Wa Al-Ladhīna Yaşilūna Mā 'Amara Allāhu Bihi 'An Yūşala Wa Yakhshawna Rabbahum Wa Yakhāfūna Sū'a Al-Ĥisābi.
dan orang-orang yang menghubungkan apa yang diperintahkan Allah agar dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk.
Wa Al-Ladhīna Şabarū Abtighā'a Wajhi Rabbihim Wa 'Aqāmū Aş-Şalāata Wa 'Anfaqū Mimmā Razaqnāhum Sirrāan Wa `Alāniyatan Wa Yadra'ūna Bil-Ĥasanati As-Sayyi'ata 'Ūlā'ika Lahum `Uqbaá Ad-Dāri.
Dan orang yang sabar karena mengharap keridaan Tuhannya, melaksanakan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang itulah yang men-dapat tempat kesudahan (yang baik),
Jannātu `Adnin Yadkhulūnahā Wa Man Şalaĥa Min 'Ābā'ihim Wa 'Azwājihim Wa Dhurrīyātihim Wa Al-Malā'ikatu Yadkhulūna `Alayhim Min Kulli Bābin.
(yaitu) surga-surga ‘Adn, mereka masuk ke dalamnya bersama dengan orang yang saleh dari nenek moyangnya, pasangan-pasangannya, dan anak cucunya, sedang para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu;
Salāmun `Alaykum Bimā Şabartum Fani`ma `Uqbaá Ad-Dāri.
(sambil mengucapkan), “Selamat sejahtera atasmu karena kesabaranmu.” Maka alangkah nikmatnya tempat kesudahan itu.
Wa Al-Ladhīna Yanquđūna `Ahda Allāhi Min Ba`di Mīthāqihi Wa Yaqţa`ūna Mā 'Amara Allāhu Bihi 'An Yūşala Wa Yufsidūna Fī Al-'Arđi 'Ūlā'ika Lahumu Al-La`natu Wa Lahum Sū'u Ad-Dāri.
Dan orang-orang yang melanggar janji Allah setelah diikrarkannya, dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah agar disambungkan dan berbuat kerusakan di bumi; mereka itu memperoleh kutukan dan tempat kediaman yang buruk (Jahanam).
Allāhu Yabsuţu Ar-Rizqa Liman Yashā'u Wa Yaqdiru Wa Fariĥū Bil-Ĥayāati Ad-Dunyā Wa Mā Al-Ĥayāatu Ad-Dunyā Fī Al-'Ākhirati 'Illā Matā`un.
Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan membatasi (bagi siapa yang Dia kehendaki). Mereka bergembira dengan kehidupan dunia, padahal kehidupan dunia hanyalah kesenangan (yang sedikit) dibanding kehidupan akhirat.
Wa Yaqūlu Al-Ladhīna Kafarū Lawlā 'Unzila `Alayhi 'Āyatun Min Rabbihi Qul 'Inna Allāha Yuđillu Man Yashā'u Wa Yahdī 'Ilayhi Man 'Anāba.
Dan orang-orang kafir berkata, “Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) tanda (mukjizat) dari Tuhannya?” Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan memberi petunjuk orang yang bertobat kepada-Nya,”
Al-Ladhīna 'Āmanū Wa Taţma'innu Qulūbuhum Bidhikri Allāhi 'Alā Bidhikri Allāhi Taţma'innu Al-Qulūbu.
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.
Al-Ladhīna 'Āmanū Wa `Amilū Aş-Şāliĥāti Ţūbaá Lahum Wa Ĥusnu Ma'ābin.
Orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka mendapat kebahagiaan dan tempat kembali yang baik.
Kadhālika 'Arsalnāka Fī 'Ummatin Qad Khalat Min Qablihā 'Umamun Litatluwa `Alayhim Al-Ladhī 'Awĥaynā 'Ilayka Wa Hum Yakfurūna Bir-Raĥmani Qul Huwa Rabbī Lā 'Ilāha 'Illā Huwa `Alayhi Tawakkaltu Wa 'Ilayhi Matābi.
Demikianlah, Kami telah mengutus engkau (Muhammad) kepada suatu umat yang sungguh sebelumnya telah berlalu beberapa umat, agar engkau bacakan kepada mereka (Al-Qur'an) yang Kami wahyukan kepadamu, padahal mereka ingkar kepada Tuhan Yang Maha Pengasih. Katakanlah, “Dia Tuhanku, tidak ada tuhan selain Dia; hanya kepada-Nya aku bertawakal dan hanya kepada-Nya aku bertobat.”