اِلَّا تَذْكِرَةً لِّمَنْ يَّخْشٰى ۙ ( طه: ٣ )
'Illā Tadhkiratan Liman Yakhshaá. (Ṭāʾ Hāʾ 20:3)
Artinya:
melainkan sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah), (QS. [20] Taha : 3)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Kami tidak menurunkan Al-Qur’an kepadamu melainkan sebagai peringatan bagi orang yang takut kepada Allah dan ikhlas menaati ajaran dan perintah-Nya.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa Al-Qur'an itu diturunkan untuk menjadi peringatan dan pelajaran bagi manusia. Manusia yang takut kepada Allah akan segera menerimanya dan memanfaatkan peringatan dan pelajaran itu baginya. Sedang orang yang tidak takut kepada Allah, karena jiwanya beku, mempunyai hati yang keras seperti batu atau lebih keras lagi, tidak akan membekas sedikit pun peringatan dan pelajaran yang terkandung di dalam Al-Qur'an itu kepadanya. Mereka itu seakan-akan tuli, bisu dan buta tidak berakal, seperti halnya makhluk-makhluk yang lain. Mereka itu akan dimasukkan ke dalam neraka kelak. Seperti tersebut dalam firman Allah:
Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah. (al-A'raf/7: 179)
3 Tafsir Ibnu Katsir
(2-3) Abu Saleh mengatakan bahwa Thaha adalah kalimat yang telah diarahkan dari bahasa lain.
Al-Qadi Iyad di dalam kitabnya Asy-Syifa telah meriwayatkan melalui jalur Abdu ibnu Humaid di dalam kitab tafsirnya, bahwa telah menceritakan kepada kami Hasyim ibnul Qasim. Dari Ibnu Ja'far, dari Ar-Rabi' ibnu Anas yang mengatakan bahwa Nabi Saw. apabila hendak salat beliau berdiri dengan satu kaki, sedangkan kaki lainnya diangkat. Maka Allah Swt. menurunkan firman-Nya: Thaha. (Thaahaa:1) Yakni hai Muhammad, jejakkanlah kedua kakimu ke bumi. Kami tidak menurunkan Al-Qur’an ini kepadamu agar kamu menjadi susah. (Thaahaa:2) Kemudian Al-Qadi Iyad mengatakan, "Tidak samar lagi bahwa sikap tersebut mengandung pengertian yang menunjukkan penghormatan dan etika yang baik."
Firman Allah Swt.:
Kami tidak menurunkan Al-Qur’an ini kepadamu agar kamu menjadi susah.
Juwaibir telah meriwayatkan dari Ad-Dahhak, bahwa ketika Allah Swt. menurunkan Al-Qur'an kepada Rasul-Nya, dan Rasul beserta para sahabatnya mengamalkannya, maka orang-orang musyrik berkata bahwa tidak sekali-kali Allah menurunkan Al-Qur'an ini kepada Muhammad melainkan agar dia menjadi susah. Maka Allah Swt. menurunkan firman-Nya:
Thaha. Kami tidak menurunkan Al-Qur’an ini kepadamu agar kamu menjadi susah, tetapi sebagai peringatan bagi orang-orang yang takut (kepada Allah).
Padahal duduk perkara yang sebenarnya tidaklah seperti apa yang didugakan oleh orang-orang yang tidak percaya kepada Al-Qur'an, bahkan barang siapa yang di beri ilmu oleh Allah, maka sesungguhnya Allah menghendaki baginya kebaikan yang banyak, dan ilmu itu adalah wahyu Al-Qur'an. Seperti yang telah disebutkan di dalam kitab Sahihain melalui Mu'awiyah, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda.
Barang siapa yang dikehendaki baik oleh Allah, maka Allah menjadikannya pandai dalam agama.
Alangkah baiknya hadis yang diriwayatkan oleh Al-Hafiz Abul Qasim At-Tabrani sehubungan dengan hal ini. Ia mengatakan:
telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Zuhair, telah menceritakan kepada kami Al-Ala ibnu Salim, telah menceritakan kepada kami Ibrahim At-Taliqani, telah menceritakan kepada kami Ibnul Mubarak, dari Sufyan, dari Sammak ibnu Harb, dari Sa'labah ibnul Hakam yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda: Allah Swt. berfirman kepada para ulama kelak di hari kiamat, yaitu bilamana Dia telah duduk di atas Kursi-Nya untuk menjalankan peradilan terhadap hamba-hamba-Nya, "Sesungguhnya Aku tidak sekali-kali menganugerahkan ilmu dan hikmah-Ku kepada kalian, melainkan dengan maksud Aku hendak memberikan ampunan kepada kalian terhadap semua (dosa) yang kalian lakukan tanpa peduli.”
Sanad hadis berpredikat jayyid (baik), dan Sa'labah ibnul Hakam yang disebutkan dalam sanad hadis adalah Al-Laisi, disebutkan dengan sebutan yang baik oleh Abu Amr di dalam kitab Isti'ab-nya. Ia mengatakan bahwa ia tinggal di Basrah, kemudian pindah ke Kufah, dan telah mengambil riwayat darinya Sammak ibnu Harb.
Mujahid telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
Kami tidak menurunkan Al-Qur’an ini kepadamu agar kamu menjadi susah.
Ayat ini semakna dengan firman-Nya dalam ayat yang lain, yaitu:
karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al-Qur’an. (Al Muzammil:20)
Tersebutlah bahwa sebelumnya mereka menggantungkan tali pada dada mereka dalam salatnya (agar jangan mengantuk).
Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Kami tidak menurunkan Al-Qur’an ini kepadamu agar kamu menjadi susah. (Thaahaa:2) Tidak, demi Allah, Allah tidak menjadikan Al-Qur'an baginya sebagai kesusahan. Tetapi Allah menjadikannya sebagai rahmat, cahaya, dan petunjuk ke surga.
...tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah).
Sesungguhnya Allah telah menurunkan Kitab (Al-Qur'an)-Nya dan mengutus Rasul-Nya sebagai rahmat buat hamba-hamba-Nya, agar orang ingat kepada-Nya, dan mengambil manfaat dari apa yang ia dengar dari Kitabullah. Al-Qur'an adalah peringatan yang diturunkan oleh Allah, di dalamnya disebutkan halal dan haram.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Tetapi) Kami turunkan Alquran ini (sebagai peringatan) melalui apa yang dikandungnya (bagi orang yang takut) kepada Allah.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Tetapi, Kami menurunkan al-Qur'ân sebagai peringatan bagi orang yang takut dan taat kepada Allah.