اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَۗ ( الكوثر: ١ )
'Innā 'A`ţaynāka Al-Kawthara. (al-Kawthar 108:1)
Artinya:
Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak. (QS. [108] Al-Kausar : 1)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Wahai Nabi Muhammad, sungguh Kami telah memberimu nikmat yang banyak dan langgeng, meliputi kenikmatan duniawi maupun ukhrawi, seperti kenabian, Al-Qur’an, syafaat, telaga di surga, dan sebagainya.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Dalam ayat ini, Allah menerangkan bahwa Dia telah memberi Nabi Muhammad nikmat dan anugerah yang tidak dapat dihitung banyaknya dan tidak dapat dinilai tinggi mutunya, walaupun (orang musyrik) memandang hina dan tidak menghargai pemberian itu disebabkan kekurangan akal dan pengertian mereka. Pemberian itu berupa kenabian, agama yang benar, petunjuk-petunjuk dan jalan yang lurus yang membawa kepada kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
Orang-orang musyrik di Mekah dan orang-orang munafik di Medinah mencemoohkan dan mencaci-maki Nabi saw sebagai berikut:
1.Pengikut-pengikut Muhammad saw terdiri dari orang-orang biasa yang tidak mempunyai kedudukan. Kalau agama yang dibawanya itu benar, tentu yang menjadi pengikut-pengikutnya orang-orang mulia yang berkedudukan di antara mereka. Ucapan ini bukanlah suatu keanehan, karena kaum Nuh juga dahulu kala telah menyatakan yang demikian kepada Nabi Nuh as sebagaimana firman Allah:
Maka berkatalah para pemuka yang kafir dari kaumnya, "Kami tidak melihat engkau, melainkan hanyalah seorang manusia (biasa) seperti kami, dan kami tidak melihat orang yang mengikuti engkau, melainkan orang yang hina dina di antara kami yang lekas percaya. Kami tidak melihat kamu memiliki suatu kelebihan apa pun atas kami, bahkan kami menganggap kamu adalah orang pendusta." (Hud/11 : 27)
Sunnatullah yang berlaku di antara hamba-hamba Allah bahwa mereka yang cepat menerima panggilan para rasul adalah orang-orang biasa atau orang lemah karena mereka tidak takut kehilangan pangkat atau kedudukan, karena tidak mempunyai keduanya. Dari itu pertentangan terus-menerus terjadi antara yang merasa terpandang dengan para rasul, tetapi Allah senantiasa membantu para rasul-Nya dan menunjang dakwah mereka.
Begitulah sikap penduduk Mekah terhadap dakwah Nabi Muhammad. Pembesar-pembesar dan orang-orang yang berkedudukan tidak mau mengikuti Nabi karena benci kepada beliau dan terhadap orang-orang biasa yang menjadi pengikut beliau.
2.Orang-orang Mekah bila melihat anak-anak Nabi Muhammad meninggal dunia, mereka berkata, "Sebutan Muhammad akan lenyap dan ia akan mati punah." Mereka mengira bahwa kematian itu suatu kekurangan lalu mereka mengejek Nabi dan berusaha menjauhkan manusia dari beliau.
3.Orang-orang Mekah bila melihat suatu musibah atau kesulitan yang menimpa pengikut-pengikut Nabi, bergembira dan bersenang hati. Mereka menunggu kehancuran para pengikut Nabi, sehingga kedudukan mereka semula yang telah diguncangkan oleh agama baru itu kembali mereka peroleh.
Pada surah ini, Allah menyampaikan kepada rasul-Nya, bahwa tuduhan-tuduhan yang dilontarkan oleh orang-orang musyrik itu adalah suatu prasangka yang tidak ada artinya sama sekali. Namun semua itu adalah untuk membersihkan jiwa-jiwa yang masih dapat dipengaruhi oleh isu-isu tersebut dan untuk mematahkan tipu daya orang-orang musyrik, agar mereka mengetahui bahwa perjuangan Nabi saw pasti akan menang dan pengikut-pengikut beliau pasti akan bertambah banyak.
