Firman Allah Swt.:
Maryam berkata, "Sesungguhnya aku berlindung darimu kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa.”
Setelak Jibril menjelma dalam rupa manusia yang sempurna di hadapan Maryam, saat itu Maryam berada di suatu tempat yang menyendiri, antara dia dan kaumnya terdapat hijab (dinding) penghalang, Maryam merasa takut kepada Jibril, ia menduga bahwa Jibril hendak berbuat tidak senonoh terhadap dirinya. Maka Maryam berkata: Sesungguhnya aku berlindung darimu kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa. (Maryam:18) Maryam mengatakan, "Jika kamu seorang yang bertakwa," dengan maksud mengingatkannya akan Allah.
Hal inilah yang dianjurkan oleh syariat dalam membela diri, yaitu dengan memakai sarana yang paling mudah terlebih dahulu, kemudian baru dengan cara lainnya secara bertahap. Langkah pertama yang dilakukan oleh Maryam ialah memperingatkan orang itu akan siksa Allah Swt. jika ia bermaksud jahat.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Abu Kuraib, telah menceritakan kepada kami Abu Bakar, dari Asim yang mengatakan bahwa Abu Wa-il menceritakan kisah Maryam, ia mengatakan bahwa orang yang bertakwa itu adalah orang yang mempunyai "self control" dalam dirinya terhadap perbuatan-perbuatan yang dilarang Allah. Ketika Maryam berkata:
Sesungguhnya aku berlindung darimu kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa. Ia (Jibril) berkata, "Sesungguhnya aku ini hanya seorang utusan Tuhanmu.”
Malaikat menjawab untuk melenyapkan rasa curiga dan takut Maryam terhadap dirinya yang menduga bahwa ia mau memperkosanya, "Keadaanku tidaklah seperti yang kamu duga. Sesungguhnya aku ini hanyalah utusan Tuhanmu. Allah-lah yang mengutusku kepadamu."
Menurut suatu riwayat, saat Maryam mengingatkan Jibril kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, maka Malaikat Jibril gemetar karena takut dan ujudnya kembali berubah seperti rupa aslinya, lalu berkata:
Sesungguhnya aku ini hanya seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci.
Menurut Abu Amr ibnul Ala, lafaz li-ahaba dibaca liyahaba, artinya Dia akan memberimu seorang anak laki-laki yang suci.
Abu Amr ibnul Ala adalah seorang ahli qiraat yang terkenal. Sedangkan ulama lainnya membacanya seperti berikut:
..untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci.
Yakni dengan bacaan li-ahaba.
Masing-masing dari kedua qiraat tersebut mempunyai alasan yang baik dan makna yang benar, juga mempunyai kesimpulan yang sama.