Qālū Sanurāwidu `Anhu 'Abāhu Wa 'Innā Lafā`ilūna.
Mereka berkata, “Kami akan membujuk ayahnya (untuk membawanya) dan kami benar-benar akan melaksanakannya.”
Wa Qāla Lifityānihi Aj`alū Biđā`atahum Fī Riĥālihim La`allahum Ya`rifūnahā 'Idhā Anqalabū 'Ilaá 'Ahlihim La`allahum Yarji`ūna.
Dan dia (Yusuf) berkata kepada pelayan-pelayannya, “Masukkanlah barang-barang (penukar) mereka ke dalam karung-karungnya, agar mereka mengetahuinya apabila telah kembali kepada keluarganya, mudah-mudahan mereka kembali lagi.”
Falammā Raja`ū 'Ilaá 'Abīhim Qālū Yā 'Abānā Muni`a Minnā Al-Kaylu Fa'arsil Ma`anā 'Akhānā Naktal Wa 'Innā Lahu Laĥāfižūna.
Maka ketika mereka telah kembali kepada ayahnya (Yakub) mereka berkata, “Wahai ayah kami! Kami tidak akan mendapat jatah (gandum) lagi, (jika tidak membawa saudara kami), sebab itu biarkanlah saudara kami pergi bersama kami agar kami mendapat jatah, dan kami benar-benar akan menjaganya.”
Qāla Hal 'Āmanukum `Alayhi 'Illā Kamā 'Amintukum `Alaá 'Akhīhi Min Qablu Fa-Allāhu Khayrun Ĥāfižāan Wa Huwa 'Arĥamu Ar-Rāĥimīna.
Dia (Yakub) berkata, “Bagaimana aku akan mempercayakannya (Bunyamin) kepadamu, seperti aku telah mempercayakan saudaranya (Yusuf) kepada kamu dahulu?” Maka Allah adalah penjaga yang terbaik dan Dia Maha Penyayang di antara para penyayang.
Wa Lammā Fataĥū Matā`ahum Wa Jadū Biđā`atahum Ruddat 'Ilayhim Qālū Yā 'Abānā Mā Nabghī Hadhihi Biđā`atunā Ruddat 'Ilaynā Wa Namīru 'Ahlanā Wa Naĥfažu 'Akhānā Wa Nazdādu Kayla Ba`īrin Dhālika Kaylun Yasīrun.
Dan ketika mereka membuka barang-barangnya, mereka menemukan barang-barang (penukar) mereka dikembalikan kepada mereka. Mereka berkata, “Wahai ayah kami! Apalagi yang kita inginkan. Ini barang-barang kita dikembalikan kepada kita, dan kita akan dapat memberi makan keluarga kita, dan kami akan memelihara saudara kami, dan kita akan mendapat tambahan jatah (gandum) seberat beban seekor unta. Itu suatu hal yang mudah (bagi raja Mesir).”
Qāla Lan 'Ursilahu Ma`akum Ĥattaá Tu'utūni Mawthiqāan Mina Allāhi Lata'tūnanī Bihi 'Illā 'An Yuĥāţa Bikum Falammā 'Ātawhu Mawthiqahum Qāla Allāhu `Alaá Mā Naqūlu Wa Kīlun.
Dia (Yakub) berkata, “Aku tidak akan melepaskannya (pergi) bersama kamu, sebelum kamu bersumpah kepadaku atas (nama) Allah, bahwa kamu pasti akan membawanya kepadaku kembali, kecuali jika kamu dikepung (musuh).” Setelah mereka mengucapkan sumpah, dia (Yakub) berkata, “Allah adalah saksi terhadap apa yang kita ucapkan.”
Wa Qāla Yā Banīya Lā Tadkhulū Min Bābin Wāĥidin Wa Adkhulū Min 'Abwābin Mutafarriqatin Wa Mā 'Ughnī `Ankum Mina Allāhi Min Shay'in 'In Al-Ĥukmu 'Illā Lillāhi `Alayhi Tawakkaltu Wa `Alayhi Falyatawakkal Al-Mutawakkilūna.
Dan dia (Yakub) berkata, “Wahai anak-anakku! Janganlah kamu masuk dari satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berbeda; namun demikian aku tidak dapat mempertahankan kamu sedikit pun dari (takdir) Allah. Keputusan itu hanyalah bagi Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya pula bertawakallah orang-orang yang bertawakal.”
Wa Lammā Dakhalū Min Ĥaythu 'Amarahum 'Abūhum Mmā Kāna Yughnī `Anhum Mmina Allāhi Min Shay'in 'Illā Ĥājatan Fī Nafsi Ya`qūba Qađāhā Wa 'Innahu Ladhū `Ilmin Limā `Allamnāhu Wa Lakinna 'Akthara An-Nāsi Lā Ya`lamūna.
Dan ketika mereka masuk sesuai dengan perintah ayah mereka, (masuknya mereka itu) tidak dapat menolak sedikit pun keputusan Allah, (tetapi itu) hanya suatu keinginan pada diri Yakub yang telah ditetapkannya. Dan sesungguhnya dia mempunyai pengetahuan, karena Kami telah mengajarkan kepadanya. Tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
Wa Lammā Dakhalū `Alaá Yūsufa 'Āwaá 'Ilayhi 'Akhāhu Qāla 'Innī 'Anā 'Akhūka Falā Tabta'is Bimā Kānū Ya`malūna.
Dan ketika mereka masuk ke (tempat) Yusuf, dia menempatkan saudaranya (Bunyamin) di tempatnya, dia (Yusuf) berkata, “Sesungguhnya aku adalah saudaramu, jangan engkau bersedih hati terhadap apa yang telah mereka kerjakan.”
Falammā Jahhazahum Bijahāzihim Ja`ala As-Siqāyata Fī Raĥli 'Akhīhi Thumma 'Adhdhana Mu'uadhdhinun 'Ayyatuhā Al-`Īru 'Innakum Lasāriqūna.
Maka ketika telah disiapkan bahan makanan untuk mereka, dia (Yusuf) memasukkan piala ke dalam karung saudaranya. Kemudian berteriaklah seseorang yang menyerukan, “Wahai kafilah! Sesungguhnya kamu pasti pencuri.”