Al-Kautsar diartikan sebagai sungai di surga yang dianugerahkan Allah kepada Nabi Muhammad, dan ada pula yang berpendapat bahwa al-kautsar bermakna kebaikan yang banyak.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Fudail, dari Al-Mukhtar ibnu Fulful, dari Anas ibnu Malik yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. menundukkan kepalanya sejenak, lalu beliau mengangkat kepalanya seraya tersenyum. Beliau bersabda kepada mereka, atau mereka bertanya kepada beliau Saw., "Mengapa engkau tersenyum?" Maka Rasulullah Saw. menjawab, "Sesungguhnya barusan telah diturunkan kepadaku suatu surat." Lalu beliau membaca firman-Nya: Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu Al-Kautsar. (Al-Kautsar: l), hingga akhir surat. Lalu Rasulullah Saw. bersabda, "Tahukan kalian, apakah Al-Kautsar itu?" Mereka menjawab, "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui." Rasulullah bersabda:
Al-Kautsar adalah sebuah sungai (telaga) yang diberikan kepadaku oleh Tuhanku di dalam surga, padanya terdapat kebaikan yang banyak, umatku kelak akan mendatanginya di hari kiamat; jumlah wadah-wadah (bejana-bejana)nya sama dengan bilangan bintang-bintang. Diusir darinya seseorang hamba, maka aku berkata, "Ya Tuhanku, sesungguhnya dia dari umatku.” Maka dikatakan, "Sesungguhnya kamu tidak mengetahui apa yang telah dibuat-buatnya sesudahmu."
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad dengan sanad Sulasi ini dan juga konteks yang sama dari Muhammad ibnu Fudail, dari Al-Mukhtar ibnu Fulfill, dari Anas ibnu Malik.
Telah disebutkan sehubungan dengan gambaran tentang telaga ini di hari kiamat, bahwa tercurahkan kepadanya air dari langit melalui dua talang, dan bahwa bejana-bejananya bilangannya sama dengan bintang-bintang di langit. Imam Muslim, Imam Abu Daud, dan Imam Nasai telah meriwayatkannya melalui jalur Ali ibnu Mis-har dan Muhammad ibnu Fudail; keduanya dari Al-Mukhtar ibnu Fulfill, dari Anas.
Menurut lafaz Imam Muslim, disebutkan bahwa ketika Rasulullah Saw. berada di hadapan kami di masjid, tiba-tiba beliau menundukkan kepalanya sejenak, kemudian mengangkat kepalanya seraya tersenyum. Maka kami bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah yang menyebabkan engkau tertawa?" Rasulullah Saw. menjawab: Sesungguhnya telah diturunkan kepadaku barusan suatu surat. Maka beliau Saw. membaca firman-Nya: Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu dan berkorbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu, dialah yang terputus. (Al-Kautsar: 1-3) Kemudian beliau Saw. bersabda: "Tahukah kamu, apakah Al-Kautsar itu?” Kami menjawab, "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Rasulullah Saw. bersabda,
"Sesungguhnya Al-Kautsar adalah sebuah sungai (telaga) yang telah dijanjikan oleh Tuhanku untukku, padanya terdapat kebaikan yang banyak. Al-Kautsar merupakan telaga yang akan didatangi oleh umatku kelak di hari kiamat, jumlah bejananya sama dengan bilangan bintang-bintang di langit, maka diusirlah darinya seorang hamba dari mereka, lalu aku berkata, "Ya Tuhanku, sesungguhnya dia dari kalangan umatku.” Maka Dia berfirman, "Sesungguhnya kamu tidak mengetahui apa yang telah dibuat-buatnya sesudahmu.
sebagian besar ulama ahli qiraat mengatakan berdasarkan dalil ayat ini, bahwa surat ini adalah surat Madaniyah. Dan kebanyakan ulama fiqih mengatakan bahwa Basmalahnya merupakan bagian dari surat dan diturunkan bersama-sama dengan surat ini.
Adapun mengenai firman-Nya:
Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu Al-Kautsar. (Al-Kautsar: 1)
Dalam hadis yang lalu telah disebutkan bahwa Al-Kautsar adalah nama sebuah sungai di dalam surga.
