اَصْحٰبُ الْجَنَّةِ يَوْمَىِٕذٍ خَيْرٌ مُّسْتَقَرًّا وَّاَحْسَنُ مَقِيْلًا ( الفرقان: ٢٤ )
'Aşĥābu Al-Jannati Yawma'idhin Khayrun Mustaqarrāan Wa 'Aĥsanu Maqīlāan. (al-Furq̈ān 25:24)
Artinya:
Penghuni-penghuni surga pada hari itu paling baik tempat tinggalnya dan paling indah tempat istirahatnya. (QS. [25] Al-Furqan : 24)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Sementara itu, penghuni-penghuni surga, yaitu orang yang ketika di dunia beriman kepada Allah dan beramal salih, pada hari itu yaitu pada hari Kiamat, merekalah yang paling baik tempat tinggalnya dan paling indah tempat istirahatnya, yang sulit digambarkan dengan kata-kata. Mereka berada di surga yang sangat indah, yang di bawahnya mengalir sungai-sungai dan berbagai hidangan yang beraneka macam rasanya. Mereka mendapatkan kebahagiaan abadi. Dan pada puncaknya, adalah mereka memandang wajah Allah dengan penuh ketakjuban, Tuhan yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Berbeda dengan nasib orang-orang yang disebut di atas, orang-orang yang beriman menjadi penghuni surga di akhirat. Mereka mendapatkan tempat tinggal yang jauh lebih baik dibandingkan dengan tempat kediaman kaum musyrikin di dunia yang selalu mereka jadikan lambang kemegahan dan kemewahan. Tempat kediaman ahli surga merupakan tempat istirahat yang paling nyaman. Kenikmatan di dunia hanya sementara karena hanya dapat dirasakan selama hidup di dunia dan kesenangannya pun bisa memperdaya, seperti tersebut dalam firman Allah.
Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari Kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya. (ali 'Imran/3: 185).
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt.:
Penghuni-penghuni surga pada hari itu paling baik tempat tinggalnya dan paling indah tempat istirahatnya. (Al Furqaan:24)
Yakni kelak di hari kiamat.
Tidak sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni surga, penghuni-penghuni surga itulah orang-orang yang beruntung. (Al Hasyr:20)
Karena ahli surga memperoleh kedudukan-kedudukan yang tinggi dan gedung-gedung yang aman sentosa. Mereka berada di tempat yang aman, bagus pemandangannya, lagi harum tempat tinggalnya.
mereka kekal di dalamnya. Surga itu sebaik-baik tempat menetap dan tempat kediaman. (Al Furqaan:76)
Sedangkan ahli neraka berada di tempat yang paling bawah, kekecewaan yang berturut-turut, dan berbagai macam azab serta siksaan.
Sesungguhnya Jahanam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman. (Al Furqaan:66)
Yaitu neraka adalah tempat yang paling buruk pemandangannya dan tempat tinggal yang paling jelek. Karena itulah disebutkan sebagai lawan katanya melalui firman-Nya:
Penghuni-penghuni surga pada hari itu paling baik tempat tinggalnya dan paling indah tempat istirahatnya. (Al Furqaan:24)
Berkat amal perbuatan mereka yang diterima oleh Allah Swt.. akhirnya mereka memperoleh apa yang mereka peroleh dan menempati tempat mereka itu, berbeda halnya dengan keadaan ahli neraka. Sesungguhnya ahli neraka tidak mempunyai suatu amal pun yang menjadi alasan bagi mereka untuk dapat masuk surga dan selamat dari siksa neraka. Untuk itu Allah mengingatkan keadaan orang-orang yang berbahagia dengan membandingkannya dengan keadaan orang-orang yang celaka. Orang-orang yang celaka itu sama sekali tidak ada kebaikan pada diri mereka. Untuk itu Allah Swt. berfirman:
Penghuni-penghuni surga pada hari itu paling baik tempat tinggalnya dan paling indah tempat istirahatnya. (Al Furqaan:24)
Ad-Dahhak meriwayatkan dari Ibnu Abbas, sesungguhnya hal itu terjadi hanya dalam sesaat, kekasih-kekasih Allah datang dengan berada di atas dipan-dipan ditemani oleh bidadari-bidadari yang bermata jelita, sedangkan musuh-musuh Allah datang bersama setan-setan dalam keadaan terbelenggu. Sa'id Ibnu Jubair mengatakan bahwa Allah merampungkan hisab (perhitungan) amal perbuatan dalam waktu setengah hari, kemudian ahli surga mengambil tempatnya di surga dan ahli neraka mengambil tempatnya di neraka. Allah Swt. berfirman: Penghuni-penghuni surga pada hari itu paling baik tempat tinggalnya dan paling indah tempat istirahatnya. (Al Furqaan:24)
Ikrimah mengatakan, sesungguhnya dia benar-benar mengetahui saat ahli surga memasuki surga dan ahli neraka memasuki neraka. Kalau diumpamakan dengan waktu di dunia, terjadi pada saat seusai waktu duha, bilamana orang-orang pulang ke rumahnya untuk beristirahat siang hari. Ahli neraka digiring masuk ke dalam neraka, Sedangkan ahli surga dibawa masuk ke dalam surga, lalu mengambil tempat tinggalnya masing-masing di dalam surga. Mereka langsung di jamu dengan makanan hati ikan paus hingga mereka semua kenyang. Yang demikian itu disebutkan oleh Allah Swt. di dalam firman-Nya: Penghuni-penghuni surga pada hari itu paling baik tempat tinggalnya dan paling indah tempat istirahatnya. (Al Furqaan:24)
