-hamba Allah yang mereka saksikan dan catat ketika di dunia. Kitab-kitab itu menjadi bahan bukti ketika mereka diadili Allah di Padang Mahsyar.
Menurut para ilmuwan, ayat ini, seperti banyak ayat lainnya dalam Al-Qur'an, menegaskan adanya kejadian-kejadian astronomis yang luar biasa kedahsyatannya yang akan terjadi pada hari Kiamat. Semuanya menunjukkan adanya kerusakan dan kehancuran secara menyeluruh dalam sistem yang mengaitkan bagian-bagian dari alam semesta. Termasuk perubahan total dalam kedudukan, bentuk, dan kaitan-kaitan antar elemen dalam semesta jagad raya ini. Suatu gambaran akhir dan perubahan total yang tidak hanya terjadi di bumi, tetapi juga mencakup keseluruhan benda-benda langit yang ada di alam semesta ini. Bintang-bintang 'berjatuhan, saling bertabrakan, karena rusaknya (hilangnya) gaya gravitasi, langit pecah-belah dan planet-planet saling berbenturan dan berhamburan.
Kabut putih menggambarkan semua benda-benda langit yang jumlahnya triliunan, seolah terlihat seperti kabut. Kala itu benda-benda langit tersebut "melejit" keluar dari langit seperti didesak dari dalam oleh tekanan besar yang memaksa mereka keluar dari "balon" langit. Bintang, planet, dan benda langit lainnya tak ubahnya seperti debu yang kecil dan ringan “ yang tidak mempunyai kekuatan apa-apa. Keseimbangan dan keteraturan antar komponen sistem dalam semesta pada saat itu sudah tidak ada lagi. Benda-benda langit saling berbenturan dan meledak. Bisa jadi kabut putih pun adalah awan-awan yang terkumpul dari uap-uap yang dihasilkan dari ledakan-ledakan tersebut.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Allah Swt. menceritakan tentang kedahsyatan hari kiamat dan semua peristiwa besar yang terjadi padanya. Antara lain ialah terbelahnya langit, lalu mengeluarkan kabut putih, yaitu naungan yang berupa cahaya yang amat besar lagi menyilaukan mata. Pada hari itu malaikat-malaikat turun dari langit, lalu mengelilingi semua makhluk di padang mahsyar. Kemudian datanglah Tuhan Yang Mahasuci lagi Mahatinggi untuk memutuskan peradilan.
Mujahid mengatakan bahwa hal ini sama dengan apa yang disebutkan oleh Allah Swt. melalui firman-Nya:
Tiada yang mereka nanti-nantikan melainkan datangnya Allah dan malaikat (pada hari kiamat) dalam naungan awan. (Al Baqarah:210), hingga akhir ayat.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad Ibnu Ammar ibnul Haris, telah menceritakan kepada kami Muammal, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Salamah, dari Ali ibnu Zaid, dari Yusuf ibnu Mahran, dari Ibnu Abbas, bahwa ia membaca ayat berikut, yaitu firman-Nya: Dan (ingatlah) hari (ketika itu) langit pecah belah mengeluarkan kabut putih dan diturunkan malaikat bergelombang-gelombang. (Al Furqaan:25) Kemudian Ibnu Abbas mengatakan bahwa Allah menghimpun makhluk pada hari kiamat di suatu padang yang amat luas, jin, manusia, binatang ternak, binatang pemangsa, burung-burung, dan semua makhluk lainnya. Lalu terbelahlah langit yang paling bawah dan para penghuninya turun, mereka berjumlah jauh lebih banyak daripada jin, manusia, dan semua makhluk lainnya. Lalu para penghuni langit itu mengelilingi jin, manusia, dan semua makhluk. Kemudian terbelah pula langit yang kedua. Para penghuninya turun, lalu mengelilingi para malaikat yang telah turun sebelum mereka, jin, manusia, dan makhluk lainnya, mereka mempunyai bilangan yang jauh lebih banyak daripada para penghuni langit terbawah dan semua makhluk yang telah ada. Lalu terbelah pulalah langit yang ketiga, dan turunlah para penghuninya yang jumlah mereka jauh lebih banyak daripada penduduk langit yang