Imam Ahmad telah meriwayatkan melalui jalur lain dari Anas; untuk itu ia mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Affan, telah menceritakan kepada kami Hammad, telah menceritakan kepada kami Sabit, dari Anas, bahwa ia membaca firman-Nya: Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu Al-Kautsar. (Al-Kautsar: 1) Lalu ia mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
Aku diberi Al-Kautsar, dan ternyata ia adalah sebuah sungai yang mengalir, tetapi tidak dibedahkan sebagai mana sungai. Dan ternyata kedua tepinya adalah kubah-kubah dari mutiara; lalu aku menyentuhkan tanganku ke tanahnya, dan ternyata ia seharum minyak kesturi yang sangat harum baunya, dan ternyata batu-batu kerikilnya dari mutiara.
Imam Ahmad mengatakan. telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abu Adiy, dari Humaid, dari Anas yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
Aku masuk ke dalam surga, dan tiba-tiba aku melihat sebuah sungai yang kedua tepinya dipenuhi oleh kemah-kemah dari mutiara, lalu aku sentuhkan tanganku ke tanah yang dialiri airnya, tiba-tiba ia adalah minyak kesturi yang sangat harum baunya. Aku bertanya, "Hai Jibril, apakah ini?” Jibril menjawab, "Ini adalah Al-Kautsar yang diberikan oleh Allah Swt. kepadamu.”
Imam Bukhari di dalam kitab sahihnya dan Imam Muslim telah meriwayatkan melalui hadis Syaiban ibnu Abdur Rahman, dari Qatadah, dari Anas ibnu Malik yang mengatakan bahwa setelah Nabi Saw. dibawa naik ke langit, beliau menceritakan:
Aku datang ke sebuah sungai yang kedua tepinya dipenuhi oleh kemah-kemah dari mutiara yang dilubangi, lalu aku bertanya, "Apakah ini, hai Jibril?” Jibril berkata, "Ini adalah Sungai Al-Kautsar.”
Demikianlah menurut lafaz Imam Bukhari rahimahullah. Ibnu Jarir mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Ar-Rabi', telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb, dari Sulaiman ibnu Bilal, dari Syarik ibnu Abu Namir; ia pernah mendengar Anas menceritakan hadis berikut kepadanya (dan teman-temannya), bahwa ketika Rasulullah Saw. melakukan Isra, Jibril membawanya naik ke langit terdekat, tiba-tiba Nabi Saw. melihat sebuah sungai yang padanya terdapat sebuah gedung dari mutiara dan zabarjad. Lalu Nabi Saw. mencium bau tanahnya, dan ternyata baunya harum seperti minyak kesturi, lalu beliau Saw. bertanya, "Hai Jibril, sungai apakah ini?" Jibril menjawab, "Ini adalah Sungai Al-Kautsar yang disediakan oleh Tuhanmu untukmu."
Hadis mengenai Isra ini telah disebutkan di dalam tafsir surat Al-Isra melalui jalur Syarik, dari Anas, dari Nabi Saw.'yang hadisnya diketengahkan di dalam kitab Sahihain.
Sa'id telah meriwayatkan dari Qatadah, dari Anas, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
Ketika aku sedang berjalan di dalam sungai, tiba-tiba terbentang di hadapanku sebuah sungai yang kedua tepinya penuh dengan kemah-kemah mutiara yang berlubang. Maka berkatalah malaikat yang menemaninya, "Tahukah kamu apakah sungai ini? Inilah Al-Kautsar yang akan diberikan Allah kepadamu.” Lalu Nabi Saw. memasukkan tangannya ke tanah dan mengeluarkan dari tanahnya minyak kesturi (yang harum baunya).
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Sulaiman ibnu Tarkhan dan Ma'mar serta Hammam dan lain-lainnya dari Qatadah dengan sanad yang sama.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Abu Syuraih, telah menceritakan kepada kami Abu Ayyub Al-Abbas, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Sa'd, telah menceritakan kepadaku Muhammad ibnu Abdul Wahhab (keponakan Ibnu Syihab), dari ayahnya, dari Anas yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. pernah ditanya mengenai makna Al-Kautsar, maka beliau Saw. menjawab: Al-Kautsar adalah sebuah sungai yang diberikan Allah kepadaku di dalam surga, tanahnya adalah minyak kesturi (airnya) lebih putih daripada air susu dan rasanya lebih manis daripada madu; sungai itu didatangi oleh burung-burung yang lehernya seperti leher unta. Abu Bakar berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya burung itu benar-benar lezat dagingnya." Rasulullah Saw. menjawab: Aku akan memakan dagingnya dan merasakan kelezatan (kenikmatan)nya.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Salamah Al-Khuza'i, telah menceritakan kepada kami Al-Lais, dari Yazid ibnul Had, dari Abdul Wahhab, dari Abdullah ibnu Muslim ibnu Syihab, dari Anas, bahwa seorang lelaki pernah bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah Al-Kautsar itu?" Rasulullah Saw. bersabda: "Al-Kautsar adalah sebuah sungai di dalam surga yang diberikan oleh Tuhanku untukku. Airnya lebih putih daripada air susu dan rasanya lebih manis daripada madu, padanya terdapat burimg-burung yang lehernya seperli leher unta.” Umar bertanya, "Wahai Rasulullah, sudah tentu dagingnya amat lezat.” Rasulullah Saw. bersabda, "Aku akan memakannya dan merasakan kelezatannya, hai Umar.”