Sufyan meriwayatkan dari Maisarah, dari Al-Minhal, dari Abu Ubaidah, dari Abdullah ibnu Mas'ud yang mengatakan bahwa belum lagi setengah hari masing-masing golongan telah menempati tempat peristirahatannya. Kemudian Abdullah ibnu Mas'ud membaca firman-Nya: Penghuni-penghuni surga pada hari itu paling baik tempat tinggalnya dan paling indah tempat istirahatnya. (Al Furqaan:24), -dan membaca- Kemudian sesungguhnya tempat kembali mereka benar-benar ke neraka Jahim. (As-Saffat: 68)
Al-Aufi meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: Penghuni-penghuni surga pada hari itu paling baik tempat tinggalnya dan paling indah tempat istirahatnya. (Al Furqaan:24) Mereka beristirahat di dalam gedung-gedung surga, dan hisaban mereka saat ditampilkan di hadapan Tuhan mereka hanya sekali tampil saja. Yang demikian itu adalah hisab yang ringan, seperti yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam firman-Nya:
Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira. (AI-lnsyiqaq: 7-9)
Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: paling baik tempat tinggalnya dan paling indah tempat istirahatnya. (Al Furqaan:24). Maqilan artinya tempat bernaung dan tempat tinggal.
Qatadah mengatakan bahwa Safwan ibnu Muharriz pernah mengatakan, kelak di hari kiamat didatangkan dua orang laki-laki, salah seorangnya adalah seorang raja saat di dunia yang menguasai orang-orang yang berkulit merah dan berkulit putih, lalu ia menjalani hisabnya. Ternyata dia adalah seorang hamba yang sama sekali tidak pernah melakukan suatu kebaikan pun, maka diperintahkanlah agar ia dimasukkan ke dalam neraka. Sedangkan lelaki yang lain adalah seseorang yang hanya memiliki pakaian yang menempel di tubuhnya, lalu ia menjalani hisabnya. Ia berkata, "Wahai Tuhanku, Engkau belum pernah memberikan sesuatu pun kepadaku yang layak Engkau lakukan hisab terhadapku karenanya." Allah berfirman, "Benarlah hambaku, maka lepaskanlah dia", lalu Allah memerintahkan agar dia dimasukkan ke dalam surga. Setelah itu keduanya dibiarkan selama masa yang dikehendaki oleh Allah Swt. Kemudian lelaki yang masuk neraka itu dipanggil, tiba-tiba ternyata rupanya seperti arang yang hitam legam. Dikatakan kepadanya, "Apakah yang telah engkau jumpai?" Ia menjawab, "Tempat peristirahatan yang paling buruk." Dikatakan pula kepadanya, "Kembalilah kamu (ke neraka)." Kemudian dipanggillah lelaki yang masuk surga. Tiba-tiba rupanya seperti bulan di malam purnama. Maka dikatakan kepadanya, "Apakah yang engkau jumpai ?" Ia menjawab, "Tempat peristirahatan yang paling baik wahai Tuhanku." Lalu dikatakan kepadanya, "Kembalilah kamu (ke surga)."
Riwayat ini diketengahkan oleh Imam Ibnu Abu Hatim.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Yunus, telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb, telah menceritakan kepada kami Amr ibnul Haris. Sa'id As-Sawwaf pernah menceritakan kepadanya bahwa pernah sampai kepadanya sebuah hadis yang mengatakan, hari kiamat diperpendek bagi orang mukmin, sehingga lamanya seperti jarak waktu antara salat Asar dan tenggelamnya matahari. Mereka berada di dalam taman-taman surga, hingga manusia selesai dari hisabnya. Yang demikian itu adalah firman Allah Swt.: Penghuni-penghuni surga pada hari itu paling baik tempat tinggalnya dan paling indah tempat istirahatnya. (Al Furqaan:24)
4 Tafsir Al-Jalalain
(Penghuni-penghuni surga pada hari itu) di hari kiamat (paling baik tempat tinggalnya) lebih baik daripada tempat tinggal orang-orang kafir sewaktu di dunia (dan paling indah tempat istirahatnya) lebih indah daripada tempat istirahat mereka sewaktu di dunia. Lafal Maqiila artinya tempat untuk beristirahat di tengah hari yang panas. Kemudian dari pengertian ini dapat diambil kesimpulan makna tentang selesainya masa perhitungan amal perbuatan, yaitu di waktu tengah hari, hanya memakan waktu setengah hari, seperti yang telah disebutkan di dalam hadis.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Para penghuni surga, di hari kiamat, mendapatkan tempat tinggal dan tempat beristirahat yang terbaik. Sebab tempat itu adalah surga yang disediakan untuk orang-orang Mukmin, bukan neraka yang disiapkan untuk orang-orang kafir.