Wa Laqad Şarrafnā Fī Hādhā Al-Qur'āni Liyadhdhakkarū Wa Mā Yazīduhum 'Illā Nufūrāan.
Dan sungguh, dalam Al-Qur'an ini telah Kami (jelaskan) berulang-ulang (peringatan), agar mereka selalu ingat. Tetapi (peringatan) itu hanya menambah mereka lari (dari kebenaran).
Qul Law Kāna Ma`ahu 'Ālihatun Kamā Yaqūlūna 'Idhāan Lābtaghaw 'Ilaá Dhī Al-`Arshi Sabīlāan.
Katakanlah (Muhammad), “Jika ada tuhan-tuhan di samping-Nya, sebagai-mana yang mereka katakan, niscaya tuhan-tuhan itu mencari jalan kepada Tuhan yang mempunyai ’Arsy.”
Subĥānahu Wa Ta`ālaá `Ammā Yaqūlūna `Ulūwāan Kabīrāan.
Mahasuci dan Mahatinggi Dia dari apa yang mereka katakan, luhur dan agung (tidak ada bandingannya).
Tusabbiĥu Lahu As-Samāwātu As-Sab`u Wa Al-'Arđu Wa Man Fīhinna Wa 'In Min Shay'in 'Illā Yusabbiĥu Biĥamdihi Wa Lakin Lā Tafqahūna Tasbīĥahum 'Innahu Kāna Ĥalīmāan Ghafūrāan.
Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tidak ada sesuatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka. Sungguh, Dia Maha Penyantun, Maha Pengampun.
Wa 'Idhā Qara'ta Al-Qur'āna Ja`alnā Baynaka Wa Bayna Al-Ladhīna Lā Yu'uminūna Bil-'Ākhirati Ĥijābāan Mastūrāan.
Dan apabila engkau (Muhammad) membaca Al-Qur'an, Kami adakan suatu dinding yang tidak terlihat antara engkau dan orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat,
Wa Ja`alnā `Alaá Qulūbihim 'Akinnatan 'An Yafqahūhu Wa Fī 'Ādhānihim Waqrāan Wa 'Idhā Dhakarta Rabbaka Fī Al-Qur'āni Waĥdahu Wa Llaw `Alaá 'Adbārihim Nufūrāan.
Dan Kami jadikan hati mereka tertutup dan telinga mereka tersumbat, agar mereka tidak dapat memahaminya. Dan apabila engkau menyebut Tuhanmu saja dalam Al-Qur'an, mereka berpaling ke belakang melarikan diri (karena benci).
Naĥnu 'A`lamu Bimā Yastami`ūna Bihi 'Idh Yastami`ūna 'Ilayka Wa 'Idh Hum Najwaá 'Idh Yaqūlu Až-Žālimūna 'In Tattabi`ūna 'Illā Rajulāan Masĥūrāan.
Kami lebih mengetahui dalam keadaan bagaimana mereka mendengarkan sewaktu mereka mendengarkan engkau (Muhammad), dan sewaktu mereka berbisik-bisik (yaitu) ketika orang zalim itu berkata, “Kamu hanyalah mengikuti seorang laki-laki yang kena sihir.”
Anžur Kayfa Đarabū Laka Al-'Amthāla Fađallū Falā Yastaţī`ūna Sabīlāan.
Lihatlah bagaimana mereka membuat perumpamaan untukmu (Muhammad); karena itu mereka menjadi sesat dan tidak dapat lagi menemukan jalan (yang benar).
Wa Qālū 'A'idhā Kunnā `Ižāmāan Wa Rufātāan 'A'innā Lamab`ūthūna Khalqāan Jadīdāan.
Dan mereka berkata, “Apabila kami telah menjadi tulang-belulang dan benda-benda yang hancur, apakah kami benar-benar akan dibangkitkan kembali sebagai makhluk yang baru?”
Qul Kūnū Ĥijāratan 'Aw Ĥadīdāan.
Katakanlah (Muhammad), “Jadilah kamu batu atau besi,