Ibnu Jarir meriwayatkannya melalui hadis Az-Zuhri dari saudaranya (yaitu Abdullah), dari Anas, bahwa ia pernah bertanya kepada Rasulullah Saw. tentang Al-Kautsar, maka disebutkan hal yang semisal dengan hadis di atas.
Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Khalid ibnu Yazid Al-Kahili, telah menceritakan kepada kami Israil, dari Abu Ishaq, dari Abu Ubaidah, dari Aisyah r.a. Bahwa ia pernah bertanya kepada Aisyah tentang makna firman-Nya: Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu Al-Kautsar. (Al-Kautsar: 1) Maka Siti Aisyah r.a. menjawab, "'Al-Kautsar adalah sebuah sungai yang diberikan kepada Nabi kalian, kedua tepinya berupa mutiara yang berlubang, jumlah bejana-bejananya sama dengan bilangan bintang-bintang di langit." Kemudian Imam Bukhari mengatakan bahwa Zakaria, Abul Ahwas dan Mutarrif telah meriwayatkannya dari Abu Ishaq; Imam Ahmad dan Imam Nasai meriwayatkannya melalui jalur Mutarrif dengan sanad yang sama.
Ibnu Jarir mengatakan. telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah menceritakan kepada kami Wakr, dari Sufyan dan Israil, dari Abu Ishaq, dari Abu Ubaidah, dari Aisyah yang mengatakan bahwa. Al-Kautsar adalah nama sebuah sungai di dalam surga yang kedua tepinya mutiara yang berlubang. Israil mengatakan bahwa Al-Kautsar adalah sebuah sungai di dalam surga yang padanya terdapat bejana-bejana yang bilangannya sama dengan bintang-bintang di langit.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Humaid, telah menceritakan kepada kami Ya'qub Al-Qummi, dari Hafs ibnu Humaid, dari Syamir ibnu Atiyyah, dari Syaqiq atau Masruq yang mengatakan bahwaaku bertanya kepada Siti Aisyah, ''Wahai Ummul Mu’minin, ceritakanlah kepadaku tentang Al-Kautsar? Aisyah menjawab, "Sebuah sungai di lembah surga." Aku bertanya, "Apakah yang dimaksud dengan lembah surga?" Aisyah menjawab, "Terletak dibagian tengahnya, kedua tepinya penuh dengan gedung-gedung dari mutiara dan yaqut, dan tanahnya seharum minyak kesturi, sedangkan batu kerikilnya dari mutiara dan yaqut.
Ibnu Jarir mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah menceritakan kepada kami Waki', dari Abu Ja'far Ar-Razi, dari Ibnu Abu Najih, dari Aisyah r.a. yang mengatakan, "Barang siapa yang ingin mendengarkan gemerciknya air Telaga Kautsar, hendaklah ia menutupkan kedua jari telunjuknya ke kedua lubang telinganya. Riwayat ini terdapat mata rantai yang putus antara Ibnu Abu Najih dan Siti Aisyah r.a. Dan menurut sebagian riwayat dari seorang lelaki, dari Aisyah, disebutkan bahwa makna yang dimaksud ialah suarayang semisal dengan itu, bukan berarti suaranya persis, seperti itu; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui. As-Suhaili mengatakan bahwa Imam Daruqutni telah meriwayatkannya secara marfu' melalui jalur Malik ibnu Magul, dari Asy-Sya'bi, dari Masruq, dari Aisyah, dari Nabi Saw.
