Wa 'Idhā 'Adhaqnā An-Nāsa Raĥmatan Min Ba`di Đarrā'a Massat/hum 'Idhā Lahum Makrun Fī 'Āyātinā Qul Allāhu 'Asra`u Makrāan 'Inna Rusulanā Yaktubūna Mā Tamkurūn.
Dan apabila Kami memberikan suatu rahmat kepada manusia, setelah mereka ditimpa bencana, mereka segera melakukan segala tipu daya (menentang) ayat-ayat Kami. Katakanlah, “Allah lebih cepat pembalasannya (atas tipu daya itu).” Sesungguhnya malaikat-malaikat Kami mencatat tipu dayamu.
Huwa Al-Ladhī Yusayyirukum Fī Al-Barri Wa Al-Baĥri Ĥattaá 'Idhā Kuntum Fī Al-Fulki Wa Jarayna Bihim Birīĥin Ţayyibatin Wa Fariĥū Bihā Jā'at/hā Rīĥun `Āşifun Wa Jā'ahumu Al-Mawju Min Kulli Makānin Wa Žannū 'Annahum 'Uĥīţa Bihim Da`aw Allāha Mukhlişīna Lahu Ad-Dīna La'in 'Anjaytanā Min Hadhihi Lanakūnanna Mina Ash-Shākirīna.
Dialah Tuhan yang menjadikan kamu dapat berjalan di daratan, (dan berlayar) di lautan. Sehingga ketika kamu berada di dalam kapal, dan meluncurlah (kapal) itu membawa mereka (orang-orang yang ada di dalamnya) dengan tiupan angin yang baik, dan mereka bergembira karenanya; tiba-tiba datanglah badai dan gelombang menimpanya dari segenap penjuru, dan mereka mengira telah terkepung (bahaya), maka mereka berdoa dengan tulus ikhlas kepada Allah semata. (Seraya berkata), “Sekiranya Engkau menyelamatkan kami dari (bahaya) ini, pasti kami termasuk orang-orang yang bersyukur.”
Falammā 'Anjāhum 'Idhā Hum Yabghūna Fī Al-'Arđi Bighayri Al-Ĥaqqi Yā 'Ayyuhā An-Nāsu 'Innamā Baghyukum `Alaá 'Anfusikum Matā`a Al-Ĥayāati Ad-Dunyā Thumma 'Ilaynā Marji`ukum Fanunabbi'ukum Bimā Kuntum Ta`malūna.
Tetapi ketika Allah menyelamatkan mereka, malah mereka berbuat kezaliman di bumi tanpa (alasan) yang benar. Wahai manusia! Sesungguhnya kezalimanmu bahayanya akan menimpa dirimu sendiri; itu hanya kenikmatan hidup duniawi, selanjutnya kepada Kamilah kembalimu, kelak akan Kami kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
'Innamā Mathalu Al-Ĥayāati Ad-Dunyā Kamā'in 'Anzalnāhu Mina As-Samā'i Fākhtalaţa Bihi Nabātu Al-'Arđi Mimmā Ya'kulu An-Nāsu Wa Al-'An`ām Ĥattaá 'Idhā 'Akhadhati Al-'Arđu Zukhrufahā Wa Azzayyanat Wa Žanna 'Ahluhā 'Annahum Qādirūna `Alayhā 'Atāhā 'Amrunā Laylāan 'Aw Nahārāan Faja`alnāhā Ĥaşīdāan Ka'an Lam Taghna Bil-'Amsi Kadhālika Nufaşşilu Al-'Āyāti Liqawmin Yatafakkarūna.
Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, hanya seperti air (hujan) yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah tanaman-tanaman bumi dengan subur (karena air itu), di antaranya ada yang dimakan manusia dan hewan ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan berhias, dan pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya (memetik hasilnya), datanglah kepadanya azab Kami pada waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanaman)nya seperti tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda (kekuasaan Kami) kepada orang yang berpikir.
Wa Allāhu Yad`ū 'Ilaá Dāri As-Salāmi Wa Yahdī Man Yashā'u 'Ilaá Şirāţin Mustaqīmin.
Dan Allah menyeru (manusia) ke Darus-salam (surga), dan memberikan petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus (Islam).
Lilladhīna 'Aĥsanū Al-Ĥusnaá Wa Ziyādatun Wa Lā Yarhaqu Wujūhahum Qatarun Wa Lā Dhillatun 'Ūlā'ika 'Aşĥābu Al-Jannati Hum Fīhā Khālidūna.
Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya (kenikmatan melihat Allah). Dan wajah mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) dalam kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya.
Wa Al-Ladhīna Kasabū As-Sayyi'āti Jazā'u Sayyi'atin Bimithlihā Wa Tarhaquhum Dhillatun Mā Lahum Mina Allāhi Min `Āşimin Ka'annamā 'Ughshiyat Wujūhuhum Qiţa`āan Mina Al-Layli Mužlimāan 'Ūlā'ika 'Aşĥābu An-Nāri Hum Fīhā Khālidūna.
Adapun orang-orang yang berbuat kejahatan (akan mendapat) balasan kejahatan yang setimpal dan mereka diselubungi kehinaan. Tidak ada bagi mereka seorang pelindung pun dari (azab) Allah, seakan-akan wajah mereka ditutupi dengan kepingan-kepingan malam yang gelap gulita. Mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.
Wa Yawma Naĥshuruhum Jamī`āan Thumma Naqūlu Lilladhīna 'Ashrakū Makānakum 'Antum Wa Shurakā'uukum Fazayyalnā Baynahum Wa Qāla Shurakā'uuhum Mā Kuntum 'Īyānā Ta`budūna.
Dan (ingatlah) pada hari (ketika) itu Kami mengumpulkan mereka semuanya, kemudian Kami berkata kepada orang yang mempersekutukan (Allah), “Tetaplah di tempatmu, kamu dan para sekutumu.” Lalu Kami pisahkan mereka dan berkatalah sekutu-sekutu mereka, “Kamu sekali-kali tidak pernah menyembah kami.
Fakafaá Billāhi Shahīdāan Baynanā Wa Baynakum 'In Kunnā `An `Ibādatikum Laghāfilīna.
Maka cukuplah Allah menjadi saksi antara kami dengan kamu, sebab kami tidak tahu-menahu tentang penyembahan kamu (kepada kami).”
Hunālika Tablū Kullu Nafsin Mā 'Aslafat Wa Ruddū 'Ilaá Allāhi Mawlāhum Al-Ĥaqqi Wa Đalla `Anhum Mā Kānū Yaftarūna.
Di tempat itu (padang Mahsyar), setiap jiwa merasakan pembalasan dari apa yang telah dikerjakannya (dahulu) dan mereka dikembalikan kepada Allah, pelindung mereka yang sebenarnya, dan lenyaplah dari mereka apa (pelindung palsu) yang mereka ada-adakan.