terbawah, penduduk langit yang kedua, dan semua makhluk. Kemudian mereka mengelilingi para malaikat yang telah turun sebelumnya, juga jin, manusia, dan semua makhluk. Demikianlah seterusnya, penduduk setiap langit turun dalam jumlah yang jauh lebih besar daripada sebelumnya berkali lipat, hingga terbelahlah langit yang ketujuh. Penduduk langit yang ketujuh turun dalam jumlah jauh lebih banyak daripada penduduk langit sebelumnya, dan lebih banyak daripada jin, manusia, dan semua makhluk. Lalu mereka mengelilingi para malaikat yang telah turun sebelum mereka dari kalangan penduduk langit, juga jin, manusia serta semua makhluk lainnya. Lalu turunlah Tuhan kita Yang Mahaagung lagi Mahamulia dalam naungan awan putih, sedangkan di sekitar-Nya terdapat malaikat-malaikat karubiyyin. Jumlah malaikat karubiyyin jauh lebih banyak daripada semua penduduk langit yang tujuh lapis, juga jin, manusia, dan semua makhluk. Mereka mempunyai tanduk seperti mata-mata tombak, mereka tinggal di bawah 'Arasy, suara mereka gemuruh mengucapkan tasbih, tahlil, dan taqdis kepada Allah Swt. Jarak antara bagian telapak kaki seseorang dari mereka sampai ke mata kakinya sama dengan jarak perjalanan lima ratus tahun. Tinggi antara mata kaki sampai lututnya sama dengan perjalanan lima ratus tahun. Tinggi antara lutut sampai pangkal pahanya sama dengan perjalanan lima ratus tahun. Tinggi antara pangkal paha sampai tenggorokannya sama dengan jarak perjalanan lima ratus tahun. Dan tinggi antara bagian bawah tenggorokannya sampai ke bagian bawah telinganya sama dengan jarak perjalanan lima ratus tahun. Sedangkan tinggi selebihnya (sampai ke kepalanya) sama dengan jarak perjalanan lima ratus tahun. Neraka Jahanam adalah penggaruknya.
Demikianlah menurut apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim lengkap dengan lafaznya.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Qasim, telah menceritakan kepada kami Al-Husain, telah menceritakan kepadaku Al-Hajjaj, dari Mubarak ibnu Fudalah, dari Ali ibnu Zaid ibnu Jad'an, dari Yusuf ibnu Mahran, ia pernah mendengar Ibnu Abbas mengatakan bahwa sesungguhnya langit ini apabila terbelah akan turun darinya para malaikat yang jumlahnya jauh lebih banyak daripada manusia dan jin. Peristiwa ini akan terjadi di hari pertemuan, yaitu di hari bertemunya penduduk langit dan penduduk bumi. Maka di awal kedatangan mereka penduduk bumi mengatakan, "Tuhan kita telah datang." Lalu para malaikat berkata, "Belum datang, tetapi akan datang." Kemudian terbelahlah langit yang kedua. Setelah itu terbelah pula langit lainnya, langit demi langit, dan turunlah para malaikat yang menghuninya dalam jumlah jauh lebih banyak daripada sebelumnya, sampai langit yang ketujuh. Maka turunlah dari langit yang ketujuh para malaikat yang jumlah mereka jauh lebih banyak daripada semua malaikat yang turun sebelumnya dan jin serta manusia. Maka turunlah malaikat karubiyyin, lalu turunlah Tuhan kita dengan diusung oleh delapan malaikat penyangga' Arasy. Ketinggian antara mata kaki setiap malaikat sampai dengan lututnya sama dengan jarak perjalanan tujuh puluh tahun, dan ketinggian antara pahanya sampai ke pundaknya sama dengan jarak perjalanan tujuh puluh tahun. Setiap malaikat dari semua malaikat itu tidak memandang wajah temannya karena masing-masing malaikat meletakkan kepalanya di antara kedua susunya (yakni menundukkan kepalanya) seraya mengucapkan, "Subhanal Malikil Quddus" (Mahasuci Tuhan, Raja Yang Mahasuci). Pada kepala mereka terdapat sesuatu yang mencuat seakan-akan seperti mata tombak, sedangkan 'Arasy berada di atasnya. Hanya sampai di sini kisah hadis.