Kemudian Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ya'qub ibnu Ibrahim, telah menceritakan kepada kami Hasyim. telah menceritakan kepada kami Abu Bisyr, dari Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas r.a. yang mengatakan sehubungan dengan Al-Kautsar, bahwa Al-Kautsar adalah kebaikan yang banyak yang diberikan oleh Allah kepada Nabi Saw.
Abu Bisyr mengatakan bahwa ia pernah berkata kepada Sa'id ibnu Jubair, bahwa sesungguhnya orang-orang mengira Al-Kautsar adalah sebuah sungai di dalam surga. Maka Sa'id menjawab. bahwa sungai di dalam surga termasuk kebaikan yang diberikan oleh Allah Swt. kepada Nabi Saw.
Abu Bisyr telah meriwayatkannya pula melalui hadis Hasyim, dari Abu Bisyr dan Ata ibnus Sa’ib, dari Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas r.a. yang mengatakan bahwa Al-Kautsar adalah kebaikan yang banyak.
As-Sauri telah meriwayatkan dari Ata ibnus Sa’ib, dari Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa Al-Kautsar artinya kebaikan yang banyak. Dan tafsir ini bersifat lebih umum mencakup sungai dan nikmat lainnya. Mengingat lafaz Al-Kautsar berasal dari Al-Ka'srah yang artinya kebaikan yang banyak, dan di antaranya ialah sungai tersebut di dalam surga. Pendapat ini dikatakan oleh Ibnu Abbas, Ikrimah, Sa'id ibnu Jubair, Mujahid, Muharib ibnu Disar, dan Al-Hasan ibnu Abul Hasan Al-Basri, sehingga Mujahid mengatakan bahwa Al-Kautsar adalah kebaikan yang banyak di dunia dan akhirat.
Ikrimah mengatakan bahwa. Al-Kautsar adalah kenabian, Al-Qur'an, dan pahala di akhirat. Tetapi telah terbuktikan kesahihan sebuah riwayat yang bersumber dari Ibnu Abbas menyebutkan bahwa dia menakwilkannya pula dengan makna sebuah sungai di dalam surga.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah menceritakan kepada kami Umar ibnu Ubaid, dari Ata, dari Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa Al-Kautsar adalah sebuah sungai di dalam surga yang kedua tepinya dari emas dan perak, mengalir di atas yaqut dan mutiara, airnya lebih putih daripada salju, dan rasanya lebih manis daripada madu. Al-Aufi telah meriwayatkan hal yang semisal dari Ibnu Abbas.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Ya'qub, telah menceritakan kepada kami Hasyim, telah menceritakan kepada kami Ata ibnus Sa’ib dari Muharib ibnu Disar, dari Ibnu Umar, dia mengatakan bahwa Al-Kautsar adalah sebuah sungai di dalam surga yang kedua tepinya dari emas dan perak, mengalir di atas mutiara dan yaqut, airnya lebih putih daripada susu, dan rasanya lebih manis daripada madu. Hal yang semisal telah diriwayatkan pula oleh Imam Turmuzi dari ibnu Humaid, dari Jarir, dari Ata ibnu Sa’ib dengan sanad dan lafaz yang semisal secara mauqufhanya sampai pada Ibnu Abbas.
Tetapi telah diriwayatkan pula hal yang semisal secara marfu', Imam Ahmad mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Hafs, telah menceritakan kepada kami Warqa yang mengatakan bahwa Ata telah meriwayatkan dari Muharib ibnu Disar, dari Ibnu Umar yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
Al-Kautsar adalah sebuah sungai di dalam surga yang kedua tepinya dari emas, airnya mengalir di atas mutiara, dan warnanya lebih putih daripada susu dan rasanya lebih manis daripada madu.
Hal yang semisal telah diriwayatkan oleh Imam Turmuzi, Ibnu Majah, Ibnu Abu Hatim, dan Ibnu Jarir melalui jalur Muhammad ibnu Fudail, dari Ata ibnus Sa’ib secara inarfu', Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan sahih.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Ya'qub, telah menceritakan kepada kami Ibnu Aliyyah, telah menceritakan kepada kami Ata ibnus Sa’ib yang mengatakan bahwa Muharib ibnu Disar telah menceritakan kepadanya apa yang telah dikatakan oleh Sa’id ibnu Jubair tentang Al-Kautsar. Muharib ibnu Disar mengatakan bahwa Sa'id ibnu Jubair telah menceritakan kepada kami dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa Al-Kautsar adalah kebaikan yang banyak. Lalu Sa'id ibnu Jubair mengatakan bahwa benar, sesungguhnya Al-Kautsar adalah kebaikan yang banyak. Akan.tetapi, telah menceritakan kepada kami Ibnu Umar, bahwa seketika diturunkan firman-Nya: Sesungguhnya Kami telah rnemberikan kepadamu Al-Kautsar (kebaikan yang banyak). (Al-Kautsar: 1)
Maka Rasulullah Saw. bersabda:
Al-Kautsar adalah sebuah sungai di dalam surga yang kedua tepinya emas, (airnya) mengalir di atas mutiara dan yaqut.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Ibnul Burqi, telah menceritakan kepada kami Ibnu Maiyam, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ja'far ibnu Abu Kasir, telah menceritakan kepadaku Haram ibnu USman, dari Abdur Rahman Al-A'raj, dari Usamah ibnu Zaid, bahwa Rasulullah Saw. di suatu hari berkunjung ke rumah Hamzah ibnu Abdul Muttalib, dan ternyata beliau tidak menjumpainya, lalu beliau menanyakannya kepada istrinya yang berasal dari Bani Najjar. Istri Hamzah menjawab, "Hai Nabi Allah, dia baru saja keluar menuju ke rumahmu, kalau begitu barangkali dia sesat jalan di sebagian lorong-lorong Bani Najjar. Tidakkah engkau masuk lebih dahulu, wahai Rasulullah?" Maka Rasulullah Saw. masuk, dan istri Hamzah menyuguhkan kepadanya makanan hais (makanan yang terbuat dari buah kurma, minyak samin, dan tepung sawiq), maka Nabi Saw. memakan sebagian darinya. Dan istri Hamzah bertanya, "Wahai Rasulullah, kuucapkan selamat kepada engkau, sebenarnya aku ingin datang kepadamu untuk mengucapkan selamat, karena Abu Imarah pernah menceritakan kepadaku bahwa engkau telah diberi sebuah sungai di dalam surga yang dikenal dengan nama Al-Kautsar." Nabi Saw. menjawab:
Benar, dan luasnya yakni tanahnya adalah yaqut, marjan, zabarjad, dan mutiara.
Haram ibnu Usman adalah orang yang berpredikat daif, tetapi konteks hadis ini hasan, dan asal hadis ini berpredikat sahih, bahkan dapat dibilang mutawatir yang diriwayatkan melalui berbagai jalur hingga memberikan pengertian kepastian di kalangan para imam ahli hadis, demikian pula hadis-hadis yang menceritakan tentang telaga (Kautsar). Hal yang sama telah diriwayatkan dari Anas, Abul Aliyah dan Mujahid serta bukan hanya seorang dari kalangan ulama Salaf. bahwa Al-Kautsar adalah nama sebuah sungai di dalam surga. Ata mengatakan bahwa Al-Kautsar yaitu nama sebuah telaga di dalam surga.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu) hai Muhammad (Al-Kautsar) merupakan sebuah sungai di surga dan telaga milik Nabi saw. kelak akan menjadi tempat minum bagi umatnya. Al-Kautsar juga berarti kebaikan yang banyak, yaitu berupa kenabian, Alquran, syafaat dan lain sebagainya.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
[[108 ~ AL-KAUTSAR (NIKMAT YANG BANYAK) Pendahuluan: Makkiyyah, 3 ayat ~ Dalam surat ini, Allah menganugerahi Rasulullah saw. dengan memberinya kabaikan yang banyak dan nikmat yang besar di dunia dan akhirat dan memintanya untuk selalu melaksanakan salat dengan ikhlas dan mendermakan sebaik-baik hartanya sebagai suatu bentuk pengorbanan dan kesyukuran atas karunia yang dilimpahkan Allah kepadanya. Surat ini ditutup dengan suatu kabar gembira bagi Nabi Muhammad saw. berupa terputusnya kebaikan bagi orang yang membecinya.]] Sesungguhnya Kami telah melimpahkan kepadamu kebaikan yang banyak dan abadi, di dunia dan akhirat.