Pada garis besarnya hadis ini bersumber dari Ali ibnu Zaid ibnu Jad'an, di dalam sebagian besar konteksnya terdapat ke-daif-an, juga mengandung kemungkaran yang berat.
Di dalam hadis yang menceritakan tentang As-Sur (sangkakala) telah disebutkan kisah yang mendekati kisah ini, hadisnya cukup terkenal. Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
Sesungguhnya Allah Swt. telah berfirman:
Maka pada hari itu terjadilah kiamat, dan terbelahlah langit, karena pada hari itu langit menjadi lemah. Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan malaikat menjunjung 'Arasy Tuhanmu di atas (kepala) mereka. ( Al-Haqqah: 15-17)
Syahr ibnu Hausyab mengatakan bahwa para malaikat penyangga 'Arasy ada delapan. Empat malaikat di antara mereka mengatakan, "Mahasuci Engkau, ya Allah, dan dengan memuji kepada-Mu, bagi-Mu segala puji atas sifat Penyantun-Mu padahal Engkau mengetahui." Sedangkan yang empat lainnya mengucapkan, "Mahasuci Engkau, ya Allah, dan dengan memuji kepada-Mu, bagi-Mu segala puji atas maaf-Mu, padahal Engkau ber-kuasa." Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir.
Abu Bakar ibnu Abdullah mengatakan, "Apabila penduduk bumi melihat 'Arasy turun kepada mereka dari atas, maka semua pandangan mata terbelalak memandang ke arahnya, semua persendian tulang mereka bergetar, dan kalbu mereka copot dari tempatnya di dada mereka menuju ke tenggorokan mereka."
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Qasim, telah menceritakan kepada kami Al-Husain, telah menceritakan kepada kami Al-Mu'tamir ibnu Sulaiman, dari Abdul Jalil, dari Abu Hazim,dari Abdullah ibnu Amr yang mengatakan bahwa Allah Swt. saat turun terdapat seribu hijab antara Dia dan Makhluk-Nya, sebagian dari hijab itu terdiri atas nur (cahaya) dan kegelapan. Maka air yang ada dalam kegelapan itu mengeluarkan suara yang membuat hati menjadi copot. Kisah ini mauquf hanya sampai pada Abdullah ibnu Amr, bersumber dari ucapannya, barangkali dia menyimpulkannya dari takwil surat Az-Zamilatain, (Al-Muddas's'ir dan Al-Muzzammil). Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Dan ingatlah di hari ketika langit pecah) yaitu semua langit (mengeluarkan kabut) seraya mengeluarkan kabut yang berwarna putih (dan diturunkan Malaikat) dari setiap lapisan langit (bergelombang-gelombang) pada hari kiamat itu. Dinashabkannya lafal Yauma karena pada sebelumnya diperkirakan ada lafal Udzkur. Menurut qiraat yang lain lafal Tasyaqqaqu dibaca Tasysyaqqaqu dengan ditasydidkannya huruf Syin yang diambil dari asal kata Tatasyaqqaqu. Kemudian huruf Ta yang kedua diganti menjadi Syin lalu diidgamkan kepada Syin yang kedua sehingga menjadi Tasysyaqqaqu. Sedangkan menurut qiraat yang lainnya lagi lafal Nuzzila dibaca Nunzilu dan lafal Al Malaaikatu dibaca Al Malaaikata, sehingga bacaan lengkapnya menurut qiraat ini menjadi Nunzilul Malaaikata, artinya, Kami menurunkan Malaikat-malaikat.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Ingatlah, wahai Nabi, hari ketika langit pecah dan terbuka. Kemudian dari celah-celahnya keluar kabut putih dan secara pasti malaikat turun.